Afterglow Part 17 : Back and Go

390 20 3
                                    

Mohon maaf lahir & batin semuanya... Meskipun aku tau lebaran udah lewat, wkwk
.

.

.

.

.

.

.

.


****

Baik Pitaloka maupun Gumara tak bergeming. Mereka hanya diam saling menatap satu sama lain dengan sorot kerinduan. Namun seseorang datang dari arah belakang Gumara.

"Siapa yang datang?" Tanya Limbubu melihat Gumara yang berdiri di depan pintu.

Ketika tubuh Limbubu sejajar dengan Gumara dan membuka pintu lebih lebar lagi, matanya membelalak dengan kedua tangan yang menutup mulutnya tak percaya.

"PITA!"

Merasa tersentak dengan teriakan Limbubu, Pitaloka kembali sadar. Ia kemudian beralih menatap Limbubu dan tanpa basa-basi lagi Limbubu menarik Pitaloka ke dalam pelukannya.

"Astaga Pita, Ya Tuhan aku tak percaya ini. Kau disini! Bagaimana bisa? Bahkan kami sudah mencarimu ke seluruh tempat."

Diam-diam Pitaloka tersenyum, "Terima kasih sudah peduli padaku, Alim."

Limbubu langsung melepaskan pelukan mereka. Ia memberikan tatapan sebal kepada Pitaloka.

"Kau ini bicara apa sih! Tentu saja aku peduli padamu." Ucapnya sarat kekesalan yang membuat Pitaloka merasa terharu.

Lalu pandangan Pitaloka kembali ke Gumara yang hanya menatapnya. Lelaki itu, betapa Pitaloka ingin sekali memeluknya erat. Tapi ia tidak bisa. Apalagi dalam situasi yang memang sudah berbeda.

"Sebaiknya kita ke dalam." Ujar Limbubu.

Mereka pun masuk ke dalam dan duduk di sofa. Limbubu berkata akan mengambil minuman di dapur. Dan kini, hanya tersisa mereka berdua. Dengan atmosfer yang terasa canggung.

"Pita."

Pitaloka menoleh saat Gumara memanggil namanya.

"Aku minta maaf. " Gumara berucap lirih.

"Untuk apa?"

"Untuk semuanya."

Pitaloka diam, kemudian ia akan kembali bertanya namun Limbubu datang membawa segelas air putih dan memberinya kepada Pitaloka.

"Terima kasih, Alim. " Limbubu hanya tersenyum dan Pitaloka meminumnya hingga habis. Melarikan diri membuat tenggorokkannya kering.

"Maaf karena aku tidak pernah memberitahumu tentang saudara kembarku. Maaf karena tingkah Samuel kau jadi menderita. Maaf-"

"Itu semua bukan salahmu, Mara. Ini memang sudah takdirku." Sela Pitaloka dengan tatapan nanar.

"Jangan bicara seperti itu, Pita!" Ucap Limbubu.

Namun Pitaloka hanya tersenyum. Entah mengapa ia merasa dipermainkan oleh takdirnya sendiri. Pitaloka tidak berharap banyak akan kebahagiaan. Karena nyatanya, ia memang tidak ditakdirkan untuk bahagia.

"Eh ngomong-ngomong, kau tampak seksi dengan gaun itu, Pita." Ucap Limbubu memecah keadaan yang mulai sendu tadi.

Pitaloka agaknya terkejut, namun kemudian tersadar saat ia masih mengenakan gaun pemberian Samuel.

"Ini gaun pemberian Samuel." Ucapnya pelan.

"Dan soal pernikahan, apa itu benar?" Tanya Gumara.

Afterglow (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang