Finally, gue terbebas dari guru botak, pemusnah otak. Penindas anak muda dengan rumusnya yang sulit dan berbelit, membuat bangsa ini kekurangan penerus yang rajin. Fisika, penyebab utama."Baik Anak-anak sekarang.. Eh Ali mau kemana kamu?" Ujarnya seraya menatap tajam tepat ke arah gue.
"Pulang. bye honey!" Kecupan jauh untuk teman seperjuangan sekalas, yang gue yakin sekarang mereka nahan muntah.Well, Bukannya gue anak bandel, tapi sahabat gue si unyil dah SMS gue ratusan kali katanya takut. Gue cari kekelasnya gak ada, terpaksa gue cari muter sekolah.
"Aduh, Ali kamu manusia atau dewa sih?"
"Ali, sini sama aku aja"
"Ali, sama yayang aja"
"Eh, Ali itu yayang gue"
"Eh, Ali itu yayang gue tau, tadi malem aja dia nembak gue"
Gue hanya melewati mereka tanpa mengindahkan apa yang mereka lontarkan untuk gue. Tujuan gue sekarang hanya mencari si marmut betina yang menyusahkan itu.
Oh, tunggu, apa-apaan nih? Apa yang dilakukan keparat sialan itu?!
Didepan mata gue sendiri, gue disuguhkan pemandangan yang bikin darah gue naik pitam, cowok sialan itu baru narik paksa sahabat gue yang terlihat kesakitan.
Tanpa basa-basi lagi gue melangkah ke unyil yang lagi diganggu sama makhluk halus itu.
"Don't touch her, asshole!"
Tanpa sadar gue membuat suara gema yang begitu bising, membuat beberapa mata memandang kita, well tontonan gratis.
"Eh, jangan ikut campur lo!" Balas cowok itu sengit, dan langsung menarik Prilly kepelukkannya walau si unyil udah ngebrontak tetep aja tu cowok maksa. Ternyata dia bosan hidup, alright, I'll give it!
Bugh
Bugh
Dua hantaman gue tepat mengenai dipelipis dan perutnya.
See dia terkapar tak berdaya, tidak ada salahnya gue sering berantem.Saat gue mau nambahin bonus bogem lagi ke keparat sialan itu, Prilly udah nahan tangan gue duluan.
"Ali stop! Enough!" Prilly langsung memeluk gue erat banget.
" Don't fear baby, ada gue disini!" gue berusaha menenangkan dia, mengelus rambut panjangnya dengan pelan.
"Ali, ayo kita pergi aja dari sini!" Prilly bersungut sebal, dan menarik tangan gue dengan buru-buru.
Ow! Ada satu yang kelupaan.
"Heh, Lo cowok sialan. Kalo lo sampai berani menyentuh dia lagi, walaupun cuma seujung kuku kotor lo itu, bakal gue pastiin lo udah kepisah sama nyawa lo saat itu juga. Dan jangan panggil gue Aliando Syarief kalo gak bisa nglakuin hal itu, understand, dude?"
Dengan begitu gue menarik Prilly menjauh dari cowok itu yang sedang menyumpah serapahi gue.
•••
"Prilly," Desis gue lirih, seraya tetap fokus pada roda kemudi.
"Emm?" Gumamnya dengan lamunan yang udah dia lakukan dari tadi, secara tidak sengaja dia menyia-nyiakan cowok tertampan yang berada disebelahnya.
"Nona Prilly Latuconsina! Dari tadi ngeliat kaca mobil aja, apa ada yang salah dengan kaca mobil gue?"
Prilly langsung memalingka muka ke gue, dengan tampang datarnya. Fix, dia Badmood.
"Ada bakterinya," jawab Prilly asal.
"Wah, parah lo Prill. Nih ya gue kasih tau, ini mobil sehari gue cuci 3 kali."
"Ter-se-rah," jawabnya cuek, dengan tangan yang menyilang didepan dada dan bibir mungilnya dimajuin.
God! Why she was very adorable?
"Gue minta maaf oke?" Dia mengangguk malas.
"Trus siapa sih cowok tadi? Tapi kayaknya gue pernah liat deh, siapa ya?"
"Mantan gue" jawabnya singkat, jelas dan padat.
"Mantan?? Oh, gue tau, gue tau.. Kalau kagak salah, yang namanya teko, eh.. toko, eh bukan! Tejo?"
"Namanya, Teksno Ali. Udah ah gak penting bahas dia"
"Emang kenapa lo bisa putus?"
"Dia sering ngingkarin janji, alasannya basketlah, nganter nyokapnya lah, apalah!! bosen gue dengernya. Makannya tadi malem gue putusin dia, eh siangnya malah nyamperin gue gak mau minta putus, ya kayak tadi deh jadinya. Now I really hate him, you know?" Terang Prilly dengan menggebu.
"Udahlah prill, cowok jenis kayak gitu emang gak pantes dipertahanin. Apa lagi suka nyakitin cewek. He's asshole!" ucap gue bijak.
"Well, like you dude. Jenisnya sama, suka mainin cewek". Ejek Prilly, dengan tawa yang mengisi penuh mobil.
Jawaban macam apa itu?, gue udah ngomong bijak-bijak malah ujung-ujungnya gue juga yang kena, nasib-nasib.
Eh! Tapi gak papa deh, yang penting my bie udah bisa ketawa, ah emes deh. Satu tangan gue langsung ngacak rambutnya.
Keheningan melanda lagi, tadi dah ketawa-ketawa eh sekarang diem lagi. Labil nih anak! Namanya aja masih anak-anak.
"Ali stop!"
Citttt
Damn! Dengan refleks gue menginjak rem dengan cepat, hasilnya kita sama-sama terdorong ke depan.
"Ali, gila ya lo?!"
"Elo yang gila, ngapain minta berhenti mendadak?" cibir gue kesel.
"Yah maaf deh, kan gue mau itu".
Prilly menunjuk kedai ice cream di pinggir Taman."Ya tuhan prilly, bisa kan minta baik-baik?" Ucapku berusaha sabar, Ini bocah udah gede tetep aja suka banget sama yang namanya ice cream.
"Ali, gue mau," rengeknya yang bikin gue gemes setengah mati, gue nyubit pipinya yang chubby kayak bakpo itu.
"Mau ice cream ya?" tanya gue lembut. Prilly ngangguk pake baby facenya, ugh! Kenapa punya sahabat lucunya kelewat batas sih?
"First, kiss me please". Jawab gue sambil nunjuk pipi kiri gue.
"Ndak au, Ayi au' acem" jawabnya niruin suara bayi.
"Ya deh, Ali bau asem tapi suka kan?"
"Suka bangett, ah Ali mau ice cream."
"Alright baby, alright" jawab gue semangat.
"Let's go" teriak prilly tak kalah semangat.
Gue dan Prilly berjalan memasuki area kedai yang lumayan banyak pengunjung, dari anak muda sampai yang udah punya keluarga.
Gue menarik Prilly duduk disalah satu meja yang dekat dengan kolam.
"Mbak, permisi!" Seru gue waktu liat salah satu waiter.
"Silahkan, ingin memesan apa?" Tanya nya seraya menyerahkan buku menu.
"Satu, ice cream vanila kocok, topping oreo." Jawab Prilly cepat, dia memang cepat dalam urusan ice cream.
"Baik, mas nya?" Gue membuka buku menu dengan gak minat. "Samain aja deh mbak."
"Silahkan ditunggu pesanannya." Ucap waiter itu, gue bales anggukan.
"Ali liat deh, Kevin sama Jessica juga mau kesini. Boleh ya?" Ujarnya seraya memperlihatkan chat dia dengan Jessica, pacar sahabat gue, Kevin. "Anything for you." Ucap gue dangan ngacak rambut dia gemas.
Dan setelah ini gue yakin, gue sama Prilly bakalan jadi nyamuk paling sengsara di dunia.
•••••••••••
Perombakan? √
Cup
QH_
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective [Boy]friend -End
FanfictionFanfiction Area Don't Copy ⚠ Seperti sepasang sayap terbang terbelai angin, menembus awan melihat betapa banyak hal yang harus mereka ketahui bersama. Hingga debaran itu membakar, mendobrak keras keyakinan pada relung kepercayaan ikatan, entah sej...