Om Arya memiliki dua orang anak. Yang satu laki-laki dan yang satu lagi perempuan. Yang laki-laki memakai kemeja berwarna merah tua yang lengannya digulung sampai siku. Celana levis hitam dipadu dengan sepatu kets. Wajahnya tampan seperti Om Arya. Yang perempuan memakai dress panjang selutut. Atasnya berwarna putih dan bawahnya berwarna biru. Perempuan itu memakai sebuah jaket berwarna biru dan memakai jilbab berwarna biru tua. Kedua orang ini sama terkejutnya dengan Diva.
“Kak Raka? Dinda? Kalian itu.. Om Arya?” Diva bingun melihat mereka bertiga.
Kini Diva sadar saat pertama tadi melihat wajah Om Arya dari luar. Wajah Om Arya sama dengan Raka. Raka seperti versi mudanya Om Arya namun lebih tampan tentu saja. Dan Dinda.. Wajah manis yang sepertinya mewarisi keanggunan Ibu mereka yang sudah meninggal. Karena kemiripannya dengan Om Arya hanya terlihat dari hidugnya saja yang lancip.
“Hai Diva.. Kenalkan, saya Arya dan ini kedua anak saya. Rakadipta Yudha dan Adinda Anastasya.”
Diva sangat shock. Jadi cinta pertama Mama Diva adalah duda beranak dua ini. Kakak beradik yang sudah dikenal Diva? Si Kakak cowok tukang gombal yang bisa membuat wajah Diva memanas dan si adik adalah korban kejahilan Diva. Kenapa dunia begitu sempit?
“Diva duduk dulu, Sayang..” panggil Mamanya dan Diva menurut tapi pandangannya tetap melihat Om Arya, Raka dan Dinda, “Kamu sudah kenal mereka, Div?” tanya Mamanya.
Diva mengangguk, “Dinda itu adik kelas Diva dan Kak Raka pernah jemput Dinda ke sekolah jadi Diva tahu mereka.”’
“Benar itu Raka? Dinda?” tanya Om Arya.
Dinda menyahut, “Iya, Pah. Kak Diva itu terkenal di sekolah aku loh..”
Diva tersenyum malu, “Ga setenar itu mungkin. Jangan lebay lo, Din! Hahaha..”
“Jadi, Diva.. Mungkin pertemuan kita dulu tidak berjalan lancar..” jelas Om Arya.
Diva kembali mengingat kejadian itu. Kejadian dimana Diva memergoki Mamanya dan Om Arya bermesraan. Diva yang langsung menghardik Mamanya dan menatap tajam Om Arya seperti seorang pembunuh. Diva sampai menunduk malu, “Maafin kelakuan kasar Diva waktu itu, Om. Diva bener-bener out of control saat itu..”
“Om ngerti kok. Div. Dan Om seneng sekarang kamu sudah baikan dengan Mama kamu lagi.”
Diva tersenyum hangat. Matanya lalu melirik sedikit ke arah Raka. Laki-laki itu diam saja. Entah apa yang dipikirkannya. Biasanya Raka kan selalu banyak omong dan yang menjadi pemeriah suasana. Tapi laki-laki ini.. sedari tadi hanya terus menatap Diva. Seperti mengharapkan sebuah kepastian. Tapi entahlah...
“Diva.. Om kesini bukan hanya untuk bertemu dengan kalian. Om ada maksud datang kesini.”
“Memang ada apa, Om?”
“Kamu pasti tahu kan gimna hubungan Om dengan Mama kamu? Om itu−”
Diva memotong pembicaraan Om Arya, “Om adalah cinta pertama Mama Diva, iya kan? Diva sudah tahu tentang itu kok, Om.” Ucap Diva sambil tersenym.
“Baguslah kalau kamu sudah tahu. Om tidak perlu menceritakannya lagi. Om ingin melamar Mama kamu.”
Diva sedikit kaget dengan penuturan Om Arya. Kalau misalnya Om Arya jadi suami Mamanya, otomatis Diva akan jadi anak Om Arya? Jadi anak tiri Om Arya, iya kan? Dan berarti Raka dan Dinda juga akan menjadi saudara tiri Diva? Betul kan? Diva lalu menoleh ke arah Dinda dan Raka. Cewek berjilbab itu tersenyum manis ke arahnya. Diva yakin, Dinda pasti sudah tahu kalau Papahnya akan melamar Mama Diva. Dan Raka? Dia hanya diam tanpa ekspresi. Tidak menunjukkan reaksi apapun. Diva sebal setengah mati dengan cowok ganteng itu. Kemarin friendly-nya bukan main, sekarang jadi kaya orang ga kenal begitu. Sombong banget!!