Perpisahan Sementara

1.4K 64 0
                                    

Akhirnya hari dimana Akbar akan meninggalkan rumah sakit pun tiba hari itu jalal sengaja memperlambat kepulangannya ia sengaja mengulur waktu karena ingin bertemu dengan jodha yg menurut salimah bertugas jaga sore hari itu,demi bertemu dengan gadis pujaannya itu ia rela mengulur waktu dan menunggu kedatangannya karena ia tak ingin meninggalkan rumah sakit yang telah seminggu di tempatinya itu tanpa melihat wajah cantik jodha suster yang telah berhasil memikat hatinya itu.

Waktu sudah menunjukan pukul 15,30 ketika pintu vvip 9 itu diketuk dan berdirilah jodha di ambang pintu mengulas sebuah senyum yangselalu berhasil membuat jalal terpana tak berdaya bahkan otaknya pun seolah beku jika telah melihat senyum itu.

Jodha: pranam Akbar ji, pranam mirza ji..! ada yang bisa saya bantu? Suster salimah Menyampaikan anda mencari saya.
( tanya jodha pada mirza adik jalal )

Mirza: haa bahana ji saya memang mencari anda, hanya ingin meminta anda memeriksa keadaan mere bhaiya sebelum kami benar -benar meninggalkan rumah sakit ini.

Jodha: dhik hai kita memang harus memeriksa keadaan terakhir pasien
Sebelum meninggalkan rumah sakit agar kita benar-benar yakin Mereka dalam keadaan baik -baik saja.

Jodha pun segera memeriksa keadaan jalal . jalal tidak membuang kesempatannya untuk terus menatap jodha melihat setiap inchi wajah gadis itu bulu mata yang begitu lentik bibir yang merah semerah buah cery lekukan senyum yang selalu menghias wajah gadis itu membuatnya selalu berada di alam khayal, jalal tersenyum melihatnya
Ketika sedang sibuk memeriksa jalal mirza mengambil kesempatan untuk mengambil foto.

Mirza:bahana ji...! panggilan mirza itu berhasil membuat jodha Menoleh dan klik.. suara handphone mirza bekerja membuktikan jika ia telah berhasil mengambil foto sempurna antara kakaknya dan suster cantik itu, Ia pun tersenyum menang.

Mirza: maafki jiye jodha bahana ji saya hanya mengabadikan moment Terakhir kami disini.Jodha hanya menanggapinya dengan senyum.

Setelah melakukan beberapa persiapan sampailah mereka didepan sebuah Audi silver milik jalal, mirza segera memasukan semua barang-barang ke dalam bagasi, jalal pun segera bangkit dari kursi roda yang ditumpanginya. Jalal berbalik menghadap jodha ia berusaha menebar senyum canggung nya.

Jalal: jodha shukriya telah merawatku selama ini. Jodha dengan senyum mengembang menggelengkan kepalanya dan menjawab

Jodha: nahi Akbar ji sudah menjadi kewajibanku untuk memperlakukan
Pasien dengan baik.

Jalal: haa jodha sebelum aku pergi tolong jawab pertanyaan ku
Jalal: jodha ji bathaiye mujse dosti karoge?
( tanya jalal dengan senyum termanisnya )

Jodha seolah terhayut dan tenggelam dalam senyum manis lelaki itu dengan serta menjawab

Jodha: haa Akbar ap thum mera dosti, kau adalah temanku

Mereka mengakhiri obrolan dan pertemuan singkat itu. Ada rasa lega dan sesal di hati jodha melepaskepergian pasiennya itu, entah apa yang sedang terjadi pada hatinya kali ini, ia pun tak mengerti mengapa ada sesuatu yang berkecamuk di dalam hatinya. Ada rasa lega karena akbar sudah pulih dan bisa menjalalkan kehidupannya lagi tapi juga ada sesal karena harus berpisah dan tak dapat melihat senyum evil khas akbar itu.

Dua bulan telah berlalu semenjak keluarnya jalal dari rumah sakit di kota delhi itu. Kini ia telah menjalankan rutinitas seperti biasanya menjalankan perusahaan peninggalan ayahnya tuan Humayun bersama adik tercintanya Mirza hakim sedang ibunya Hamida banu dan adik perempuannya Baksi banu pergi ke mumbay berkunjung ke tempat paman mereka Munim khan.

Semua berjalan seperti biasanya hanya satu yang berubah dan menambah daftar kebiasaan jalal sejak ia meninggalkan rumah sakit. Jalal tak pernah bisa melupakan gadis itu, ya suster yang bernama jodha itu, harus ia akui jika ia telah terjatuh dalam pesona kecantikan dan keramahannya.

You Are My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang