Because Our Son

Part 3

    Jadwal Sania hari ini untuk memeriksa kondisi kandungannya. Sania selalu memeriksakan kondisi kandungannya setiap bulan, karna ia takut kehilangan anak pertamanya. Sania banyak mendengar para ibu yang kehilangan anaknya, dan akhirnya mengalami stress bahkan ada beberapa yang suaminya justru malah meninggalkannya dengan berbagai alasan. Ia tidak mau mengalami hal seperti itu dalam hidupnya. Karna baginya itu benar-benar hal yang paling menyedihkan.

Sania sedang duduk tenang diruang tunggu sebuah rumah sakit yang berada di kawasan pondok indah. Biasanya setiap bulan pemeriksaan ia selalu ditemani dengan Rakha. Tapi karna tadi Rakha pergi begitu mendadak jadi ia memutuskan pergi sendiri. Tangannya tak henti-henti mengelus perutnya yang membesar itu, seakan memberikan kasih sayang pada bayi didalamnya.

" Sania Aretha Abyasa " seorang wanita memanggil namanya dari depan ruang pemeriksaan. Sania yang merasa namanya dipanggil segera memasuki ruang tersebut.

Didalam Sania sempat menjalani sejumlah pemeriksaan. Dan lumayan menghabiskan watu, kira-kira 20menit. Selesai diperiksan Sania tak langsung keluar dari ruangan pemeriksaan, ia memilih untuk berbicara dengan dokter kandungannya tersebut.

" Jadi gimana kondisi anakku pratista? " ucap Sania, ia memanggil nama wanita dihadapannya tanpa embel-embel dokter. Ya karna Sania sudah sangat dekat dengan wanita dihadapannya semenjak pertama kali memeriksa kandungan disini.

" Kondisi anakmu sangat baik Sania, kau hanya perlu menjaga pola makanmu saja, jangan sampai telat " Sania mengangguk mendengar jawaban wanita tersebut. " oh ya, Suami mu tidak mengantar? Kemana dia? " tanya Pratista karna memang ia tidak melihat Rakha yang biasanya selalu rutin ikut mengantarkan Sania.

" huh, dia harus pergi meeting ke Jogja tadi pagi, itu pun sangat mendadak tanpa memberitau ku. aku juga tidak bilang padanya kalau hari ini ada jadwal pemeriksaan, jika aku bilang pasti ia akan membatalkan meeting itu " Sania menjawabnya sambil terkekeh.

Bagaimana tidak, Rakha memang selalu membatalkan meetingnya karna tau aku ada jadwal pemeriksaan dihari yang sama. Dengan alasan 'aku ingin tau perkembangannya, dan melihat wajahnya seperti aku tau tidak'. Semenjak Sania hamil, sifat Rakha berubah menjadi posesif padanya.

" Rakha sehabis makan siang aku akan pergi untuk memeriksa kandungan " ucap Sania saat sedang makan siang bersama Rakha.

" benarkah? Oke, aku akan menemanimu " jawab Rakha yang masih terfokus dengan makan siangnya.

" tadi kau bilang sehabis makan siang, kau ada meeting? Bagaimana bisa kau mengantarku? "

" aku akan membatalkannya. Dan akan mengabari Windy setelah ini "

Sania memutar bola matanya " kau tidak bisa seenaknya membatalkan meetingmu itu sayang, bagaimana kalau para partner kerjamu kecewa dengan sikapmu itu " ucap Sania, Rakha refleks menatap mata Sania dan tersenyum.

" aku tak peduli kehilangan beberapa partner kerjaku. Aku hanya takut kehilanganmu dan anak kita " Rakha melihat pipi Sania yang merona setelah mendengar ucapannya tadi. " baiklah, kita harus segera berangkat ke rumah sakit bukan? " Sania mengangguk menjawab ucapan Rakha.

" kau sangat beruntung Sania, karna mendapatkan Rakha. Sejak awal kau datang kemari bersama Rakha, para pegawai rumah sakit disini sangat mengagumi sosok Rakha. " ujar Pratista, dan Sania hanya terkekeh mendengarnya.

" baiklah, terima kasih untuk hari ini Pratista. Nanti aku akan menghubungi kau lagi kalau ada masalah " Sania berjabat tangan dengan Pratista dan meninggalkan ruangan tersebut.

***

    Kebiasaan Sania setiap ditinggal Rakha bekerja ia selalu menghabiskan waktunya di Apartment untuk menonton drama korea dibandingkan ia harus berbelanja di mall dan menghamburkan uangnya begitu saja. Menurutnya itu sangat tidak bagus, karna dari kecil ia sudah diajarkan orang tuanya untuk tidak menghamburkan uang hanya untuk bersenang-senang.