Chapter 27

798 81 10
                                    

Hailey's POV

Perlahan aku membuka kedua mataku. Kepalaku terasa sangatlah sakit dan berat sekali. Aku bergumam pelan, meregangkan tubuhku. Tubuhku terasa sangat sakit terutama di bagian pergelangan tangan dan kakiku. Aku ingat kalau pergelangan tangan dan kakiku diikat selama seharian lebih.

"Hailey?" Seseorang memanggil namaku sambil memegang tanganku.

"Aw!" Aku berteriak kecil sambil menyingkirkan tangan seseorang tadi. Penglihatanku masih buram.

"Tanganmu sakit?" Harry membelai rambutku dengan lembut. Aku bisa melihat wajah Harry sekarang. Wajah tampannya dan wajahnya juga berubah menjadi layu.

"Sedikit." Aku tersenyum begitu mengakhiri kalimatku.

"Aku sangat merindukanmu, Hailey. Kumohon tetaplah disisiku, oke?" Harry mencium keningku dan mengusapkan rambutku lagi. Aku membalasnya dengan anggukan, dia tersenyum.

"Harry..."

"Ya?" Dia menatapku dan tersenyum. Terlihat jelas dimples-nya yang sangat mempesonakan.

"Maafkan aku."

"Untuk?" Dia terlihat mengerutkan alisnya.

"Karena berbohong padamu masalah Hannah."

"Sudahlah. Lupakan semuanya! Aku sangat mencintaimu. Bagaimana mungkin aku bisa tidak memaafkan seseorang yang aku cintai? Melihatmu seperti ini membuatku sangat sedih." Dia mencium bibirku setelah mengucapkan kalimatnya itu.

"Tap-" ucapanku terhenti karena jari telunjuknya Harry berada di bibirku.

"Sudah. Aku tidak mempermasalahkan semuanya itu. Hannah ada di ruang tamu. Kalau kau mau bertemu dengannya aku bisa memanggilnya."

"Harry... Terima kasih." Aku bangun dari tidurku dan memeluk Harry yang duduk di tepi ranjangku.

"Hey... Hailey sudahlah. Kau harus istirahat. Kau masih sakit." Dia mengeluskan punggungku dan mencoba melepaskan pelukannya. Aku menahan dia agar tidak melepaskan pelukannya itu.

"Kumohon jangan dilepaskan. Aku masih merindukanmu." Aku menggenggam erat tubuh Harry agar ia tidak melepaskannya. Dia akhirnya tidak melepaskan pelukannya itu.

Pelukan yang selama ini selalu kurindukan, pelukan yang membuatku nyaman walaupun berada di tempat nyaman, hanyalah Harry yang bisa membuatku seperti ini. Membuatku terasa terbuai dan melupakan semua masalahku.








**

Aku memandang Hannah. Sebulir air mata akhirnya terjatuh dan membasahi pipiku. Aku tidak menyangka karena aku akan berpisah lagi dengan Hannah.

"Hey Hailey. Jangan menangis!" Hannah menangkup pipiku dan jarinya dengan sigap menghapus air mataku. Dia bersikap sok kuat dengan memarahiku dan melarangku untuk menangis. Aku tahu dia juga tidak tahan untuk menjatuhkan air matanya.

"Aku merindukanmu, Hannah." Ucapku lalu memeluknya lagi. Lagi, air mataku kembali jatuh. Aku sangat merindukannya dan Ibu.

"Aku juga sangat merindukanmu tapi aku harus pulang ke Skotlandia. Aku kasihan meninggalkan Ibu sendirian. Kau tentu tidak mau kan membuat Ibu cemas?"

"Sampaikan salamku pada Ibu kalau aku merindukan Ibu. Sangat merindukannya." Aku tersenyum dan menghapus air mataku.

"Tentu saja." Dia mengedipkan matanya padaku. "Harry jagalah saudaraku. Jangan sampai dia menangis seperti ini, oke?" Dia menatap Harry yang berada di sampingku. Memberikan pandangan peringatan kepada Harry untuk menjagaku, itu terlalu berlebihan.

Twins |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang