Chapter 6 - Stres!

2.9K 183 1
                                    

Krisna menyeret Ify hingga parkiran basement RSHK tanpa ampun. Berkali-kali Ify meminta Krisna untuk melepaskannya, namun permintaan itu hanya dianggap sebagai angin lalu. Krisna benar-benar marah.

"Rio ... lepasin!" pinta Ify. Ia sudah tidak sanggup lagi berlari. Sudah beberapa kali ia hampir terjatuh karena tidak bisa mengikuti langkah kaki Krisna.

"Krisna ...," panggil Ify dengan lirih. Krisna menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Ify.

"Lepasin! Please!" pinta Ify.

Krisna melepaskan tangan Ify. Tanpa pikir panjang, Ify menjauh dari Krisna. "Diam di situ!" tegasnya saat Krisna berusaha mendekatinya.

"Ify—" Krisna kembali mencoba mendekati Ify.

"Gue bilang diam!" teriak Ify sambil memberi Krisna isyarat untuk tidak mendekatinya.

"Di-di mana Rio?" tanya Ify. Krisna terdiam.

"Jawab gue! Dimana Rio?!" Mendengar nama "Rio" sekali lagi, Krisna nekat mendekat dan mencengkeram kedua bahu Ify. "Jangan sebut nama orang lain di depan gue! Lo nggak denger?!" kata Krisna tajam.

"Ayo pulang!" Krisna menarik Ify dan mendorongnya masuk ke mobil.

Suasana hening tercipta di dalam mobil. Dengan kecepatan yang gila, Krisna mengemudikan mobil. Tanpa peduli apakah perempuan di sampingnya menerima perlakukan gila itu atau tidak. "Jangan pernah setujui apapun permintaan Evan!" pesan Krisna sebelum akhirnya mobil mereka berhenti tepat di depan rumah Ify.

Krisna turun dan membukakan pintu mobilnya untuk Ify. "Istirahatlah!" suruhnya. Ify turun dari mobil dan berjalan menuju ke rumahnya.

"Maaf untuk malam ini," kata Krisna. Ify membeku di tempat. Air matanya kembali mengalir seiring dengan deru mobil Krisna yang semakin menjauh darinya.

Ify masuk ke rumahnya dan bersandar di daun pintu. Hampir mendekati tengah malam. Yang artinya ... kedua orangtuanya pasti sudah terlelap. Ify terduduk dan menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya.

Gabriel keluar dari kamarnya saat mendengar seseorang membuka pintu depan. Ia melihat Ify masuk, menyandarkan punggungnya dan terduduk. Ia mendekat dan berjongkok di depan Ify. Merasakan kehadiran Gabriel, Ify mengangkat kepalanya dan menatap kakak laki-lakinya itu. Sedetik kemudian, ia menabrakkan dirinya ke tubuh Gabriel dan menangis dalam pelukannya.

#

Rio terbangun karena getar alarm di ponselnya. Dengan malas, ia mengambil ponsel yang tergeletak asal di tempat tidurnya itu. Setelah mematikan alarmnya, ia membuka matanya perlahan dan meneliti tempat di mana dia tertidur. Dan jujur, Rio langsung melompat duduk ketika ia tidak mengenali ruangan di mana ia berbaring. "Shit! Ulah siapa ini?" geramnya.

Setelah berhasil mengendalikan kekagetannya, Rio segera beralih ke nakas dan membaca buku informasi di sana. Ia yakin berada di salah satu hotel entah di Jakarta atau di luar kota.

"Vaka Hotel? Bukankah hotel milik Cakka...," gumam Rio saat membaca nama hotel yang tertera. Tapi alamat hotel tersebut berhasil membuat Rio kaget. "Ba-Bandung?!"

Rio mengacak-acak rambutnya geram. "Krisna!" Satu-satunya yang tahu cara check in hotel dan berani meninggalkan Jakarta sejauh ini hanya dia.

"Drrrt drrrt drrrt!" Rio mengalihkan pandangannya ke ponselnya yang bergetar. Ada nama Alvin di sana.

"Di mana? Mau cari masalah?" tanya Alvin.

"Maaf," kata Rio singkat.

Alvin terdiam sesaat. "Pulang sekarang!" suruh Alvin akhirnya.

Velvet Love (Completed) -- RevisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang