Five

15K 1.1K 7
                                    


No Dark Readers guys, mencobalah untuk menghargai orang lain!!

Always positif thinking, and everything will be fine.

VOMENT GUYS!















Oke gue lagi kagak nyambung, dan berpengaruh juga ketidak nyambungan cerita ini. Oke Lupakan!

Everything is fine, semangat selalu buat kak illy!! Kami fans setiamu akan slalu mengalirkan doa terbaik untukmu. Jangan keluarkan lagi tangisanmu, hanya untuk orang yang sama sekali tak menyayangimu. Always everything is fine!!.

-*-*-*-*-*-*



VOTE

COMMENTS


!!!
























Shoot

"Yey, Ali keren!!"

Prilly menepuk tangannya girang, dan meloncat-loncat seperti anak kecil, saat Ali berhasil memasukkan bola basket yang ia dribble kedalam ring.

"Ali sini minum dulu!" Prilly berteriak, mengintruksi Ali agar menghampirinya.

Mendengar itu, Ali dengan segera melemper bolanya kesegala arah, dan mulai melangkah mendekati Prilly di bangku penonton.

Prilly menyodorkan sebotol air, dengan senang hati Ali mengambilnya dan meneguknya hingga tandas.

"Ih, jadi pengen bisa main basket deh," Prilly mengerucutkan bibirnya, dan memandang kearah lapangan basket sekolahnya.

Mereka memang masih berada disekolah, padahal sekarang sudah mulai sore dan para siswa yang lain pun telah pulang satu jam lalu. Namun, juga masih ada siswa yang berada disekolah, sekedar untuk nongkrong atau mengerjakan tugas.

"Yuk, gue ajarin?"
Ali mengacak rambut Prilly, gemas. Bagi Ali, hanya Prilly yang mampu membuatnya tersenyum dan gemas, dengan tingkah manjanya.

"Ah! Serius?" Seketika mata Prilly berbinar.

"He'em, yuk!"
Ali merangkul bahu Prilly, menuju ke tengah lapangan.
Prilly memandang bingung, saat Ali mulai mendribble bola dengan berbagai gaya.

"Nih, dribble bolanya,"
Ali menyodorkan, bola kuning yang bisa memantul itu kepada Prilly. Prilly menerimanya senang, senyum manis tak pernah luntur dari wajah cantiknya.

"Jadi elo itu, harus tenang waktu dribble. Aturan dribble, bola gak boleh lebih diatas dada dan bola harus berposisi didepan badan kita."

Ali berpindah kebelakang Prilly, dan mulai menuntun tangan Prilly dari belakang untuk mendribble bola.

Gadis itu mulai melangkah kedepan, mendekati ring dengan bola yang masih setia ia dribble tanpa bantuan Ali, sesekali ia kesusahaan saat bola itu memantul tak tentu arah, ia memperhatikan ring basket yang berada 3 langkah di hadapannya dengan serius .

And.

Shoot!!

"Yey, masuk!"

"Gue bisa!!"

Prilly merentangkan tangannya, dan memutar-mutar tubuhnya seraya meloncat loncat. Terus bersorak, dan memutar terlihat seperti anak-anak memang, namun mampu membuat Ali tersenyum lebar dan menggelengkan kepalanya.

Protective [Boy]friend -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang