Part 13

9.9K 484 16
                                    

Author POV

Waktu terus berjalan, tak dapat dihentikan. Dan itu sebuah fakta. Dengan cara apapun yang kamu lakukan untuk menghentikan waktu itu tidak akan berhasil dan sangat mustahil, kecuali tuhan yang menghendakinya.

Seandainya waktu bisa di ulang , banyak orang-orang yang berharap ingin kembali ke masa kanak-kanak dulu. Dimana belum merasakan akan pahitnya cinta. Tidak semua orang beruntung dalam soal percintaan. Hanya orang-orang yang saling mempercayai yang biasanya akan berhasil dalam cinta. Saling mencintai? Tidak semuanya berhasil. Mengapa? Karena cinta bisa pudar jika tidak ada kepercayaan diantaranya. Cinta dan Kepercayaan – 2 hal yang harus berjalan beriringan dalam sebuah hubungan. Jika salah satu diantaranya tidak ada, maka hubungan itu tidak akan berhasil.

Hal itu yang sedang dirasakan Sania. Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, menurutnya kini Rakha sudah tidak lagi mempunyai rasa kepercayaannya pada dirinya. Sekarang, ia lebih sering menunjukkan sikap egoisnya secara langsung.

Semua yang dilihat oleh Rakha memang benar adanya. Dia melihat dengan matanya sendiri, bahkan Rakha sampai memberikan sebuah foto sebagai tanda bukti tentang kemesraan yang diperbuat oleh Raffi di Kedai beberapa hari lalu.

Sudah 4 hari berlalu semenjak pertikaian itu, keduanya tidak bertatap muka lagi. Berkomunikasi pun tidak pernah. Berkali-kali Sania mencoba menghubungi Rakha, tapi hasilnya nihil. Selalu tidak diangkat atau pun ponselnya yang sering tidak aktif.

Sania tidak bisa tinggal diam saja. Selepas Rakha pergi dari Apartment, keesokan harinya ia memutuskan untuk mengunjungi Rakha di kantor, bermaksud ingin menjelaskan fakta yang sebenarnya. Tidak peduli jika Rakha mengusirnya, yang Sania mau hanya ingin menyelesaikan persalah pahaman yang terjadi.

Berjam-jam Sania menunggu Rakha di ruangannya, tapi sosok yang ditunggu tak kunjung datang. Membuat Sania yakin kalau Rakha benar-benar pergi dan meninggalkannya. Langkahnya tak henti-henti keluar masuk dari ruangan milik Rakha, untuk menanyakan kepada Windy dimana Rakha, tapi respon yang diberikan Windy selalu sama. Wanita itu selalu mengatakan "mungkin terkena macet dijalan" dengan nada bicara yang dingin.

Yang membuat salut adalah usaha Sania yang tidak langsung surut. Keesokan harinya Sania tetap bersikukuh ingin mengunjungi Rakha di Kantor. Tapi hasilnya tetap sama. Tidak ada tanda-tanda kalau Rakha berada di Kantor. Hatinya hancur, rasa kesepian mulai melanda pada dirinya. Tidak ada lagi yang mengganggunya di Dapur, tidak ada lagi yang memeluk tubuhnya dikala tidur, dan tidak ada lagi membuat kerusuhan didepan pintu kamar mandi jika Sania terlalu lama di dalam. Ia hanya bisa tersenyum miris mengingat kelakuan Rakha yang bisa membuatnya naik darah.

Timbulnya masalah diantara mereka adalah sepenuhnya kesalahan Rakha. Rakha yang menuduh Sania berselingkuh dan menginjak harga diri Sania dengan serendah itu. Tapi atas keegoisan Rakha tersebut, berhasil membuat Sania menjadi ikut bersalah.

Sania sudah tidak lagi peduli akan harga dirinya yang direndahkan oleh Rakha. Sania hanya menginginkan Rakha kembali. Sepeninggalnya Rakha, kandungannya pun sudah tak terurus, Sania sering sekali melawatkan sarapan dan makan siang serta waktu istirahat yang berkurang. Membuat Sania Berhari-hari hanya bisa melamun dan menangis, karena benar-benar merindukan sosok suaminya.

Sania termengun diatas ranjang. Matanya tak pernah lepas dari pintu, berharap sosok yang dirindukannya kembali pulang serta membawakan beberapa buket bunga yang selalu Rakha lakukan jika Sania sedang murung. Tapi sekarang, harapannya pupus.

Suara decitan pintu berhasil membuat lamunannya terbuyar, dengan semangat tatapannya langsung terarah menatap pintu yang berada tak jauh darinya. Berharap Rakha yang muncul dibalik pintu tersebut.

Because Our SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang