#19 [Confused]

2.2K 168 0
                                        

Ini sudah pasti. Kalau Rangga adalah teman masa kecilku. Aku tidak tahu kalau ingatanku yang lemah ini sudah dalam tingkatan kronis, masa iya aku tidak mengenali wajahku sendiri di dalam foto waktu aku kecil. Aku bukannya alzeimer dini atau apa, aku tentu ingat teman-teman masa kecilku. Tapi aku tidak pernah ingat punya teman yang namanya Rangga.

Aku mencoba mengingat-ingat, aku menginap di rumah papa dan membuka satu persatu album yang ada. Tidak ada satupun foto aku bersama anak laki-laki manapun kecuali sepupu-sepupuku. Tapi aku yakin, foto yang ada di rumah Rangga itu adalah aku!

Keesokan paginya, tadinya aku buru-buru ingin langsung pergi ke rumah Rangga dan mengklarifikasi semuanya. Tapi papa mengajakku untuk berkunjug ke kantornya, jadi ya, aku pergi ke rumah Rangga pada sore harinya.

Aku mengetuk pintu rumah Rangga dengan tak sabaran, sebenernya aku merasa bersalah karena sudah nyelonong masuk melewati pagarnya. Saking buru-burunya, tanpa sengaja ketika pintunya sudah dibuka aku masih reflek mengetuk pintu sehingga dahinya Rangga tak sengaja kupukul.

"Aduh! Bisa diem nggak sih?!"

"Eh, maaf. Nggak apa-apa?!"

Rangga mengusap-usap dahinya. "Ada apa?" tanyanya.

"Minggir, aku mau masuk."

"Mau ngapain?"

"Udah minggir dulu, ah." Kataku lalu mendorong tubuhnya ke samping. Ketika aku mencari-cari foto yang kemarin aku langsung menatap anak perempuan disitu lurus-lurus. "Ini aku, kan?!" tanyaku sambil menunjuk gadis itu.

"Hah? Bukan."

"Serius!"

"Dibilang bukan!"

"Mau bohong?"

Rangga langsung tertawa. "Terus kalo iya kenapa?"

"Hah?!"

"Apa, sih?"

"Berarti.. dulu, kita, kenal?" tanyaku tak percaya. Rangga mengangguk. "Yang bener aja, dong!"

"Apa?!"

"Kok kamu nggak bilang?!"

"Emangnya harus?!"

"Ya, harus, lah! Kamu, ih! Dari awal kita ketemu, kalau aku nggak liat ini foto aku nggak bakalan tau kalau dulu kamu temen aku, tau nggak!"

"Apa pentingnya coba?"

"Ya-" aku terdiam. Iya juga, ya. "Tapi, seenggaknya kamu kasih tau, dong."

"Terus kalau aku kasih tau, kamu mau apa?"

Aku menatapnya sesaat. Iya juga, ya. Kenapa aku sepanik ini? "Yaudah nggak usah dikasih tau." Kataku sebal.

Rangga tersenyum sambil menatapku, tapi dengan senyum mengejek. "Percuma juga. Kan aku udah di delete dari kepala kamu."

"Apa?"

"Nggak."

"Kalau kamu ngomong dijaga, dong!"

"Emangnya aku bicara apa?"

"Taulah!" kataku lalu hendak pergi dari rumahnya.

"Cha,"

Aku berbalik dan menatapnya dengan tajam. "Apa?"

"Nggak penasaran dulu kita temenan kayak apa?"

"Hah?" aku menatapnya bingung. "Emang.. emangnya kayak apa?"

Dia tiba-tiba mengambil tanganku. "Kamu mau ngapain?!"

"Katanya mau ditunjukin."

"Tapi, kan-"

Belong To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang