Chapter 13

859 92 4
                                    

Harbara♥

Setelah selesai aku menyiapkan dua gelas susu putih hangat. aku meletakkannya di nampan dan membawanya. Begitu aku melangkah ke arah sofa, begitu kagetnya aku melihatnya. Hatiku langsung hancur berkeping-keping melihat itu, semuanya. Rasanya begitu sakit melihat Harry berciuman dengan Kendall. Astaga aku baru balik dari apartemen ini dan aku di sambut dengan hal seperti ini.

"Hmm ngomong-ngomong aku bisa membantumu untuk kau dekat dengan Harry."

Tiba-tiba aku teringat ucapan Hannah kepadaku tadi siang. Tapi aku baru berada disini dan aku merasa kangen dengan mereka termaksud dengan Harry. Tapi apa bisa aku meminta Hannah membantuku dan itu artinya aku akan kembali ke Skotlandia?

Mengapa mereka berciuman terlalu lama? Apa Harry masih menyukai Kendall? Astaga mengapa ini begitu menyakitkan untuk kuakui. Aku cinta pada Harry dan aku terlalu sakit hati melihat mereka berdua seperti ini. Tapi aku tidak boleh egois seperti ini. Aku harus tahan rasa keegoisanku ini. Aku memang mencintai dia tapi aku tidak boleh egois seperti ini.

Aku berdehem lalu mungkin dia merasakan kehadiranku jadi dia melepaskan ciumannya dengan Kendall sedangkan Kendall masih terus merayunya.

"Ini minumannya." Aku meletakkan dua gelas susu putih itu di atas meja dan segera ingin ke dapur.

Aku berjalan ke arah dapur dan sesampainya di dapur aku menghembuskan napas. Astaga aku melihatnya. Aku memegangi dadaku, dadaku terasa sakit melihatnya. Hatiku terasa hancur begitu saja. Aku belum pernah melihat Kendall dan Harry berciuman seperti itu. Dan dimanakah pacarnya Kendall? Astaga mengapa pikiranku selalu berpikir itu terus.

Seseorang berdehem di belakangku yang mana membuatku terkesiap. Aku membalikkan badanku dan kaget, aku melihat Harry sudah berada di depanku. Aku menunduk ke bawah karena malu telah melihatnya melakukan itu. Astaga ini terlalu bodoh.

"Maaf." Aku masih menundukkan kepalaku.

"Maaf untuk?" Dia mengangkat daguku sehingga aku bisa melihat mata hijau menyalanya. Matanya yang sangat bersinar itu melunak ketika bertemu dengan mataku.

"Karena a-aku me-melihatnya." Ucapku terbata-bata.

"Hmm... Maaf tapi itu tidak seperti apa yang kau lihat. Kita hanya berteman." Katanya masih memegang daguku dan jaraknya semakin lama semakin mendekat padaku.

Aku yang melihat Harry yang tiba-tiba mendekat ke arahku ini membuatku sontak berjalan mundur menjauh dari Harry. Tapi entahlah dia malah semakin mendekat hingga aku merasakan kalau tubuhku sudah menyentuh dinding. Di saat itu Harry mendekatkan dirinya padaku. Aku yang begitu gugup dengan sikapnya yang aneh ini memejamkan mataku. Tapi yang kurasakan kini adalah bibirku terasa sangat aneh. Langsung saja aku membuka mataku, aku merasakan ada yang aneh dengan bibirku seperti seseorang telah menciumku.

Aku membuka mataku dan sontak terkaget melihat Harry yang mencium bibirku dengan lembut. Ciumannya ini yang membuat jantungku berdebar. Perasaan yang sontak membuatku merasa cangguh. Kami berciuman cukup lama dan kami seperti menikmati ciuman kami ini. Dia sangat lembut melakukan ini padaku.

Dia melepaskan ciumannya dariku lalu mendekatkan bibirnya di telingaku. "Aku ingin mengatakan kalau aku-"

"Harry!!" Suara Kendall dari sofa membuat Harry menghentikan ucapannya itu. Dia memejamkan matanya sebentar lalu melepaskan diriku dan berjalan menuju Kendall.

Ketika dia sudah tidak ada di dapur lagi dan sibuk mengurusi Kendall aku langsung menghembuskan napas berat. Astaga apa tadi benar kalau Harry menciumku? Apa yang membuatnya tiba-tiba melakukan ini padaku? Ini aneh, sangat aneh. Aku memegang bibirku yang sehabis dicium Harry tadi. Ciumannya menghantarkan sensasi yang sangat berbeda dari biasanya. Jantungku berdebar sangat cepat dari biasanya. Aku mencubit diriku untuk menyadarkanku kalau aku ini bermimpi atau tidak. Aku merasa sakit ketika aku mencubit diriku dan aku sadar kalau ini benar-benar nyata. Sungguh ini benar-benar sangat nyata.




Twins |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang