Hufft.... Akhirnya selesai juga. Sesuai omongan aku tadi ya. Btw, maaf kalo kependekan. Vote dan komennya jangan lupa ya Readersku sayang 👉😊
Oh ya, satu lagi deh. Aku mau ngucapin happy 5k 👏🎉😂 Makasih buat dukungan kalian selama ini. Aku gak nyangka loh (lebay) . Hahaah. Pokoknya big love buat kalian yang nyempetin baca, vote, dan komen❤❤❤
***
"Bagaimana? Dimana posisi Pitaloka sekarang? " Tanya Gumara saat mereka berada di dalam mobil.
Limbubu mendesah kasar sambil berusah mengotak-atik ponselnya. Kemudian, pria itu menatap Gumara kecewa.
"Pita meninggalkan ponsel beserta tasnya di ruang Samuel. "
"Apa?! "
Gumara langsung memukul dashboard mobil kencang dan langsung mengusap rambutnya kasar.
"Lalu bagaimana kita bisa menemukan Pita? " Kata Gumara lirih.
"Jika saja aku bergerak lebih cepat. Jika saja aku cepat membuat Pita menjadi milikku lagi. Aku bisa lebih tenang dan bebas menjaganya. "
"Sudahlah Gumara... Aku yakin dan percaya Tuhan akan membantu kita untuk menemukan Pita kembali, entah itu kapan. "
Gumara mengalihkan pandangan ke depan. Menatap jalanan sepi dengan tatapan kosong.
Tuhan...
Tolong beri aku kesempatan kedua. Tolong bantu aku menemukan perempuan yang paling kucintai. Hanya dia yang kusayang dan kucinta selain ibu. Aku ingin dia kembali. Aku hanya ingin bersamanya.
"Bagaimana kalau sekarang kita ke rumah sakit untuk menjenguk Karina." Ucap Limbubu tiba-tiba.
Gumara mengangguk, "Tapi kita kerumahku dulu. Ibuku belum tahu tentang kecelakaan itu. Dan aku juga dari kemaren belum sempat mengabarinya. "
"Baiklah. "
****
Pitaloka duduk di depan jendela persegi panjang di kamar itu. Tatapannya kosong dengan air mata yang terus mengalir ke pipinya.
Ia ingin keluar dari sini. Ia ingin bertemu dengan Gumara. Memeluk laki-laki itu erat sambil menumpahkan semua perasaannya yang berkecamuk.
"Gumara.. " Gumam Pitaloka lirih.
Ingatannya kembali ke beberapa jam yang lalu. Saat pria yang selama ini ia sangka adalah Gumara ternyata kembaran Gumara. Samuel Zylgwyn. Yah, Pitaloka sudah menduga kalau itu bukanlah Gumara.
Gumara-Nya yang perhatian, lembut, dengan tatapan teduh yang selalu menenangkan. Sedangkan Samuel itu kasar, suka memaksa, dan tatapannya setajam elang. Sangat bertolak belakang dari Gumara.
Selama ini Gumara tidak pernah bicara mengenai kembarannya itu sedikitpun. Yang Pitaloka tahu Gumara merupakan anak tunggal yang ayahnya sudah meninggal akibat kecelakaan juga, sama seperti kedua orang tuanya.
Pitaloka mendongak, menatap beribu bintang di langit. Seperti yang biasa ia lakukan saat merindukan orang yang ia sayang.
"Bintang... Aku rindu Ayah. " Ucap Pitaloka serak.
"Bintang.... Aku rindu Ibu. "
"Bintang... Aku rindu Gumara. " Pitaloka berkata pelan. Sangat pelan hampir seperti berbisik.
Pitaloka tidak sadar kalau sedari tadi ada seseorang yang mengamatinya di depan pintu. Pria itu menatap punggung Pitaloka dengan nafas yang terengah menahan emosi.
Yap! Samuel merasa marah saat mengetahui kalau Pitaloka merindukan Gumara, kakak kembarnya. Dengan langkah tenang namun mampu menghasilkan aura yang mencekam Samuel berjalan mendekati Pitaloka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afterglow (TAMAT)
FanficSetiap orang pasti pernah dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Dimana kedua pilihan itu bukan merupakan pilihan bagimu. Kedua-duanya yang sangat berharga bagimu. Begitupun dengan Gumara yang harus dihadapkan pada dua pilihan yang sulit untuknya...