VOTE
COMMENT
Gue melangkah tergesa memasuki sebuah restoran terkenal khas Jepang, di Pusat Ibu Kota. Restoran bergaya Jepang kuno, dengan beberapa lampu remang-remang dan selebihnya lilin merah besar di tata rapi pada tempat tertentu menambah kesan tenang dan romantis.
"Ali tunggu!"
Seketika langkah gue terhenti, "God!," Gue lupa kesini sama si Lona, ribet banget sih dia jadi cewek. Kalau tahu akan begini, gue 'gak akan undang dia, tapi gue ajak cewek lain yang gak seribet Lona. orang ganteng harus sabar, biar tambah ganteng.
"Ih Ali, kok aku ditinggal sih?" Lona cemberut dengan hentakan-hentakan kakinya pada lantai.
"Lo ribet banget sih, ini cuma makan malem biasa Lona. Tapi lo pake gaun panjang sampai lantai kek gitu, mau ngepel lo?"
Salah siapa pakai kain model begitu, udah gaunya sampai lantai, sobek sana sini, makeup-nya menor banget. Perasaan kalo disekolah dia gak gini deh? Apa karena faktor lingkungan? Atau jangan-jangan dia bunglon?
"Yaudah sih, biar aku tambah cantik!".
Ih PD badai ni anak, padahal kalo disekolah dia itu kalem, anggun, lah ini?"Ck! Ayo, lanjut cari si Prilly!" Tanpa berniat meneruskan perdebatan, gue langsung melanjutkan langkah mencari Prilly. Tetapi sejauh mata gue memandang, gue belum lihat juga batang hidungnya si unyil, sahabat gue itu emang mungil, tapi kalo masuk lobang semut kan juga gak muat.
"Ali!"
Nah itu dia, di meja pojok dekat dengan kolam. Prilly sih! Udah kecil nyempil dipojok, mana kelihatan. Tanpa banyak basa-basi lagi, gue sama si Lona jalan ke tempat prilly.
"Udah lama kalian?" berbasa-basi aja lah.
"Enggak juga sih. eh hai Lona? Sini-sini duduk."
"Iya Prill, ini juga mau duduk,"
Gue menghela nafas berat ketika Lona lebih dulu menempati tempat duduk di depan Prilly. Bukannya apa, gue cuma suka pengen muntah aja kalau duduk deket-deket bangkai tikus macam Vino.
"Lo gak mau duduk?" Sungut vino menggebu-gebu. Apa-apan sih ni curut?, kalo bukan karna jagain sahabat gue si prilly dari dia, gue juga ogah kali dinner gak jelas kaya gini.
Daripada ribut ditempat umum mending gue ngalah kali ini, tapi awas aja kalo ketemu, gue hajar otong gak seberapa milik Vino sampai gak bisa berdiri lagi!
"Pesen dulu aja deh, ya?" Prilly angkat bicara, dan langsung manggil waiters.
"Permisi!" Panggil Prilly kepada seorang pelayan wanita yang kebetulan melewati meja kita.
"Ya, apakah ada yang ingin dipesan?" Tanya waiter itu sedikit membungkuk, dan dibalas anggukan oleh Prilly.
Kita menerima buku menu dari pelayan tersebut, "Kalian mau pesen apa?" Tanya Prilly, sambil membolak-balik buku menu di tangan nya.
"Gue yakiniku daging sapi, minumnya, sake yang gak beralkohol," Lona nyebutin makanan yang dia pesen, dan dengan cekatan pelayan berbusana hitam putih itu mencatat.
"Kalo gue, soba, minumannya mugicha aja,"
"Gue sama kayak Prilly!"
"Gue sama kayak dia!"
Gue langsung natap tajam si Vino, dan dibales tatapan sengit sama dia. Apa-apaan si curut ikut-ikutan aja bisanya.
"Ada lagi yang ingin dipesan?"
Pelayan itu buyarin tatatpan maut gue sama vino. Ck! Ganggu aja deh, padahalkan gue udah mau ngeluarin tatapan vampir gue, kayak digo di Ggs itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective [Boy]friend -End
FanfictionFanfiction Area Don't Copy ⚠ Seperti sepasang sayap terbang terbelai angin, menembus awan melihat betapa banyak hal yang harus mereka ketahui bersama. Hingga debaran itu membakar, mendobrak keras keyakinan pada relung kepercayaan ikatan, entah sej...