3 bulan berlalu Jalal dan Jodha telah melakukan kehidupan seperti biasa Jodha pun telah sedikit melupakan jalal walau mimpi - mimpi itu pun masih sering menghampirinya. pagi itu Jalal bersiap - siap berangkat ke Delhi ia harus menghadiri peresmian cabang baru perusahaannya yg bertempat di Delhi.Mirza : kak apa kau sudah siap?
Jalal : seperti yg kau lihat Mirza ayo kita berangkat..! ajak jalal pada adiknya itu mereka pun berjalan beriringan.
Jalal : Mirza apakah istrimu ikut?
Mirza : iya kak Shivani ikut, ia mengatakan ingin jalan - jalan dan mengunjungi saudaranya yg berada disana.
jawaban Mirza mengingatkan jalal kembali pada Jodha. dalam hati ia berkata, apa kabarnya? apa yg sedang dialkukannya?
mereka pun berangkat Jalal menggunakan Audy silvernya sedang Mirza dan Shivani menggunakan Audy maron milik Mirza.hari menjelang sore ketika mereka sampai di sebuah apartement besar milik akbar berada di lantai 8 dari gedung berlantai 20 itu. Apartement besar dengan beberapa kamar dan fasilitas yang modern. sesampainya disana mereka memutuskan untuk beristirahat membersihkan diri dan makan malam di restorant yg berada di lantai dasar gedung itu.
Mirza : sayang bukankah kau bilang akan mengunjungi keluargamu yg ad disini, apa kau sudah mengabari mereka tentang keberadaanmu disini? tanya mirza pada istrinya itu.
Shivani : oooh iya sayang aku lupa..! ucap shivani tangannya langsung mengambil handpone di dlm tasnya dan menghubungi seseorang.
Shivani : haloo..moti di..! shivani mengawali pembicaraannya dengan senyum sedang diseberang sana terdengar teriakan senang dari seseorang yg ditelponnya.
Shivani : didi apa kabar? shivi kangeen..! aah suamiku? ada... ucap shivani senyumnya semakin merekah sambil melirik dan menggenggam tangan mirza.
moti di apa jodha didi ada di sebelahmu?pertanyaan shivani itu sontak membuat jalal menghentikan makannya, dia diam dan memperhatikan shivani yg masih sibuk mengobrol .
Shivani : didi...! jodha didi shivi kangeen..! kapan kalian punya waktu? ia aku ad di delhi sekarang. tidak perlu di aq akan ketempat kalian, ia di pokoknya didi harus janji akan menemani aku berkeliling delhi..!
jalal semakin tak berkedip memperhatikan shivani. tiba2 shivani memanyunkan bibirnya terlihat ingin protes dengan seseorg yg berbicara dg nya di balik telpon.Shivani : nehi jodha didi aku tak menerima alasan apapun..! lupakan sebentar pekerjaaanmu itu dan temani aku jalan - jalan. Acha dikhe...! kirimkan alamat rumah kalian aku akan kesana hari minggu jam 09.00 ok dikhe..! awas yah didi kalo bohong, haa phir milengge. dengan mata berbinar shivani mengakhiri hubungan telponnya.
Mirza : bagaimana sayang?apa didimu itu mau menemani?
Shivani : tenang saja sayang jodha didi tak akan bisa menolak keinginanku.
jalal tersenyum mendengar perkataan shivani dikepalanya bermunculan hal2 yg selama ini dia ingin lakukan jika bertemu kembali dg jodha.
malam itu di kediaman jodha dan moti
jodha baru saja memutuskan sambungan telponnya setelah berbicara dengan shivani ketika moti beranjak mendekatinya dgn begitu penasaran.Moti : jodha apa yg shivani katakan apa ia akan mengunjungi kita?
Jodha : iya moti bahkan ia meminta kita menemaninya keliling kota ini hari minggu nanti...!
Moti : waaah minggu..? kebetulan sekali aku tugas malam hari minggu ini.
Jodha: enak donk mot, aku tugas pagi hari itu, jodha memanyunkan bibirnya. Moti yang awalnya berbaring bergerak duduk mendekati jodha yang sibuk mengetik di sela - sela obrolan mereka.
Moti : bukankah itu bagus jo..! aku bisa menemaninya dari pagi hingga sore kemudian yang akan menggantikan aku menemaninya dari sore hingga malam, kau begitu hapal bukan sifat shivani..?
jodha menghentikan ketikannya dan berbalik menatap moti, " ia tak akan berhenti sebelum ia benar - benar mengelilingi semua tempat disini jo..! bahkan mungkin satu hari full kita berkeliling belum cukup baginya. Moti tersenyum dan menaikan kedua alisnya di hadapan jodha. Huuufh..... jodha mengangguk anggukkan kepalanya tanda setuju dengan apa yang dikatakan moti barusan jika mengingat kebiasaan anak bungsu itu.
===============☆●●☆=================
Minggu siang
Jam ditangan jodha sudah menunjukan jam 15.00 tentu tak dapat dikatakan siang lagi namun tepatnya dikatakan sore, jodha melangkahkan kakinya bergegas menuju Qutub minar salah satu bangunan bersejarah yg ada di delhi, ia mempercepat langkahnya mengingat sudah berapa kali shivani menghubunginya " haduuuh begitu tidak sabarannya anak itu " desah jodha disela -sela langkahnya memasuki bangunan itu. Dari kejauhan dia melihat moti dan shivani yg duduk gelisah menanti kedatangannya, shivani yang lebih dulu melihat kedatangan Jodha segera berdiri dan menghampirinya.Shivani : Jodha didi lama sekali kau datang, kami samai berjamur menunggu. Ia mengerucutkan bibirnya sebal pada jodha, jodha yg tak enak hati meringis dengan wajah memelas.
Jodha: maaf ki jiye Shivi...! aku benar - benar tak biisa meninggalkan tugas sayang, ada pasien yang tiba - tiba kritis tadi terpaksa aku hatus mengurusnya dulu. Jelas jodha dengan nada sesal .
Moti : sudahlah sayang,yang penting sekarang didimu itu sudah ada dihadapanmu. Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan kita ujar moti mencoba meredam rasa kesal shivani.
Mereka ber 3 pun kembali melanjutkan perjalanan, Taman Lodi tempat yang mereka datangi sore itu selain Qutub minar, menjelang malam moti berpamitan pulang untuk kerja sedang jodha melanjutkan perjalanan mereka sebelum memutuskan pulang ke Apartement.Rembulan telah memancarkan sinarnya ketika Shivani dan Jodha duduk di Audy Maron mirza, shivani sengaja mengajak jodha makan malam bersama mereka malam itu sebagai ucapan terima kasihkarena telah meluangkan waktu menemaninya di tengah - tengah kesibukan didinya itu. Ting.....! bunyi lift berhenti bertanda mereka telah sampai di lantai 8 tempat apartement Akbar berada.
Jodha: shivi aku tak enak hati pada suamimu, apa aku tak mengganggu kalian..? shivani memutar bola matanya sebal melihat tingkah didinya itu yang selalu menjaga perasaan orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri " hadeeeh ternyata didi belum berubah juga" pikirnyaa dalam hati.
Shivani: ayolah didi Mirza yang menyuruhku mengundangmu makan disini, jadi berhentilah berbicara seperti itu oke..! protes shivani ia begitu sebal dengan sifat didinya ini yang selalu mengkhawatirkan perasaan orang lain padahal yang di khawatirkannya itu belum tentu benar - benar terjadi.
Sesampainya didepan pintu apartement shivani langsung menekan tombol bel apartement dan seketika pintu dibuka keluarlah jalal dari balik pintu " Deg" betapa terkejutnya jalal melihat siapa yang ada di depannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Heart
Fanfikcejodha seorang gadis cantik yang bekerja sebagi seorang perawat disebuah rumah sakit delhi mendapatkan seorang pasien rawat inap baru seorang pemuda tampan bernama "Jalalludin Muhammad Akbar" tidak seperti pasien pada umumnya pemuda itu mampu membuat...