Radiva - Part 12

660 21 6
                                        

Nah readers! Ini gambar keduanya. Lukisan Le Bateau karya Matisse. Gambar awan, kapal layar dan laut. Ada yang bisa bedain mana yang bawah dan mana yang atas? Itu gambar benar-benar menjebak. Berhati-hatilah! Wahahahaha...

Saya ga pernah bosen kok ngucapin terima kasih kepada readers untuk komentar dan vote-nya!! Keep reading yach, enjoy.. hehehe ^^

***

Raka memarkirkan mobilnya tepat di depan sekolah Diva. Raka lalu keluar mobil dan bersandar di pintu mobilnya. Dia mencoba memperhatikan siswi yang keluar dari gerbang. Well, dia memang ingin menjemput adiknya tapi juga ingin bertemu Diva. Yeah, gadis itu sukses membuat Raka tidak bisa tidur karena penasaran.

            Sosok yang dinantikan Raka pun muncul. Diva sedang berjalan sambil memainan ponselnya dan sekali-kali menjawab panggilan temannya dengan senyuman. Diva memainkan ponselnya dan wajahnya terlihat kesal. Alisnya terangkat satu. Wajahnya terlihat jengkel dengan ponselnya.

            Raka langsung mendekati Diva. Diva tidak menyadari bahwa Raka sudah berdiri di sampingnya, “Masa ga jadi sih?” ucap Diva sendiri.

            Raka tersenyum geli, “Apa yang ga jadi?”

            Diva langsung menoleh dan dia terlihat kaget melihat Raka berdiri di sampingnya. Diva memperhatikan Raka secara keseluruhan. Celana panjang hitam dipadu dengan kaos santai berwarna merah dan ditutupi dengan kemeja kotak-kotak biru yang seluruh kancingnya terbuka. Bibirnya menyunggingkan senyum kecil, rambutnya sedikit berantakan dan.. ah cowok ini ganteng banget!

            Raka membiarkan Diva menatap seluruh penampilannya secara mendetail dan Raka juga tahu Diva terpesona. Buktinya Diva tidak berkedip dan itu cukup membuat Raka ingin tertawa geli.

            Seakan sadar dengan apa yang dia lakukan, Diva langsung menggelengkan kepalanya dan menatap Raka, “Eh? Ka Raka! Ko bisa disini?”

            “Mau jemput Dinda dan ketemu lo.”

            “Ketemu gue, Kak? Emang ada perlu?”

            “Ga ada sih. Cuma pengen ketemu aja.”

            “Oh kirain ada apa..”

            “Keliatannya tadi lo kesel sama ponsel lo? Emang dia kenapa?”

            Diva terkekeh geli, “Bukan ponselnya, Kak. Tapi orang yang ngirim SMS. Dia ga jadi jemput gue pulang.”

            “Siapa yang SMS?”

            “Nyokap.”

            “Jadi lo pulang sama siapa?”

            “Ga tau. Mungkin naik angkot. Emang lo mau nganterin gue, Kak?” tanya Diva iseng sambil tersenyum jahil.

            “Boleh. Rumah lo dimana?”

            Diva kaget, “Eh? Bercanda, Kak.”

            “Serius juga gapapa.”

            “Dinda gimana?”

            “Dia kayanya ada ekskul hari ini. Jadi? Mau gue anterin pulang ga?”

            Diva menimbang-nimbang. Pertama, dia ga pernah naik angkot. Kedua, dia ga tau angkot mana yang menuju rumahnya. Ketiga, ada tumpangan gratis. Tapi ini Raka! Cowok yang baru dikenalnya gara-gara insiden tabrakan di kantin. Meyakinkan ga yah?

Radiva SamanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang