I'm comeback!!!
Ini lumayan pendek buat permulaan muncul lagi. Tapi kedepannya bakal dipanjangin asalkan kalian Vote dan komen sebanyak-banyaknya!Selamat pembaca Pigum Lovers 💜
😀😁😂😃😄😅😆😉😊😋😎😍😘😗😙😚☺😇😐😑😶😏😣😥😮😯😪😫😴😌😛😜😝😒😓😔😕😲😷😖😞😟😤😢😭😦😧😨😩😬😰😱😳😵😡😠👻💙💚💛💜💞
****
"Bagaimana keadaanmu, Karina?" Tanya Pitaloka lembut.
"Kepalaku masih sedikit pusing. " Jawabnya sesekali meringis.
"Kau mau minum?"
"Boleh. "
Pitaloka mengangguk lalu mengambil gelas berisi air putih di atas nakas. Ia membantu Karina minum.
"Dimana Alim?"
Diam-diam Pitaloka tersenyum mendengar pertanyaan Karina. Ternyata, wanita ini juga mulai menaruh hati pada Limbubu. Dan bukankah itu baik?
"Dia pulang untuk mengganti pakaian." Ujar Pitaloka.
Karina hanya mengangguk sekilas, "Oh ya, kalian sebentar lagi wisuda bukan?"
Ah ya. Karena begitu banyaknya permasalahan yang datang aku sampai melupakan hal itu. Kami memang tidak lama lagi akan wisuda. Dan aku sudah tidak masuk kuliah beberapa hari. Aku harap aku dapat lulus dengan baik. Ujarnya membatin.
"Ya. Kau tahu... Akhir-akhir ini aku bolos jam kuliah. " Ujarku membuka pembicaraan.
Alis Karina mengerut, "kenapa?"
Pitaloka terdiam, ia berfikir untuk menceritakan kejadian kemaren yang menimpanya. Tetapi, Pitaloka menggeleng. Dan itu membuat Karina semakin menatapnya bingung.
"Ada apa Pita? Kau ingin menceritakan sesuatu padaku?"
Pitaloka menatap Karina serius, "Aku..."
Karina tersenyum sambil menggenggam tangan Pitaloka. "Aku akan mendengar dan menjaganya. Kau tidak perlu khawatir. "
Pitaloka menghembuskan nafasnya. Lalu cerita itu mengalir begitu saja. Awalnya Karina memasang ekspresi terkejut, namun kemudian wanita itu terdiam.
"Kau kenapa Karina?"
Karina mendongak menatap Pitaloka dengan pandangan bersalah. Hal itu membuat Pitaloka bingung.
"Maafkan aku Pita. Mungkin setelah aku menceritakan ini kau akan membenciku. Tapi kali ini aku akan jujur padamu, meskipun kau akan membenciku ketika mendengarnya nanti."
Pitaloka mengernyitkan keningnya, ia bingung dengan apa yang dimaksud Karina. Memangnya hal apa yang Karina sembunyikan sehingga Pitaloka nanti akan membencinya.
"Aku sungguh tidak mengerti maksudmu, Karina."
Karina menarik nafas dalam-dalam sebelum semua cerita itu mengalir begitu saja dari mulutnya. Ia hanya berharap wanita itu tidak membencinya meskipun ia tahu hal itu tidaklah mungkin.
"Jadi... Jadi semua ini rencana kalian?" Ucap Pitaloka menatap Karina tidak percaya.
Karina mengangguk pelan. Dan tanpa mereka sadari Limbubu yang baru saja akan masuk ke dalam tiba-tiba menghentikan langkah kakinya tepat di depan pintu. Ia mendengar nada bicara Pitaloka yang bergetar. Apa yang terjadi di dalam?
"Aku tahu aku adalah orang yang jahat. Aku hanya sangat mencintai Gumara waktu itu. Aku terlalu dibutakan dengan cinta sehingga melakukan apapun termasuk melukaimu...."
Pitaloka hanya menangis dalam diam mendengarkan Karina yang terus bicara. Ia sangat syok.
"Aku tahu kalau Gumara tidak pernah mencintaiku. Tapi aku memang sangat egois. Aku memaksakan keadaan yang sebenarnya tidak baik untuk dipaksakan. Ketika aku tahu kalau Gumara memiliki kembaran dan ternyata Samuel juga sangat mencintaimu saat itu aku sangat membencimu. Aku membencimu karena kamu bisa mendapatkan hati mereka berdua sedangkan aku tidak. Aku iri padamu Pita...."
"Tapi semenjak aku bertemu dengan Limbubu. Dia terlihat sangat mencintaiku dari tatapan matanya dan saat itu pula aku mulai sadar. Bahwa mencintai seseorang itu memang indah, tapi dicintai dan diinginkan begitu dalam seratus kali lebih indah...."
Karina menghela nafas, menatap Pitaloka dengan senyumannya. "Untuk itu aku lebih memilih dicintai dan belajar untuk balik mencintainya. Aku sudah melepaskan Gumara, Pita. Aku sadar Gumara selama ini tersiksa dengan perasaannya sendiri. Maafkan aku..." Karina menunduk. Ia merasa sangat lega setelah menceritakan semuanya. Seakan puluhan batu terjun bebas dari punggungnya.
Pitaloka perlahan membawa Karina ke dalam pelukannya. Meski kenyataan yang dibicarakan Karina itu membuat Pitaloka masih syok namun ia menganggap semuanya telah terjadi dan ia akan memaafkan Karina. Semuanya belum tentu salah Karina. Karena memang mungkin inilah takdir mereka. Menjalani perannya masing-masing yang telah diatur di dalam skenario.
Di sisi lain, Limbubu pun sempat syok mendengar pengakuan Karina. Ia tidak menyangka orang yang selama ini ia cintai terlibat dalam menyakiti sahabatnya sendiri. Dan untuk sekali dalam seumur hidupnya, Limbubu merasa dilema. Ia tidak tahu harus bersikap apa setelah ini.
Haruskah ia memasang topengnya di depan Karina layaknya tidak terjadi apa-apa,
Ataukah ia harus meminta penjelasan dari Karina di depannya sendiri?
Limbubu menghela nafasnya. Kenapa semuanya begitu rumit?
***
Pitaloka dan Gumara sekarang berada di pesisir pantai. Mereka duduk berdua sambil menunggu matahari terbenam.
Sama seperti beberapa tahun yang lalu.
Setiap pulang sekolah dulu mereka sering mengunjungi pantai yang terletak tak jauh dari sekolahnya itu. Meskipun sekedar untuk melepas penat ataupun menunggu sunset.
"Dulu kita sering kesini untuk melepas penat." Pitaloka berbicara dengan mata yang menatap hamparan ombak tenang di pantai.
Gumara tersenyum membenarkan, "Dan menunggu matahari terbenam."
Pitaloka mengangguk. Ia mengalihkan pandangannya ke Gumara yang selang beberapa detik ikut memandangnya juga.
Cukup lama kedua mata itu bertemu. Tatapan penuh kerinduan saling mereka lempar. Hingga Gumara semakin mendekatkan wajahnya. Tinggal dua centi lagi dan bibir Gumara berhasil bertemu dengan bibir Pitaloka.
Dan untuk pertama kalinya. Gumara dan Pitaloka berciuman. Mereka saling memagut satu sama lain dan mulai hanyut dalam kerinduannya masing-masing.
***
Tiara Vinni
14 Januari 2018
![](https://img.wattpad.com/cover/59115259-288-k738986.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Afterglow (TAMAT)
FanfictionSetiap orang pasti pernah dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Dimana kedua pilihan itu bukan merupakan pilihan bagimu. Kedua-duanya yang sangat berharga bagimu. Begitupun dengan Gumara yang harus dihadapkan pada dua pilihan yang sulit untuknya...