~Apartement Ana~
"Jadi ini Apartement si Anne itu?" Tanya Louis aku hanya berdecak dan menjawab.
"Ana! Lou jangan men-"
"Ayo masuk, kau tau nomor kamarnya kan Niall?" Tanya Liam atau lebih tepatnya Potong Liam.
"Ya tadi aku sudah ber-"
"Cepat bilang saja nomor berapa?" Potongnya lagi dan lagi.
Aku jadi takut kalau dia berbohong soal tujuan yang dia katakan tadi.
•flashback on•
"Ayo kesana!" Potong Liam.
"Mau ngapain? Kitakan mau hangout?" Tanya Harry.
"Iya Liam kalau lo mau cari masalah sama Ana gak bakal gue biarin, gue gak mau nganterin lo!" Kataku ketus ehh ehh tapi kok kenapa aku jadi ngini ya?
"Slow down Niall, gue gak bakal ngapa ngapain dan gak bakal cari masalah" jelas Liam.
"Terus mau ngapain Payno?"
Tanya Louis yang mulai kesal, sepertinya?
"Gue cuma mau liat secantik apa sih si Ana sampai bikin Niall Horan jatuh cinta, sampe Niall Horan minta nomornya dan nganterin dia ke apartementnya" jelas Liam lagi.
"Owh dan yah, sampai dia rela ninggalin Selena Gomez" tambah si Hazza idiot.
"Ohh gezz! Gue gak bakal anterin kalian kalo gitu alesannya!" jawab gue pura pura marah tapi emang gue marah sih.
"Oh c'mon kalau kau menolak berarti memang benar dia telah membuat mu jatuh cinta dan rela meninggalkan si Gomez itu" tambah si Tommo yang sukses membuat aku jadi salting dan hey ada apa ini? Kenapa aku salting? Apa aku suka dengan dia? No no no singkirkan pikiran itu Niall.
"Yaudah aku anterin, tapi jangan macem macem!" Ancamku.
"Iya bawel" jawab mereka serempak, gezz itu menyebalkan.
•flashback off•
"Heh kau malah bengong disini" kata si Louis yang sukses membuatku tersadar.
"Oh iya tadi aku hanya mengingat, nomornya 141"
"Oke let's go" kata mereka serempak, oh tuhan semoga mereka tidak mengingkari janjinya.
***
Ana *POV*
tingnong..tingnong..
Ughh siapa sih yang gangguin gue belajar? Rese banget deh
Pas aku buka pintu apartement ternyata ada 4orang cowok yang lumayan mencurigakan yaa aku bilang 'mencurigakan' bagaimana tidak mereka memakai topi, masker, kacamata dan ya jaket yang tebal.Aku takut sekali dan tiba tiba saja salah satu dari mereka membuka masker dan kacamatanya Saat aku ingin teriak aku urungkan niatku saat melihat salah satu dari mereka ternyata Niall ya Niall Horan aku pun membuang nafasku tanda lega.
"Ughh sorry Ana membuat mu takut" kata Niall menyesal.
"Uhh tak apa Niall, dan siapa mereka?" Kataku binggung sambil menunjuk mereka satu satu.
"Kau tak ingin mempersilahkan kami masuk dulu? Mmm?" Kata seseorang dibalik masker itu?
"Kalian bukan orang jahat kan?" Kataku ragu sambil melihat ke arah Niall.
"Apa?? Apa kau kini meragukan aku? Hey Aku orang baik baik" jawab Niall meyakinkan dan kini aku merasa bersalah kepada Niall.
"Ughh sorry, oke silahkan masuk" kataku masih sedikit ragu.
"Kamar mu lumayan nyaman yah tapi sayang berantakan" kata Niall, ya bagaimana tidak aku sedang membereskan barang-barangku wajar saja jika kamarku berantakan, dan bukan berarti aku jorok ya!
"Ehh maaf aku tidak tau kalau kamu akan datang Niall, tau gitu aku tadi gak ngerjain tugas dulu" kataku menyesal.
"Oh it's ok babe" kata seseorang yang kini merangkulku dan hey Niall ada di depanku sedang duduk disofa lalu dia siapa? Saat aku melihat siapa si pemilik tangan dan ternyata dia Louis oh hanya Louis Tamlinson eh wait ituu Louis Tamlinson?? aku pun tersentak kaget.
"Slow down darl" kini aku menoleh ke asal suara dan ternyata itu Harry yapss Harry Styles.
"Wow oke, dan biar ku tebak kau Liam? Mmmm Liam Payne? Right?"
"And tadaaaa yes you right it's me Liam" katanya tersenyum.
"Wow wow wow One Direction in here oh god it's not dreams?" Kataku tak percaya.
"Haha ya ini kami One Direction babe" kata Louis meyakinkan ku.
"Your Hand Mr.Tamlinson" kata Niall dingin sambil menunjuk pinggangku, sontak aku melihat pinggangku dan reflect Louis melepas tangannya dari pinggangku.
"sorry" ucapnya menyesal.
"it's ok" jawabku lembut.
.
.
."Oke jadi ada apa kalian ber4 kesini?" Tanyaku to the point,
sambil menaruh makanan dan minuman di meja."Jadi kami kesini cuma ingin mengobrol dengan kamu Ana" kata Liam serious.
"Hey bahkan ini seperti bukan mengobrol Liam, kau terlalu serious" kini Niall mulai angkat bicara.
"Oke sorry" kata Liam menyesal dan aku hanya tersenyum.
"Jadi kamu directioner?" Tanya Harry pada ku oh ya tentu saja padaku.
"Yapp" jawabku semangat
"Kamu suka sama siapa diantara kita?" Louis mulai bertanya."I'm Nialler" jawabku yang masih terukir senyuman di bibirku.
"Wow dia punya dimples, manis sekali" ucap Harry semangat dan yang kulakukan tetap sama yeah 'smile'
Awalnya aku mengira mereka akan mengintrogasi aku tapi aku salah ya mereka hanya mengobrol dengan ku tapi sesekali mereka menanyakan tentang hidupku ya seperi lagu kesukaanku, warna kesukaan, bahkan mereka menanyai nama social mediaku yeah seperti twitter, instagram bahkan mereka meminta pin BBMku.
Yuhuuu this my lucky day!! teriaku dalam hati.
"Kamu directioner tapi kamu tidak fanatic?" Kini Niall yang bertanya uhh binggung juga mau jawab apa ya karna aku fanatic tapi aku berusaha jaga image aku di depan mereka ishh aku munafik banget yaaa.
"Oh ya aku fanatic tapi tidak tidak terlalu juga sih, hehe" jawabku cengegesan.
"Kamu punya semua lagu dan album kita? Termasuk MITAM?" Tanya Liam.
Duhh aku malu banget aku belum punya album MITAM.
"Uhh semua lagu kalian aku punya di hp and laptop video kalian juga ada, tapi kalo Album aku baru punya yang Up All Night, Take Me Home, Midnight Memories, sama Four. Aku belum punya yang MITAM aku belum sempet beli" jelasku panjang lebar atau lebih tepatnya curhat.
"Di Indonesia gak ada?" Tanya Louis.
"Ada, tapi aku pingin beli yang disini aku gak mau yang bajakan aku mau yang asli" kataku sambil tersenyum.
"Owh oke, nanti mau aku anterin beli gak?" Tanya Harry antusias.
"Sure Harry" kataku sambil mengedipkan sebelah mata.
"Aku juga mau ikut menemani kamu ya Na?" Tanya Niall dingin? Kenapa dia?
"Boleh kok Niall" kataku tersenyum dan dia membalas senyumanku dengan hangat.
*****
____________________________________Vote and Comment ditungu ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Started From The Fans
FanfictionAku hanyalah sekedar Fans. Aku juga mengenalnya, huh tentu saja. Dan dia tidak mengenalku. Tapi, semua berubah saat kita tak sengaja bertemu.