Chapter 9 - Pasar Malam!

3.5K 197 20
                                    

Kembali berjumpa dengan hari Minggu. Pagi ini, udara dingin dan sangat mendukung untuk tetap bergelut di bawah selimut yang hangat. Itu juga yang dilakukan Rio. Pangeran tampan Zeus Group itu masih tertidur pulas di balik selimut tebalnya. Tidak ada yang berani mengganggunya. Tentu tidak ada yang punya cukup nyali untuk membangunkan pemilik istana itu.

"Drrrt drrrt drrrt!" Rio menelusuri tempat tidurnya mencari keberadaan benda tipis bergetar yang mengganggu tidurnya. Setelah menemukannya, ia menyentuh layarnya dan menempelkannya ke telinga. "Mmmm...," jawabnya dengan malas.

"Gue di depan rumah lo. Ayo jalan!" kata seseorang di seberang sana. Rio mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum mencoba untuk membaca nama yang tertera di layar ponselnya. Matanya membulat sempurna saat menemukan nama Ify di sana. Ia melompat bangun dan duduk bersila di tempat tidurnya. "Lo-lo di mana?" tanyanya.

"Depan rumah lo. Ayo jalan!" ajak Ify lagi.

"Kemana?"

"Udah cepetan keluar! Gue udah lumutan nungguin lo," omel Ify.

Rio terdiam sesaat. "Masuk dulu, gue baru bangun."

"Masuk? Boleh?" tanya Ify ragu.

"Ya. Oma sama Alvin pergi tadi pagi ke Singapura. Gue ... di rumah sendiri."

Ify terdiam. "Oke," katanya kemudian. Rio menutup teleponnya dan berjalan ke kamar mandi.

Ify memasuki pelataran kediaman Zeus yang bak istana. Jarak gerbang utama dengan pintu utama sekitar 20 meter dengan taman indah dan sejuk di halamannya. Beberapa pohon besar tumbuh di sana. Ada kolam ikan berukuran besar juga. Dua set kursi dan meja taman ada di sisi kanan taman itu.

Sampainya di pintu utama, Ify memencet bel rumah dan terbukalah pintu itu. Tiga orang perempuan berpakaian pelayan menyambutnya. Ify membungkuk dan tersenyum ke arah mereka.

"Tuan Rio menyuruh Anda ke kamarnya. Mari saya antar!" kata salah satu pelayan tadi.

Melewati ruang tamu yang super mewah dengan lantai marmer, sofa dan hiasan dinding mahal, Ify naik ke lantai dua di mana kamar Rio berada. Sampai di depan pintu tinggi nan besar, pelayan itu berhenti dan menghadap ke pintu. Ia mendorong pintu di depannya dan mempersilakan Ify masuk. Ify mengangguk dan masuk ke dalam.

Kamar Rio hampir seluas rumahnya. Ada satu bed king size, LED TV 72 inch, satu set home theater, satu set Playstation terbaru, satu set sofa beserta mejanya, satu set meja kerja dengan satu buah PC dan satu buah laptop, tiga buah rak buku, dan ada dua pintu lain di sana yang Ify yakini sebagai kamar mandi dan kamar closet.

Ify menghampiri salah satu rak buku dan menelitinya. Ia menemukan banyak buku yang berhubungan dengan Psikologi. Ia mengambil sebuah buku dan duduk di sofa. Membuka-buka buku di tangannya sembari menunggu Rio selesai mandi.

Sepuluh menit kemudian, Rio keluar dari pintu sebelah kanan dengan mengenakan baju handuk. Ify mendongakkan kepalanya dan menatap Rio. Dandanan Rio dalam keadaan rambut basah berhasil mempesonanya. Walau hanya mengenakan handuk, itu sudah cukup membuat Ify tidak berkedip selama beberapa detik.

"Gue cakep?" Pertanyaan Rio menyadarkan Ify dari lamunannya.

"Kepedean lo," kata Ify sambil kembali menelusuri deretan huruf di depannya. Mengunakan sebuah handuk kecil, Rio mengacak-acak rambutnya untuk membuatnya kering. Ia duduk di depan Ify.

"Kita mau kemana?" tanya Rio.

"Ntar juga lo tahu," suruh Ify. Rio berdiri dan berjalan ke pintu di sebelah kiri.

Velvet Love (Completed) -- RevisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang