Afterglow part1: Back And Change [Edited]

1.2K 51 3
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




***


"Maafkan aku Pitaloka, aku pikir hubungan kita cukup sampai disini." Ujar Gumara dengan sorot penuh keyakinan akan keputusan yang telah dipikirkannya matang-matang. Pitaloka merasakan matanya panas seakan terbakar saat mendengar pernyataan Gumara secara langsung.


"ke-kenapa? Katanya kamu mau menjaga hubungan kita sampai ke jenjang pernikahan. Tapi, kenapa sekarang kamu begitu mudahnya mau bilang berhenti?." Pitaloka berusaha untuk tidak mengeluaran air mata saat ini. Disaat kondisi hati dan perasaannya sedang kacau.


Gumara menghela nafas berat. Ia tau bahwa ini keputusan yang sangat sulit. Kalau boleh jujur Gumara masih sangat mencintai Pitaloka. Tapi, keputusan sang ibu yang sangat di sayanginya membuatnya lemah. Dan pada akhirnya membuat ia memilih untuk meninggalkan Pitaloka demi sang ibu tersayang.Dan juga, Ada alasan dibalik itu semua.


"Tapi, aku tidak bisa menolak permintaan ibu. Kamu tau sendiri kalau aku sayang ibu melebihi apapun." Gumara menunduk tak berani menatap Pitaloka yang sedang menahan tangisnya.


Pitaloka tak kuat lagi menahan tangisnya. Dan akhirnya air mata itu meluncur dengan deras membuat Pitaloka menangkup pipi seraya menangis sesegukan.


Gumara yang menunduk kini mendongak menatap langit biru yang cerah. Tapi, tak secerah perasaannnya saat ini.


"Terus kalau seperti ini. Aku harus ngapain mara? Bilang sama aku apa yang harus aku perbuat sekarang?." Tanya Pitaloka dengan suara serak akibat tangisan.


Gumara memejamkan matanya. Dan... tanpa diduga Gumara memeluk Pitaloka dengan erat. Seakan-akan ia tak rela untuk melepaskan pelukan ini.


"Aku juga tidak tahu. Tapi, kalau kita memang berjodoh. Aku yakin Tuhan pasti akan menyatukan kita kembali."


Mendengar itu Pitaloka semakin mempererat pelukannya dengan Gumara. Kenapa Tuhan harus memisahkannya dengan Gumara? Satu-satunya orang yang Pitaloka sayangi setelah kedua orang tuanya telah tiada.


***


"PITALOKA!"


Pitaloka sontak terkejut dan kembali ke ingatannya sekarang. Kini dia sedang bersama sahabatnya Limbubu. Atau yang sering disapa Alim. Mereka berada disebuah caffe dekat kampus dimana mereka kuliah. Pitaloka menghela nafas ringan lalu membuangnya sesuka hati. Ia mengalihkan pandangannya ke Limbubu yang saat ini menunjukkan ekspresi bingung.


"ya?" Hanya itu yang bisa dia jawab.

"Kamu kenapa huh? Sedang ada masalah? Kalo iya,aku siap jadi pendengar yang baik." Ucap Limbubu yang tampak antusias dan itu membuat Pitaloka terkekeh.

Afterglow (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang