Afterglow Part 11 : Complicated

442 26 7
                                    

Maaf banget kalo nunggunya kelamaan. Aku usahain bakal cepet namatin cerita ini daripada entar gantung.

***

Pitaloka dan Limbubu kini sedang berada di Caffetaria. Yah. Karena insiden yang menimpa Mr. Hermawan dan juga anaknya, segala kegiatan kampus hari ini diliburkan. Bahkan sebagian mahasiswa hari ini datang ke rumah Mr. Hermawan dan sebagian lagi menjenguk ke rumah sakit.

Lalu Pitaloka sendiri?

Ia dan Limbubu tadi sudah datang ke rumah Mr. Hermawan namun ia belum sempat untuk menjenguk Karina di rumah sakit.

Entahlah, hati Pitaloka berkecamuk. Ia merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dan ia tidak tahu apa itu.

Pikirannya melayang. Ia bodohnya memikirkan perkataan Gumara tadi pagi di aula. Entah mengapa saat ia melihat lelaki itu. Ada sesuatu yang membuatnya resah tak nyaman. Apalagi tatapan yang Gumara berikan padanya.

Tatapan mata itu berbeda dari sebelumnya. Ia seperti tak mengenal tatapan lembut dan penuh kasih sayang dari Gumara-maksudnya ini berbeda-. Astaga! Pitaloka tidak mengerti mengapa ia bisa seperti ini.

"Pita! "

Tersentak dari berbagai spekulasi yang berkecamuk dalam pikirannya Pitaloka menatap Limbubu yang menatapnya bingung. Namun setelah itu berganti dengan raut wajah kesalnya.

"Kau melamun lagi ya? " Tanya Limbubu sebal.

"Ya... " Ucap Pitaloka tanpa sadar membuat Limbubu mengernyit penasaran.

"Eh... Maksudku tidak! " Elak Pitaloka.

Limbubu menghela nafas, "Ya baiklah. Kali ini aku tidak akan memaksa. Aku tahu kau punya banyak rahasia yang tidak ku ketahui selama ini. Aku memang hanya sekedar sahabatmu. Tapi, aku harap kau tidak menyiksa dirimu sendiri, Pita. Aku peduli padamu. Kau tak sendirian, Pita. Jangan pernah menganggap kalau kau hidup sendirian di dunia ini. "

Pitaloka mematung seketika. Mendengar perkataan Limbubu barusan memutar kembali memorinya saat bersama Gumara dulu.

Pitaloka menidurkan kepalanya di pangkuan Gumara. Sedangkan Gumara membelai lembut rambut Pitaloka yang tergerai. Pitaloka memandang hamparan langit yang luas. Sayangnya malam ini tidak ada bintang-bintang yang biasanya menhiasi langit. Hanya ada satu bintang yang tampak bersinar terang.

Pitaloka menatap bintang itu seksama. Tampak indah dan berkilau. Seakan bintang itu menunjukkan bahwa ia akan tetap bersinar di gelapnya malam meskipun sendirian.

Menutup matanya, Pitaloka menghela nafas.

"Kau melihatnya ya. " Ucap Gumara tiba-tiba, membuat Pitaloka mendongak menatapnya.

"Maksudnya? " Tanya Pitaloka tak mengerti.

Gumara sedikit menunduk untuk melihat wajah Pitaloka. Kemudian lelaki itu tersenyum. Lalu kembali menatap ke langit.

"Bintang yang paling bersinar itu. Ia terlihat baik-baik saja sendirian di atas sana. Meskipun tanpa bintang-bintang lain dan gelapnya malam. Namun ia tetap percaya diri dan mengeluarkan sinarnya yang indah. " Jelas Gumara.

"Ya kau benar, Mara. "

Gumara mendudukkan Pitaloka menghadapnya, membeli pipi gadis itu lembut dengan tatapan teduh penuh kasih sayang. Seakan-akan wajah itu terlihat rapuh.

"Aku ingin kau menjadi bintang itu, Pita. Jangan pernah redup sekalipun. Hanya terus tersenyum, maka semuanya akan baik-baik saja. Tetap jadi Pitaloka yang periang. Aku mencintaimu. " Gumara mengecup kening Pitaloka lembut.

Afterglow (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang