Niall *POV*
"Hay Li, Lou, and Haz" sapa Ana ramah pada mereka. tentu saja.
"Oh ternyata kamu yang datang, tau gitu aku aja yang bukain pintu" kata Louis sambil memeluk Ana.
Hentikan itu Louis! Aku benci itu! Hey sekarang ada apa denganku?, batinku
"Ahh aku rindu sekali padamu Ana" tambahnya sambil melepas pelukkannya pada Ana.
"Ahahaha aku juga Lou" kata Ana sambil terkekeh.
Sekarang apa yang kamu katakan Ana? Aku lebih benci itu, batinku
"Oh hanya Louis? Hmm?" Kata Harry yang kini mulai bergabung.
"Aku juga rindu padamu my Curly" dan mereka pun langsung berpelukan.
"Padaku?" tanya Liam sayu.
Kau juga ikut-ikutan Li, batinku lagi
"Kau juga Liam" kata Ana sambil mengisyaratkan agar Liam ikut bergabung.
"Kau juga Tommo" ajak Harry kepada Louis.
"Kau tak mau Niall?" Ajak Liam.
Tentu aku mau Li, tapi aku malu dan juga takut terlebih lagi aku sudah menjadi kekasih Selena, tapi jauh di lubuk hatiku yang paling dalam aku ingin. sangat ingin, batinku
"Tidak usah, terimakasih!" kataku akhirnya, Aku pun pergi ke kamarku.
.
.
.
"Ahahahahahaha" tawa mereka pecah dan sangat nyaring, sambil latihan vocal group kali ya-_-Aku pun merebahkan tubuhku di istriku yang ke2 yang sangat sangat empuk dan nyaman. Kasurku.
(Kalo kalian binggung siapa yang pertama, so pasti adalah makanannya haha)
"Ahhh menyebalkan!" Umpatku pelan.
"Dari pada gue tambah bete mending gue telfon Selena"
Aku pun langsung mengambil iPhoneku dan mencari contact Selena, saat sudah kutemukan aku pun langsung menelfonnya.
"Halo babe"
"Niall? Ada apa?"
"Aku hanya ingin mengobrol"
"Jangan di telfon Ni, kita ketemuan aja"
"Oh oke, mau dimana?"
"Starbucks aja"
"Oke, mau kapan?"
"Kalo kamu mau, sekarang aja gimana?"
"Oke.. aku OTW sekarang, bye babe"
"Oke deh bye Ni"
Setelah telfon tertutup aku pun langsung mengambil jaket dan dompetku lalu melangkah pergi.
Ana *POV*
Mau kemana dia? Sudah rapih begitu, apa mau bertemu dengan selena ya?, batinku
"Mau kemana Ni?" Tanya Liam.
Terimakasih Li, kau sudah mewakilkan pertanyaanku, batinku lagi
"Ketemu Selena" jawabnya singkat lalu melangkah pergi.
Deg! Sakit!
Kamu gak boleh nangis Ana! Apa lagi depan the boys, kamu gak boleh cengeng!, batinku
Tapi kini hati dan pikiranku sedang berperang, hatiku memaksaku menangis karna sudah tidak tahan menahan kepedihan ini sedangkan pikiranku menolak untuk menangis karna apa yang akan di katakan the boys saat melihatku menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Started From The Fans
أدب الهواةAku hanyalah sekedar Fans. Aku juga mengenalnya, huh tentu saja. Dan dia tidak mengenalku. Tapi, semua berubah saat kita tak sengaja bertemu.