Part 4

17.8K 702 4
                                    

***

SANIA POV

Cahaya matahari mulai menusuk mata indahku, perlahan aku mencoba membuka mataku untuk melihat jam yang berada diatas meja tepat disamping ranjang berukurang king size yang kutempati sekarang. Mataku refleks membulat sempurna saat melihat jarum pendek dari jam itu menunjuk ke angka 9, tanganku mengucek mataku mencoba menormalkan penglihatanku dan berharap kalau jam itu eror. Tapi nihil, jarum jam itu tetap saja menunjukan angka 9.

'Ini pasti karna ulah Rakha semalam, lihat saja kau nanti' ucapku dalam hati

Aku berusaha bangkit dari posisi tidurku dan ingin segera membersihkan diri. Gagal. Aku hanya bisa mencapai tahap duduk. Ada sesuatu yang menahan pinggangku. Aku menoleh kebelakang dan melihat Rakha yang masih memejamkan matanya dengan badannya yang tak menggunakan pakaian. Aku mendengus sebal dan mengguncangkan lengan kekar Rakha yang melingkar dipinggangku. Sial, Rakha malah semakin mengeratkannya dan menarikku kembali untuk tertidur disampingnya, ia menggelamkan kepalaku pada dada bidangnya.

" hey kau tidak pergi kekantor " ucapku dengan suara khas bangun tidur

" shh.. kumohon lima menit saja " suara serak Rakha terdengar seksi dan membuatku merinding.

    Aku hanya bisa terdiam, menuruti perintah Rakha barusan. Perlahan ku penjamkan kembali mataku. Aroma tubuh Rakha memang khas, seakan semua yang menciumnya ingin selalu mandekat. Aku berharap waktu 5 menit segera habis, aku benar-benar terdiam, tubuhku membeku, bingung harus melakukan apa.

Aku menghelangkan nafasku saat merasa tangan Rakha yang mulai mengendur dari pinggangku. Ini kesempatan buat lepas dari Rakha – pikirku lagi. Secepat mungkin aku mencoba bangkit agar menjauh dari Rakha. sial, lagi-lagi gagal. Rakha menarikku 'lagi'. Kali ini posisi kepalaku tidak berada dalam dada bidangnya lagi. Wajah ku sejajar dengan wajah Rakha, dan hidung kami sangat dekat bahkan hampir bersentuhan. Aku menatap wajah Rakha yang masih memejamkan matanya tapi bibirnya malah mengulas senyum. Aku mendengus sebal. Aku yakin kali ini Rakha mengerjaiku.

" aku bilangkan tadi 5 menit. Ini baru 2 menit, kenapa kau melepaskanku? " kali ini Rakha sudah membuka matanya dan menatap mataku lekat, serta tangannya masih memelukku.

" kau ingin membuat ku dan anak kita tersiksa. Aku sulit bernafas " ucapku kesal, tapi Rakha malah terkekeh.

" baiklah, aku akan melepaskanmu. Tapi beri aku morningkiss dulu " aku melihat Rakha yang tersenyum bagaikan iblis.

Baiklah, aku mengecup singkat bibirnya dan beranjak untuk membersihkan diri. Tapi sebelum aku benar-benar bangkit, aku menoleh kembali menatap Rakha yang memejamkan matanya kembali.

" kau tidak pergi kekantor? "

" tidak. Aku ingin kau menemaniku hari ini. Cepat kau mandi, dalam 10menit harus sudah selesai. Kalau tidak, aku yang akan masuk " Rakha menyeriang dan membalikkan tubuhnya memunggungiku.

" hey kau gila, mana mungkin aku mandi secepat itu " kulemparkan bantal yang ada didekatku ke punggung Rakha.

" cepatlah, waktumu sudah berjalan "

Aku bangkit dari kasur dengan cepat. Aku sedikit menggerutu kesal saat berjalan menuju kamar mandi. " mimpi apa aku, bisa mendapatkan suami menyebalkan seperti dia " aku mulai merapatkan pintu kamar mandi.

' aku mendengar ucapanmu tadi ' aku mendengar suara Rakha dari luar, tapi aku tak peduli. Berdebat dengan Rakha tak berguna bagiku.

***

Author POV

Jakarta, kota yang tak pernah lepas dari kata kemacetan. Hampir setiap waktu kemacetan selalu terjadi. Tak tau apa penyebabnya. Polusinya pun jangan ditanya lagi. Kalian pasti tau. Kendaraan yang berlalulalang setiap waktunya, asapnya yang sangat amat tebal dan membuat siapa pun yang menghirupnya seakan merasa sesak.

Because Our SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang