Chapter 21

336 17 2
                                    


      "Rin kita pergi ke toko permen itu yuk." Anna menarik pergelangan tanganku.

      Sehabis kami menonton film Star Wars yang baru ini, Anna bersikeras untuk jalan-jalan di mall dulu sebelum pulang, padahal film itu sendiri berakhir cukup malam, yaitu jam setengah sembilan. Tapi, apa boleh buat. Ini malam minggu.

     Toko permen yang warna-warni itu semakin dekat dengan setiap langkah. Sesampainya kami di depan toko itu, Anna memandangku.

     "Mau ikut ke dalam?"

    Aku menggeleng. Anna pun mengangkat bahu dan memasuki toko permen itu. Bukannya aku tak suka permen, masalahnya dompetku nyaris kosong. Aku memandangi situasi sekitarku.

     Aku tenggelam dalam pikiranku. Beberapa hari yang lalu, aku mendapat kabar dari Alex bahwa ia sudah menemui ibunya. Dan dari ibunya, yang kutemui lagi di supermarket yang sama, kabarnya juga baik. Tante Rina terlihat lebih bahagia, ia tersenyum padaku sambil berterima kasih. Berkali-kali. Aku harap Alex akan mengabari atau mengunjungi ibunya secara teratur. Aku akan memastikan hal itu.

     Suara-suara ribut yang kukenal ini menarikku kembali ke kenyataan. Aku menoleh ke arah suara itu, dan melihat Ella, menenteng sebuah tas belanja H&M. Dibelakangnya, aku melihat Luna, yang sedang asik bercakap-cakap dengan Maddy. Mereka diikuti oleh Vicky dan Melissa. Satu kawanan yang hampir lengkap, hanya kurang Karla. Mereka semua habis berbelanja, karena semuanya menenteng tas belanjaan, berisi pakaian, make up, dan entah beberapa barang lainnya.

     Luna tiba-tiba menyerahkan tas belanjaannya ke Ella, dan pergi ke toilet yang ada di seberang toko permen ini. Ella menerima tas itu, lalu bersender di depan pintu toilet itu sambil melihat layar HP-nya.

     "Ellaaaa, aku duluan ya byee!"

    "Aku juga ya, udah dijemput nih!"

    "Aku juga, byee!"

     Ella hanya mengangguk. Dan beberapa detik berikutnya, mereka telah pergi, keluar dari mall. Kini mall itu lebih sepi, hanya beberapa orang berlalu lalang. Ella berhenti memandangi HP-nya, pandangannya melihat-lihat sekitar. Ia melihatku. Lalu, ia tersenyum. Aku tersenyum balik.

     Aku memandang ke dalam toko permen itu. Untungnya Anna sudah menuju kasir, untuk membayar sekeranjang permen yang bermacam-macam. Palingan hampir semuanya dimakan Isaac, pikirku sambil tertawa dalam hati. Kemudian aku menoleh ke arah Ella, yang sedang bertelponan dengan seseorang. Masih dengan HP di telinganya, Ella menghampiriku.

     "Iya iya aku keluar sekarang" ujar Ella, lalu ia memberiku tas belanjaan Luna. "Rin tolong kasi Luna ntar ya, aku mau pergi dulu, daaa, makasi ya." Jelasnya terburu-buru.

      Aku hanya menerima tas belanjaan kecil itu sambil melongo. Isinya hanya sebuah lipstik. Aku mendengus dan menunggu Anna, sekaligus menunggu Luna.

     Pintu kaca itu terbuka, Anna keluar dengan sebuah tas penuh permen. "Heyyy, sorry lama ya."

     "Oke gaapa, tapi kita tunggu Luna dulu" balasku

     Raut wajah Anna menunjukkan bahwa ia tak mengerti hal yang kubicarakan. Tentu saja tidak. Tapi, aku tak mendapat kesempatan untuk menjelaskan persoalannya pada Anna, karena saat itu, Luna keluar dari toilet dengan terbirit-birit. Gadis itu memandangi jam tangannya, lalu lajunya bertambah. Ia lari menuju pintu keluar mall.

    Aku terbeku sebentar. Apa ia lupa dengan belanjaannya?

     "An, kamu pulang aja. Aku ngembaliin ini ke Luna, daaa" ujarku, kemudian aku berlari kecil mengikuti Luna, meninggalkan Anna yang kebingungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PurposeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang