Epilog

7.1K 251 65
                                    

Peleburan kepribadian. Salah satu cara membuat penderita DID bisa hidup dengan normal. Yaitu dengan menekan keberadaan kepribadian lain agar tidak keluar seenaknya sendiri, dan melakukan perjanjian antar kepribadian mengenai kondisi di mana mereka bisa keluar.

Hal ini sudah dilakukan Rio selama lima bulan. Dan ia berhasil menekan keberadaan Stevan. Antara Rio dan Stevan tidak banyak hal yang bertentangan, jadi mereka cukup mudah untuk mencapai kata sepakat. Rio mengambil semua sifat Stevan, kecuali bakat seninya seperti bernyanyi dan akting, Rio benar-benar tidak suka dengan bakat itu. Tidak seperti Alvin yang ingin menjadi musisi, ia benar-benar lebih memilih bisnis daripada harus bernyanyi.

Namun lima bulan ... bukan waktu yang lama untuk membujuk Alan. Seperti yang kini tengah terjadi di ruang periksa Kiki. Sebuah pertengkaran kecil yang sudah menjadi hal biasa setiap minggunya di sana.

"Rio!" teriak Ify.

"Gue Alan."

Ify memijat keningnya. "Ya ya ya Alan. Bisa nggak lo nggak bikin masalah tiap kali lo keluar?" Kiki hanya memandangi dua sejoli itu dalam diam.

"Ini sifat gue. Gue nggak boleh bersikap seperti gue apa adanya?" sinis Alan.

Sekali lagi Ify memijit keningnya frustasi. "Denger gue Al, Rio terima semua dendam lo dan apapun yang jadi pembeda kalian. Nggak bisakah lo terima perbedaan lo sama Rio?"

Alan terdiam sesaat. "Gue nggak mungkin suka sama lo. Itu masalah utamanya."

"Emang gue nyuruh lo suka sama gue? Gue cuma nyuruh lo terima semua perbedaan lo sama Rio. Salah?"

Alan mengangguk polos. "Perbedaan gue sama Rio adalah lo." Alan mengarahkan telunjuknya ke Ify. Ify menghela napas panjang. Ia benar-benar frustasi membujuk satu kepribadian Rio yang satu ini. Dia benar-benar keras kepala.

"Ify ..." Suara lembut Rio membuat Ify menengadahkan kepalanya. Sekali lagi ia menghela napas panjang saat menyadari Rio ada di hadapannya, bukan lagi Alan.

"Maaf," kata Rio lirih.

Ify menatap Rio dan memeluknya. "Nggak papa. Aku belum menyerah."

"Saya rasa jalan masih panjang menuju kata sepakat dengan Alan." Akhirnya Kiki mulai mengeluarkan suaranya.

Ify melepas pelukannya dan menatap Kiki. "Ya. Saya tau."

"Akan saya coba bicara dengannya lagi nanti, Dok," kata Rio. Kiki mengangguk.

"Baiklah, hari ini cukup sekian. Hari Sabtu kita ketemu lagi." Rio dan Ify mengangguk. Mereka lalu berdiri dan keluar dari ruangan Kiki.

#

"Hai kalian ...." Ify, Sivia, Alvin dan Rio menoleh ke arah sumber suara. Sepasang manusia berdiri di depan mereka. Tanpa basa-basi mereka berempat berdiri dan berlari memeluk kedua manusia itu.

"Kalian lama bener perginya," kata Ify sambil memeluk Shilla, satu dari dua manusia tadi.

"Kita nggak pergi kali, Fy. Kita kelas XII, 'kan abis ujian di luar akademi," jelas Cakka, yang berdiri di samping Shilla.

"Dan sepertinya banyak yang terjadi setelah insiden pernikahan kita." Shilla menatap Rio jahil. Rio hanya tersenyum menanggapinya.

Shilla dan Cakka yang notabenenya adalah siswa kelas XII dari SMA Soteria, mengikuti tambahan pelajaran dan ujian di luar akademi. Ini merupakan peraturan dari Akademi Soteria. Untuk memaksimalkan hasil ujian siswanya, satu atau dua bulan menjelang ujian nasional, seluruh siswa kelas XII akan belajar di salah satu Asrama Soteria di daerah Tangerang. Ini dimaksudkan agar siswa bisa belajar sambil berlibur. Mereka juga tidak mewajibkan siswanya berseragam ketika mengikuti kegiatan ini. Semua hal terbaik dilakukan Akademi Soteria untuk membuat siswanya nyaman belajar.

Velvet Love (Completed) -- RevisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang