Suara merdu Ify bergema di seluruh penjuru Divisi Anak Rumah Sakit Harmonia Kasih (RSHK), rumah sakit yang sejak beberapa tahun ini menjadi salah satu tempatnya melakukan pekerjaan sosial alias relawan. Menghibur pasien anak yang ada di rumah sakit ini dan sesekali mengunjungi pasien-pasien yang kesepian karena tidak ada keluarga yang menjenguk atau sibuk ditinggal bekerja.
Setiap hari Kamis seperti hari ini, pengunjung di taman Divisi Anak RSHK bukan hanya pasien anak saja. Beberapa pengunjung dari anak kecil hingga orang dewasa akan menyempatkan diri berada di sana untuk mendengar nyanyian Ify.
Tangan Ify bergerak dengan lincah memetik senar gitar yang ada di pangkuannya. Mengiringi anak-anak yang tengah menyanyikan sebuah lagu dengan ceria. Tiba-tiba, permainan gitar Ify terhenti. Matanya tanpa sengaja menangkap sesosok laki-laki yang beberapa hari ini berhasil membuat moodnya hancur di sekolah. Siapa lagi kalau bukan Rio. Laki-laki itu baru saja diseret oleh seorang perawat untuk berdiri dari duduknya, tidak jauh dari tempat Ify sekarang.
"Kak Ify!" Seorang anak laki-laki berdiri di depan Ify, membuatnya sedikit tersentak kaget dan segera memfokuskan dirinya ke depan. "Ayo main lagi!" ajaknya. Ify tersenyum dan kembali memetik gitarnya.
Semburat jingga sudah terlihat di hamparan langit. Tanpa terasa waktu bergulir dengan cepat. "Oke ... sekarang waktu kalian buat istirahat. Kita bertemu lagi hari Sabtu nanti ya?" kata Ify. Terdengar nada kecewa dari anak-anak di depannya. Ify hanya tersenyum simpul sambil memberi isyarat kepada perawat agar membawa masuk anak-anak itu.
Setelah membereskan barang-barangnya, Ify melirik arloji di pergelangan tangannya. Masih ada cukup waktu untuk berkeliling. Ify beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah di mana ia melihat Rio pergi sebelumnya.
"Divisi Psikologi?" baca Ify pada papan informasi di depannya. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan sebelum ia berjalan masuk ke divisi itu. Keadaannya hampir sama dengan divisi lain, hanya saja lebih sepi. Beberapa papan informasi terpasang di dindingnya. Dan itu terasa asing bagi Ify. Ini kali pertamanya ia masuk ke Divisi Psikologi.
"Skizofrenia ... Bipolar Disorder ...," baca Ify pada beberapa papan informasi yang ada.
(Skizofrenia adalah gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi pendengaran, paranoid atau waham yang ganjil, atau cara berbicara dan berpikir yang kacau, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan.-wikipedia-)
(Bipolar Disorder adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi.-wikipedia-)
"Hei! Kembali!" Suara gaduh dari ujung koridor memaksa Ify mengalihkan pandangannya. Ia menyipitkan matanya, memastikan siapa laki-laki yang tengah berlari ke arahnya.
Vano berhenti berlari dan berdiri di depan Ify. "Hey, Cutie," sapanya ke Ify, sedikit membungkukkan badan untuk menyejajarkan wajahnya dengan wajah Ify.
Ify menatap wajah laki-laki di depannya. Itu wajah Rio. Tapi Rio tidak mungkin memasang wajah menggoda seperti yang dilakukan laki-laki ini sekarang. Lalu siapa laki-laki di depannya? Saudara kembar Rio?
"Siapakah nama malaikat di depan gue ini?" Pertanyaan menggoda itu menghentikan monolog dalam diri Ify. Terlihat Vano mengubah posisinya menjadi bersandar di dinding dan menatap Ify. Tentu dengan tatapan layaknya playboy. Jelas bukan ekspresi seorang Rio.
"Ayo kembali!" Seorang perawat menarik Vano untuk kembali. Vano hanya melambaikan tangannya ke Ify dan mengikuti langkah perawat itu.
"Siapa dia?" heran Ify.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velvet Love (Completed) -- Revised
RomanceVersi revisi terbaru! Selembut dan sehangat beludru, itu cinta yang bisa aku berikan. Pertemuannya dengan seorang pemuda bernama Rio, membuat hidup Ify berubah. Sifat Rio yang berbeda di setiap pertemuannya, mengarahkan Ify ke sebuah dunia baru yang...