Seenggaknya kali ini updatenya gak kayak yang dulu-dulu itu. Vote and komen ya 🙋❤
****
Pitaloka berjalan menyusuri koridor kampus sambil menimang-nimang ponselnya. Ia masih penasaran dengan maksud pesan yang dikirim Gumara tadi.
Astaga!
Kenapa hidupnya sekarang jadi semakin rumit?
Oh ya, kenapa Pitaloka tidak bertanya langsung kepada Gumara?
Ya. Pitaloka harus menanyakannya pada Gumara. Sekarang juga. Harus. Pfft.... Dengan tekad yang kuat Pitaloka melangkahkan kakinya menuju ruangan rektor.
"Ya Tuhan. Kenapa jantungku berdebar kencang? " Ucap Pitaloka saat sudah sampai di depan pintu yang bertuliskan 'Rektor Room'
"Aku harus tenang. Pita, kau pasti bisa. Ya, aku bisa. " Dengan modal kenyakinan Pitaloka mengetuk pintu itu terlebih dahulu.
Tidak ada jawaban.
Untuk yang kedua kalinya ia menngetuk pintu. Kali ini terdengar suara berat yang menjawabnya.
"Masuk. "
Dengan gemetar Pitaloka membuka pintu pelan-pelan. Di dalam sana, Samuel duduk menghadap ke arah kaca yang menampakkan pemandangan perkotaan dengan banyak gedung-gedung pencakar langit.
Pitaloka duduk di kursi yang ada bersebrangan dari kursi Samuel dengan meja persegi panjang sebagai pembatasnya.
Lalu, kursi yang diduduki oleh Samuel berputar kebelakang, tepatnya menghadap ke arah Pitaloka. Kembali, mata Pitaloka bertemu dengan mata elang itu. Mata yang membuatnya ketakutan. Mata yang asing baginya, dan entah kenapa ia yakin itu bukan mata Gumara yang selalu menyorotkan keteduhannya.
Alis kanan Samuel terangkat saat melihat kehadiran Pitaloka dihadapannya. Ia tidak menyangka gadis itu yang menemuinya. Dan ia ingin tahu tujuan gadis itu menemuinya.
"Ada keperluan apa kau kesini? " Tanya Gumara tenang. Namun hal itu malah membuat bulu Pitaloka meremang.
"Eee.. A-aku... Ekhem.. " Pitaloka berdehem untuk menemukan kembali suaranya yang tercekat.
"Begini sir, aku ingin menanyakan sesuatu padamu. "
"Tentang?" Ucapnya tetap tenang.
Pitaloka menghela nafas, lalu membuka aplikasi pesan pada ponselnya. Setelah itu Pitaloka menunjukkan ponsel yang berisi pesan tadi ke hadapan Samuel.
Samuel memicingkan kedua matanya. Lalu ia mendekatkan wajahnya untuk dapat membaca lebih jelas isi pesan itu.
Namun seketika wajah Samuel mengeras. Dan jelas saja hal itu membuat Pitaloka jadi ketakutan. Pitaloka dapat mendengar lelaki itu menggeram marah.
Eh?
Samuel berdiri dari kursinya menghampiri Pitaloka. Sedangkan disana, Pitaloka duduk dengan tegang. Menanti pergerakan Samuel selanjutnya.
Namun apa yang terjadi selanjutnya membuat Pitaloka tersentak. Gumara menarik lengannya kuat sehingga membuat Pitaloka meringis. Namun gadis itu menahannya.
"Ikut denganku dan jangan melawan. "
Namun Pitaloka tak peduli. Ia tetap menahan lengannya. Ia tak mengerti kenapa Gumara bisa bersikap kasar begitu.
"Jangan membantah Mrs. Rosdiana! " Ia membentak Pitaloka. Namun Pitaloka tetap keras pada pendiriannya. Dan itu membuat Samuel emosi.
"Aku tidak mau ikut denganmu! "
![](https://img.wattpad.com/cover/59115259-288-k738986.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Afterglow (TAMAT)
FanfictionSetiap orang pasti pernah dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Dimana kedua pilihan itu bukan merupakan pilihan bagimu. Kedua-duanya yang sangat berharga bagimu. Begitupun dengan Gumara yang harus dihadapkan pada dua pilihan yang sulit untuknya...