Twenty three~ Epilogue

12.5K 548 10
                                    

"Prilly!"

Saat Prilly membuka pintu utama rumahnya, langsung disuguhkan pemandangan wajah merah Jessica yang menangis tersendat-sendat dengan Dahlia yang menenangkannya. 

Tanpa meminta izin, Jessica menylonong masuk begitu saja, dan menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu milik Prilly. Dahlia menghela nafas melihatnya, dan Prilly menaikan alisnya bertanya tanpa mengeluarkan kata-kata "Ada apa dengannya?"

Dijawab oleh kedikan bahu Dahlia. "Dia dateng ke rumah gue juga udah kaya gitu, trus ngumpat-ngumpat jelek-jelekin Kevin." Prilly menggeleng, ada saja ulah Jessica itu.

Mengenai Prilly, gadis itu satu Bulan yang lalu sudah menjalankan aktivitas seperti biasanya, dan tentu saja juga mengikuti Ujian Nasional dengan baik, tentu saja itu membuat sahabat-sahabatnya senang, apalagi ketika mereka mengetahui bahwa Ali dan Prilly menjalin Kasih.

"Masuk aja yuk." Dahlia mengangguk, dua gadis itu memasuki rumah Prilly yang sepi, lalu memapah Jessica untuk pindah ke kamar Prilly.

"Udahan Jess nangisnya, ceritain kek, lo ini kenapa?" Ungkap Dahlia, mereka bertiga duduk diatas ranjang Prilly, dan masih dengan Jessica yang sesegukan.

Jessica cemberut, membuat wajahnya semakin imut. "Kevin, dia dari kemarin habis pulang sekolah gak bisa dihubungi. Trus tadi gue telfon mamanya, katanya gak ada dirumah, pergi main dari pagi." Ungkap Jessica setelah dia berhasil mengatur nafasnya.

Dahlia manggut-manggut, seraya menekan kripik pisang yang didekapnya. "Kirun juga gitu, dia gak bisa di telfon." Lirih Dahlia, keningnya berkerut memikirkan ada apa sebenarnya.

Sedangkan Prilly melihat pada balkon rumah Ali, ternyata mereka bertiga mengalami hal yang sama. "Gue dari tadi juga gak bisa hubungi Ali, mobil dia juga udah gak ada di garasi biasanya."

"Tuhkan, jangan-jangan mereka cari cewek baru." Jerit Jessica.

"Astagfirullah, amit-amit." Seloroh Prilly mengelus dadanya sendiri.

"Sembarangan banget kalo ngomong lo." Dengus Dahlia, Jessica memanyunkan bibirnya kesal.

Prilly menuruni ranjang, dan berdiri di sebelahnya. "Daripada mikir yang aneh-aneh, mending pilih gaun buat nanti malem aja yuk, gue baru dapet beberapa gaun rancangan bunda gue sendiri." Ujarnya menyemangati sahabat-sahabatnya itu.

Jessica langsung tersenyum lebar. "Ah serius? Mauu!" Mendahului Prilly, dia membuka almari milik Prilly, dan menjerit-jerit dengan sinting.

"Dasar." Umpat Dahlia.

Gadis-gadis itu menghabiskan waktu sekitar dua jam, hanya untuk mencocokan gaun mana yang akan mereka pakai. Hasilnya, kamar Prilly sudah seperti kapal pecah sekarang ini.

Terlihat Dahlia yang memutar-mutar badanya di depan cermin,  gadis itu sudah mengenakan gaun berwarna hitam panjang tanpa lengan yang sampai pada mata kakinya, gaun tersebut sangat pas di tubuh Dahlia, di samping gaun itu terdapat belahan panjang dari mata kaki hingga lutut, menampilkan kesan elegan dan seksi.

Sedangkan Jessica masih sibuk membandingkan antara gaun berwarna putih atau biru laut yang sedari tadi dipegangnya. Namun, Akhirnya dia melempar gaun berwarna putih ke ranjang, warna putih sudah biasa pikirnya. Dengan bangga dia melihat gaun pilihannya, gaun dengan pita menyilang di bagian leher, tanpa lengan. Panjangnya sekitar selutut jika dipakai, dibawah gaun itu terdapat beberapa motif bunga yang saling terhubung, walau terlihat sederhana, namun itu gaun biru laut yang keren.

Pintu kamar mandi terbuka, Prilly keluar dari sana, gaun yang dikenakan berwarna merah maroon mengkilat, tanpa lengan dengan penutup punggung yang rendah sehingga punggung mulusnya terekspos, di sekitar pinggangnya terdapat pita kecil yang melingkar, sama seperti milik Jessica, gaun Indah itu panjangnya hanya selutut.

Protective [Boy]friend -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang