Author POV
Rutinitas aktifitas yang dilakukan Sania setiap pagi yaitu membuat sarapan untuk dirinya dan Rakha kini sudah terselesaikan. Tadi mereka ber-dua sudah menghabiskan sarapannya masing-masing. Mereka berada di walk in closet sekarang. Sania sedang terduduk dikursi panjang untuk memakai wedges pada kakinya, sedangkan Rakha tengah memakai dasinya sendiri.
" aww " rintih Sania kesakitan, Rakha segera mendekat ke arah Sania untuk mengetahui apa yang terjadi.
" hey, ada apa? " Rakha menatap Sania dengan cemas, ia mencoba mensejajarkan pandangannya dengan Sania dengan cara berjongkok dihadapan wanita itu.
" sepatu ku kenapa sempit sekali? Apa kaki ku membesar? " Sania mencoba memijit pergelangan kakinya.
Rakha terkekeh saat mendengar pernyataan yang Sania lontarkan. " itu hal yang wajar buat wanita yang sedang hamil. Sudah kau pakai sandal biasa saja " Rakha mengusap lembut puncak kepala Sania.
Sania menautkan kedua alisnya, tak lama ia mengangguk. Semenjak Sania hamil banyak sekali hal yang Sania tidak ketahui tentang apa saja yang harus dijaga saat masa kehamilan dan juga tentang perubahan tubuh yang dialami wanita yang hamil. Sania tidak mengetahui kalau wanita hamil tidak diperbolehkan terlalu banyak meminum soda serta memakan buah nanas dan durian. Ia baru mengetahuinya dari Rakha.
Rakha memang tipikal suami yang pengertian. Semenjak Sania hamil, ia mencoba mencari tau tentang kehamilan untuk Sania. karna Rakha tau, kalau Sania malas sekali membaca. Bahkan membaca majalah pun hanya sekedar membaca judulnya, jika tidak menarik ya dia akan meninggalkannya.
Rakha bangki dari posisinya, Tangannya merogoh saku celana mencari sesuatu didalam sana. Ia berjongkok kembali dihadapan Sania, menumpu kedua lututnya dilantai. Diraihnya pergelangan tangan Sania dan memakaikannya sebuah gelang. Sania terpaku, matanya berbinar seakan dia sangat bahagia.
" aku membelinya saat berkeliling Bandung kemarin. Ga sengaja aku liat gelang ini, dan aku rasa kamu menyukainya. Jangan diliat dari harganya ya " Rakha menggenggam erat tangan Sania.
Sania tersenyum, tak lama ia memeluk tubuh Rakha erat. Matanya terpejam, merasakan kenyamanan yang selalu ia rasakan saat berada dipelukan Rakha.
" aku mencintaimu " bisik Sania tepat ditelinga Rakha.
***
Sania POV
Wajahku menelengkup diatas meja. Hari ini adalah hari ke 3 aku kembali ke Butik. Tadi pagi, aku dan Gia -pegawai dibutik ku- pergi berbelanja untuk mencari kain yang kurang. Siang ini cukup panas, ditambah lagi AC di Butik ini mengalami kerusakan yang akhirnya membuat suasana semakin tambah panas.
Aku membenarkan posisiku kembali saat merasa perutku yang sudah mulai keroncongan untuk meminta diisi dengan asupan makanan. Kuraih ponsel yang berada di atas meja dan mengetik suatu pesan singkat untuk Rakha.
To : Rakha
Sudah makan siang?
Sebari menunggu balasan dari Rakha, aku mencoba membereskan kertas-kertas yang sudah tidak tersusun di atas mejaku. Tak membutuhkan waktu lama, ponselku berbunyi pertanda ada sebuah pesan masuk.
From : Rakha
Sebentar lagi aku akan makan siang. Kau juga jangan melewatkan makan siangmu.
aku tersenyum saat membacanya. Baru saja aku ingin membalas pesan Rakha, seorang wania memasuki butik ku dan mengurungkan niatku untuk membalas pesan Rakha. Aku menatap wanita itu tak berkedip. Wanita itu bagaikan model victoria secret. Badannya yang langsing, kakinya yang jenjang, kulitnya putih, serta Rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai. Wanita itu mendekat kearah ku, membuat tubuhku terkesiap akan kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Our Son
RomanceKarena dia, aku harus pergi dan rela kembali lagi. -Sania Aretha Abyasa. *** Hello ini cerita pertama gua di wattpad. Mohon dimaklumkan ya kalo feelnya kurang dapet. Masih tahap belajar soalnya. Happy Reading guys^^ Andaresta230