Ana *POV*
"Ini pasti akan sangat cocok jika dipakai oleh Selena" katanya senang.
Deg!
Selena? Cincin itu untuk Selena?
Dia memintaku memilihkan cincin untuk Selena? Jadi itu bukan untukku? Pertanyaan pertanyaan gila itu terus memenuhi otakku.Dan rasanya seperti ada petir yang menyambarku yaa tepat di jantungku, dan itu rasanya sangat sakit biar ke ulang 'SANGAT SAKIT'
'Ini pasti akan sangat cocok jika dipakai oleh Selena'
'Pasti akan sangat cocok jika dipakai oleh Selena'
'Akan sangat cocok dipakai oleh Selena'
'Akan sangat cocok'
Pernyataan pahit itupun terus berputar putar diotakku seperti kaset rusak?
"Ana are you okay?" Katanya khawatir oh salah mungkin maksudku pura pura khawatir
Aku harus mencari alasan untuk pergi dari sini sekarang juga karna aku sudah tidak tahan lagi, aku ingin berteriak dan menangis."Uhh sure.. Niall?"
"Yes?"
"Aku harus pergi aku lupa akan janjiku dengan Harry"
"Soal album itu? Harry sedang pergi untuk rekaman, kalau kamu mau aku bis-"
"Ahh ti..tidak tidak! Tidak perlu repot repot, kau kan harus menyatakan cinta mu pada Selena" potongku, jujur itu keluar begitu saja dari bibirku dan itu semakin membuatku terluka.
"Ohh iya, kamu benar.. tapi aku takut, takut kalau dia menolakku" sekarang dia malah curhat.
"Berdo'a lah, jika ditolak setidaknya kamu sudah mencoba kan" kataku sambil memaksakan senyuman.
"Yeah kamu benar Ana" katanya sepeti sedang berfikir.
"Oia jadi kamu gak mau aku antar? Tenang saja urusan Sel-"
"Ahh aku akan pergi dengan Austin temanku" ucapku sambil menggandeng tangan Austin yang kebetulan lewat.
"Ana?" Sapa Austin kikuk.
"Austin anterin aku beli album yuk, mau kan" kataku sambil memberikan puppy eyes.
"Sure Princess" Ohh thanks Austin kau pahlawanku Kataku dalam hati.
"Oke Niall Kamu bisa melanjutkan rencanamu sekarang, aku bisa ditemani oleh Austin.. bye" kataku sambil menarik Austin pergi menjauh.
.
.
.
"Ana tapi toko kaset sudah kelewat, ini justru jalan kel-""Ya aku tau Austin" potongku.
"Ana.. kamu gak kenapa napa kan? Kok suara kamu bergetar, kamu nahan nang-"
Sebelum Austin selesai bicara aku sudah memeluknya, aku pun menangis dipelukannya.
'Nyaman' itu yang aku rasakan saat ini.
"Ana kalo kamu mau nangis bilang dong, jangan disini malu liat tuh diliatin banyak orang..
Udah dong, oia aku tau dimana tempat yang paling enak untuk tetiak dan nangis sekenceng kencengnya"Katanya sambil menghapus bekas air mata di pipiku lalu dia mencium kedua kelopak mataku agar aku tidak menangis lagi, dan aku hanya bisa terkekeh atas perlakuannya dan yaa tatapan orang yang melihat kami, ada yang melihat dengan arti aku-ingin-kayak-mereka ada juga yang ihh-sok-romantis.
Aku dan Austin pun pergi ketempat yang dia maksud.
Niall *POV*
Ada yang aneh dari sikap Ana setelah keluar dari toko perhiasan itu, dan tiba tiba saja dia meminta izin untuk pergi aku sudah menawarkan untuk mengantarnya tapi dia malah menolak dan memberikan alasan yang berkaitan dengan Selena, ya tentu saja aku jadi salting dan malu.
Tapi saat itu juga dia menarik tangan seorang laki laki katanya sih temannya namanya Austin tapi aku rasa mereka bukan cuma teman yaa sudah terlihat dari gerak getiknya.
"Ana?" Sapa lelaki kikuk.
"Austin anterin aku beli album yuk, mau kan" katanya sambil memberikan puppy eyesnya.
"Sure Princess" jawab lelaki itu, tuhkan apa aku bilang.
"Oke Niall Kamu bisa melanjutkan rencanamu sekarang, aku bisa ditemani oleh Austin.. bye" katanya sambil menarik Austin pergi menjauh.
"Kok kayak ada yang aneh ya?"
Tanpa pikir panjang aku pun mengikuti mereka.
.
.
.
"Lho katanya Ana mau beli album tapi kok tokonya malah dilewatin gitu aja ya?" Tanyaku pada diri sendiri.Eh tapi kok itu?
Deg!
Ana meluk Austin? Hey Ana menangis? Kenapa dia? Apa Yang dikatakan Austin hingga Ana menangis?
Semua pertanyaan itu berputar putar di otakku tapi kenapa ini? Kenapa rasanya Hatiku sakit sekali?
Beberapa lama kemudian Austin melepas pelukan Ana, lalu dia menghapus bekas air mata di pipinya Ana dan wait! Dia mencium kedua kelopak mata Ana, ada apa ini? Apa hubungan mereka? Kenapa Ana terlihat begitu nyaman?
Saat aku ingin menghampiri mereka aku dikejutkan ada seseorang yang menarik tanganku, aku pun menoleh ternyata hanya anak kecil aku pun berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan tinggiku tapi sebelum aku bertanya padanya aku ingin melihat Ana dahulu dan Boom!
Dia sudah pergi entah kemana, yasudah lagian itu tidak penting untukku tapi anehnya aku seperti merasaan ada yang mengganjal di hatiku.
'Apa itu? Seperti ada yang hilang'
____________________________________
Nah lho apa yang ilang bang?
Nah sejauh ini gimana FFnya? Seru gak? Atau malah tambah garing? Sorry yah sepertinya aku tidak berbakat :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Started From The Fans
FanficAku hanyalah sekedar Fans. Aku juga mengenalnya, huh tentu saja. Dan dia tidak mengenalku. Tapi, semua berubah saat kita tak sengaja bertemu.