Radiva - Part 5

740 28 2
                                    

Tangan besar Ari mengocok Kartu Uno dengan lincah. Berkali-kali Ari memindahkan kartu itu keatas untuk dikocok. Selanjutnya, Ari membagi kartu menjadi dua lalu ala pengocok kartu profesional Ari menyatukan kedua tumpuk kartu itu dengan saling menumpah tindih kartu-kartu itu. Setelah semuanya menyatu, diberi sentuhan kocokan sekali lagi lalu dibagikan.

            Dalam permainan Kartu Uno, masing-masing pemain bisa mendapatkan tujuh kartu atau sepuluh kartu. Dan untuk kali ini, Ari membagikan kepada Riko an Diva masing-masing tujuh kartu. Setelah selesai, Diva mengintip kartu-kartu yang di dapatnya. Diva langsung tersenyum sinis. Dalam hati dia berterima kasih kepada tangan Ari karena Diva bisa mendapatkan kartu yang begitu bagus. Well.. Mungkin hari ini adalah kemenangannya.

            Diva mendapatkan dua kartu nomor delapan berwarna merah dan kuning. Dua kartu skip berwarna kuning dan hijau, satu kartu untuk mengubah warna, satu kartu plus dua berwarna hijau dan satu plus empat berwarna hitam. Hmm.. Nice cards!

            Setelah kartu selesai dibagikan dan sisa kartu ditaruh ditengah-tengah dengan posisi telungkup, Ari membuka sisa kartu paling atas. Kartu pertama tujuh merah. Yang mendapat hak untuk jalan pertama adalah Ari karena dia Si Pengocok Kartu lalu berputar ke arah kanan sesuai urutan pemain. Diva mendapat giliran terakhir karena dia berada di kiri Ari.

            Ari lalu mengeluarkan kartu dua merah disusul Riko dengan kartu berwarna empat merah. Merasa beruntung karena kartu tidak berubah, Diva mengeluarkan dua kartunya yaitu delapan merah dan kuning. Setelah itu Ari, dia merubah kartu Diva lagi menjadi warna merah dengan mengeluarkan kartu delapan merah. Riko mengeluarkan kartu tiga merah. Diva mengernyit, tanpa banyak berpikir Diva mengeluarkan kartu pengubah warnanya dan mengubah kartu menjadi warna kuning.

“Ah elah.. ” desah Ari. Mungkin dia tidak memiliki kartu berwarna kuning sehingga dia harus mengambil kartu yang tersisa dari tumpukan paling atas.

Riko lalu mengeluarkan kartu nol kuning. Diva tersenyum sinis lalu menatap Riko dan Ari, bermaksud sombong dengan kartu yang akan dikeluarkannya, Diva mengeluarkan kedua kartu skip-nya berwarna kuning dan hijau sehingga kartu berubah warna menjadi hijau dan akibatnya, Riko dan Ari terpaksa tidak mengeluarkan kartu mereka karena jalan mereka di skip oleh Diva. Diva lalu menyeringai dan mengeluarkan dua kartu penentunya dengan perlahan.

            Dan saat kartu itu diletakkan dengan perlahan, “Plus dua hijau, empat plus hitam. Sorry guys, i’m a winner!” ucap Diva kalem dan dia langsung menepuk-nepuk dadanya.

            “Shit!!” teriak Ari.

            “You damn, Diva!” maki Riko

            Diva tertawa menanggapi kekesalan dua sahabatnya. Diva memang sangat pandai bermain Kartu Uno. Strateginya sangat akurat ditambah malam ini, tangan Ari membawa keberuntungan untuk Diva.

            “Ehm.. Nasi goreng pedesnya empat. Jangan lupa minta tambahan kerupuk. Beli juga minuman biar asik. Oke?” ucap Diva sambil menaikkan sebelah alisnya dan mengeluarkan uang seratus ribuan. Haaa.. Senang sekali dia melihat kedua sahabatnya itu sengsara. Apalagi melihat wajah mereka yang gondok setengah mati.

            Tanpa berkata-kata, Riko langsung mengambil kunci motornya dan segera pergi bersama Ari. Diva terkekeh geli sampai dua sahabatnya hilang di ujung jalan. Tinggalah Diva dengan Arav. Suasana hening menyelubungi mereka. Canggung menghinggapi Diva dan Arav. Mereka belum pernah berbincang sama sekali, kecuali saat adegan tabrakan di belokan tangga sekolah.

            Merasa tidak nyaman dengan suasana canggung seperti ini, Arav membuka pembicaraan, “Jadi.. Udah berapa lama lo sahabatan sama Riko sama Ari?”

Radiva SamanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang