NO DARK READERS, SILENT READER DAN SEMACAMNYA!!
Thanks untuk yang menghargai cerita ku ini, Aku update karena aku berfikir mungkin masih ada yang akan menghargai, dan sekedar untuk meluapkan emosi secara positive.
VOTE PLEASE!!!
COMMENTS PLEASE!!
MENGAHARGAI ITU LEBIH BAIK!
"Ah bangke!"
"Baby tokek!"
"Tega banget!"
"Anjir!"
"Astagfirullah, apa salah hambamu yang ganteng tiada tara ini ya Allah?. Mengapa cobaan yang engkau berikan, begitu berat?"
Kirun terus menggerutu dengan tampang manusia paling sengsara di dunia, membuat dua temannya memandang dengan tatapan horor dan jengah.
"Shut up Kirun! Gue itu udah pusing, ditambah lagi sama ocehan lo, pening gue!" Cerca Ali sadis, wajahnya ia sembunyikan di kedua telapak tangannya.
"Kenapa nasib kita seperti ini? kita hanya remaja yang beranjak dewasa dan tak mengerti apa-apa,"
Kevin yang sedari tadi hanya duduk diam didepan mereka, akhirnya kini mengeluarkan suaranya. Walau pun terdengar seperti dibuat, dramatis atau, mungkin tersiksa?
"Kena karma lo!" Ali menyunggingkan senyum sinisnya, setelah berhasil membuat Kevin tambah kesal.
"Babe gue diguna-guna sama cewek-cewek nyebelin itu sih, aslinya mana tega menghukum gue!" Kevin memajukan bibirnya kesal.
Pluk
"Siapa yang lo bilang nyebelin?"
Kirun Menabok bibir kevin yang ia kerucutkan, Diikuti sentilan oleh Ali.
"Kampret lo berdua! Bibir gue yang seksoy ini jadi merah kan gara-gara kalian, kalau merah gara-gara dicipok babe Jessica gue ladenin sampek besok!" Kevin mengusap kasar bibirnya, seraya mencerocos.
"Anjir otak lo Kev!"
Ali melepar sendok kantin yang berada didepanya, tepat mengenai kening Kevin."Gara-gara si curut Vino nih!". Kirun memekik kesal, dan menendang kursi kantin yang kosong disampingnya.
Yah! Mereka melarikan diri ke kantin setelah dimarahi habis-habisan oleh ketiga cewek tersayang mereka, kantin memang sedang sepi karena ini masih jam pelajaran terakhir.
So, mereka memilih tempat strategis itu untuk bertapa, mencari jalan untuk hukuman mereka.
"Gimana caranya kita ngelaksanain hukuman ini?" Lagi-lagi Kirun mengoceh dengan gerutuannya.
"Pipi..?" Dahlia merengek, seraya bergelayut manja di lengan Kirun.
"I- Iya Mi?" Jawab Kirun ragu.
"Mimi lagi pengen sesuatu nih, tapi pengen pipi yang beliin. Mau ya?"
"Emang Mimi mau minta apa? Pipi beliin deh!"
Ucap Kirun santai, ia berfikir hukumannya kali ini tidak sulit. Hanya membelikan Dahlia sesuatu, setelah itu selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective [Boy]friend -End
FanfictionFanfiction Area Don't Copy ⚠ Seperti sepasang sayap terbang terbelai angin, menembus awan melihat betapa banyak hal yang harus mereka ketahui bersama. Hingga debaran itu membakar, mendobrak keras keyakinan pada relung kepercayaan ikatan, entah sej...