Chapter 25

745 80 4
                                    

Harry's POV

Kami sekarang sudah berada di kantor polisi. Aku sudah memberitahukan pada polisi tentang kehilangan seseorang. Menjelaskan ciri-ciri Hailey pada polisi dan juga membawa Hannah.

"Tolong temukan dia! Dia dalam bahaya sekarang!" Aku memohon kepada polisi tadi setelah dia selesai bertanya.

"Kami harus memprosesnya dulu tapi secepatnya kami akan cari. Kalau boleh tahu kapan dia menghilang?" Polisi itu bertanya padaku yang membuatku berpikir. Aku tidak tahu kapan dia menghilang.

"Sore tadi Pak. Dia bilang pada pembantu saya ingin berbelanja makanan tapi sampai tengah malam dia juga belum balik." Luke berbicara semenjak aku pikir kapan dia menghilangnya.

"Itu berarti belum 24 jam." Polisi menghela napas panjang menatap kami bertiga.

"Tapi kumohon, Pak. Mantan pacarku mengira Hailey itu aku makanya dia menculiknya. Dia itu gila." Hannah yang terlihat cemas berkata dengan tangisan.

"Tenang dulu. Memangnya mengapa mantan pacarmu ingin sekali menculikmu?" Tanya polisi itu mengintrogasi Hannah.

"Aku tidak tahu alasannya tapi kami putus karena dia ketahuan selingkuh dengan perempuan lain. Dia terus meminta kami menjadi pasangan tapi aku terus menolaknya." Lagi, Hannah semakin menangis.

Ketika kami sedang sibuknya, ponsel Hannah bergetar. Hannah langsung saja meraih ponselnya dan tertera nama Hailey di ponselnya.

"Hailey." Gumamnya memegang ponselnya dengan gemeteran.

"Angkat saja dan loud speaker." Ujar polisi itu, Hannah menganggukan kepala nya dan mengangkat telponnya.

"Hallo?" Hannah mengetest tapi tidak ada suara yang terdengar disana. Yang ada hanya suara decitan yang sejauh ini kudengar.

"Hailey kumohon jawab." Hannah menangis sambil berkata dalam telponnya. Tapi yang bisa kudengar hanyalah gumaman yang tidak jelas. Ini pasti karena mulutnya Hailey di tutup dengan sesuatu.

"Matikan panggilannya!" Perintah polisi itu yang langsung dimatikan saja oleh Hannah. "Berikan aku ponselmu. Aku akan melacak nomornya tadi." Polisi itu memberikan tangannya.

"Baiklah." Hannah memberikan ponselnya pada polisi itu. Polisi itu mengambil ponselnya dan pergi meninggalkan kami.

"Tunggu sebentar." Katanya kepada kami sebelum polisi itu pergi.

Kami bertiga dalam keheningan untuk sementara karena ponselku berdering. Aku yang semangat mengambil ponselku yang kuletakkan di saku celanaku, berharap itu adalah panggilan masuk yang berasal dari Hailey. Aku sangat merindukannya.

Aku mengutuk diriku sendiri ketika mendapati nama Niall yang tertera dalam layar ponselku. Mengangkat dengan malas.

"Ya ada apa? Aku sedang sibuk!" Gertakku. Hannah dan Luke yang tadinya diam menjadi menatapku.

"Hey kau kenapa? Aku hanya ingin memberitahukanmu kalau management mengatakan besok kita akan membicarakan album terbaru kita." Niall terdengar begitu semangat menjelaskan itu semua. Bukan karena aku tidak bersemangat karena album hanya saja aku masih memikirkan Hailey saat ini dan seterusnya.

"Bilang kepada Mr. John kalau aku besok tidak bisa datang. Ada urusan yang sangat mendadak yang tidak ditunda." Kali ini aku berbicara dengan santai karena aku tidak ingin membuat mereka semua kecewa.

"Ada apa denganmu? Apa kau ada acara dengan Anne? Atau kau mau menjemput kendall? Kau kan sudah memiliki Hailey." Niall menanyakanku pertanyaan seperti biasanya dia lakukan kalau aku beralasan tidak bisa datang.

Twins |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang