Chapter 1 - Laki-laki Bernama Rio!

13.9K 377 2
                                    

"Hwa-hwaaa! Prang!"

Semua mata terfokus kearah dari mana suara itu berasal. Warung bakso yang sebelumnya ramai, hening sejenak ketika suara gaduh itu datang.

"Ify!" Wira dan Rina, istrinya segera mengabaikan pekerjaan mereka masing-masing dan menghampiri anak perempuannya.

"Kamu nggak papa? Bangun-bangun! Nggak ada yang luka, 'kan?" tanya Rina dengan lembut sambil membantu Ify berdiri.

"Ma-maaf. Maafkan anak kami!" Wira berdiri dan membungkukkan badan meminta maaf. Separuh badan seorang anak laki-laki basah karena kuah bakso dan jus strawberry yang Ify tumpahkan.

"Nggak papa." Laki-laki itu tersenyum sambil membersihkan baju dan celananya menggunakan tissue yang ia dapat dari meja di dekatnya.

"Bi-biar saya yang bersihin," kata Ify.

"Nggak usah, nggak papa," katanya menolak tawaran Ify.

"Saya pinjemin baju!" Ify menarik laki-laki itu, menyeretnya ke rumah yang bersebelahan dengan warung baksonya. Laki-laki itu sempat menolak sebelum akhirnya pasrah karena paksaan Ify. Ia duduk di teras rumah sembari menunggu Ify keluar.

"Ini punya kakakku. Pakai aja!" Ify menyerahkan pakaian di tangannya. Laki-laki di depannya berdiri dan menerima pakaian yang disodorkan kepadanya.

Ify duduk di anak tangga depan rumahnya sembari menunggu laki-laki itu selesai membersihkan diri. Beberapa saat kemudian, ia mendengar langkah kaki dari arah belakang.

"Ini ... aku pakai nggak papa?" tanya laki-laki itu.

Ify terdiam sesaat. Tidak lama ia mengangguk mengiyakan. "Maaf ya. I-ini ... biar aku cuciin," katanya sambil menyambar baju kotor di tangan laki-laki itu.

"Nggak u—"

"Jangan nolak!" potong Ify.

"O-oke. Mmm kalau gitu, aku pergi dulu. Lain kali ... aku ke sini lagi. Daa!" Laki-laki itu melangkahkan kakinya, meninggalkan Ify yang masih berdiri di teras rumahnya.

#

Dengan langkah ringan, tubuh berbalut t-shirt berbahan tipis berwarna biru telur asin, Rama menyusuri jalanan yang sepi. Sudah lama ia tidak merasakan kebebasan seperti ini. Apalagi ia baru saja pindah ke negara di Benua Asia ini, ia punya banyak daftar tempat baru yang wajib dikunjungi.

Rama benar-benar menikmati perjalanannya sampai segerombolan laki-laki berdiri di depannya. "Kak Alvin ...," sapanya ke salah satu laki-laki berjas yang ada di depannya.

"Kak?" heran laki-laki bernama Alvin itu. Sejenak ia berpikir, mengapa laki-laki yang notabenenya adalah kakaknya itu, memanggil dirinya dengan sebutan "kak". Belum sempat ia menerka jawabannya, laki-laki di depannya itu sudah berbalik dan berlari menjauh.

"Tangkap dia!" perintah Alvin. Lima orang di belakangnya langsung berlari mengejar Rama. Cukup lama Alvin menunggu dengan cemas, hingga orang-orang suruhannya berhasil membawa Rama kembali dan memasukkannya ke mobil. Alvin menatap kakak laki-lakinya itu. Menelusuri setiap lekuk wajahnya untuk memastikan nama siapa yang harus ia panggil. Alvin menghela napas panjang, menenangkan hatinya. "Rama?" sapanya kemudian.

Maria menoleh dan menatap Alvin dengan tajam. Satu tangannya bergerak seolah tengah menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya. Dan saat itulah Alvin tahu bahwa ia salah menyebut nama. Maria mendengus kesal dan dengan cepat membuka pintu mobil Alvin. Ia berlari menjauh.

#

Akademi Soteria adalah sebuah akademi swasta elit di Jakarta. Pemiliknya adalah salah satu keluarga konglomerat di Indonesia, keluarga Soteria. Terdiri dari Playgroup hingga Universitas. Fasilitas yang diberikan tentu tidak main-main. Semua lengkap dan benar-benar memanjakan siswanya. Penghuni akademi ini hanya ada dua jenis, anak konglomerat atau anak jenius. Dan Ify adalah salah satu dari dua kategori itu. Ia menjadi salah satu penghuni akademi ini karena prestasi akademiknya. Ify adalah pemegang tetap peringkat tiga besar di akademi itu.

Velvet Love (Completed) -- RevisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang