Fourteen

8.2K 603 21
                                    

Ting

Lakuin apa yang lo bisa!

Read

Bibir tipis itu tersenyum mengerikan setelah membaca pesan masuk di ponsel genggamnya, lalu Ia menatap lekat seorang gadis yang terduduk di kursi roda sendirian didekat danau itu, genggamannya pada ponselnya semakin menguat karena kebencian yang ia rasakan, cepat, ia masukan ponselnya kedalam saku seragam sekolahnya. Kaki dengan balutan sepatu hitam ke abu-abuan itu mulai bergerak perlahan menampakan dirinya dari pilar yang sebelumnya menjadi tempat persembunyian.

"Shit!"

Desisan geram keluar dari mulutnya, kakinya yang semula siap melangkah lebih jauh kini ia tarik lagi dan kembali bersembunyi di pilar tempat perlindungannya. Ternyata gadis itu akan beranjak pergi, gadis itu siap dengan tangan yang akan mendorong roda nya.

"David kemana sih?" Keluh prilly dengan gerakan membalikan kursi rodanya. "Katanya cuma kencing sebentar, ini mah se abad! Kencing dia emang seberapa sih? Seliter?"

"Prilly, Lo mau kemanaa eh?" Triakan itu membuat prilly bertambah badmood, Dan tentu saja itu suara cempreng David layaknya tak mempunyai dosa karena telah membuatnya menunggu lama.

"Kemana aja lo?" Tanya Prilly jutek, setelah David berada tepat didepannya dengan cengiran lebar "Abis kencing." Jawaban polos macam apa itu?

"Bodo ah, mau balik ke kelas gue." Cengiran David hilang seketika saat ia rasa prilly benar-benar marah padanya. " Ya elah Prill, maaf deh, resleting celana gue macet tadi, kayanya gue harus ganti resleting celana, atau celana sekalian? Tapi sayang uang, lagian beli resleting dimana....

"Najis, sono beli di Indomaret! Cepet, anterin gue ke kelas David!"

"Iye bu Bos yang terhormat."
Dengan cepat David mendorong kursi roda prilly menuju kelas mereka.

"Lo gak mau ke kantin dulu?" David memberhentikan dorongannya tepat didepan pintu kelas."Enggak ah, kalo lo mau ke kantin ya udah sana, beli resleting celana sekalian sono!"
Ucap Prilly seraya memasuki kelasnya dengan mendorong kursi rodanya.

"Bisa ae lo kutu beras!" Seru David kepada prilly yang sudah menghilang kedalam kelas. "Mana ada resleting celana di kantin? Eh, tapi kalo ada beneran? Gue cari ah." Lanjut David dan segera berlari menuju kantin.

Prilly mendengus kesal, dikelasnya masih sepi hanya ada dirinya, 5 teman ceweknya yang sedang merumpi tak jelas, dan beberapa anak cowok yang sedang syahdu menonton acara di laptop pada bagian belakang kelas, sedangkan Jessica belum kembali, lagipula istirahat masih akan berlangsung hingga 15 menit kedepan.

"Lo pada tau gak Angga cupu si kutu buku temen kelas kita." Samar-samar prilly mendengar rumpian dari teman-temannya itu.

"Tau lah, kenapa dia?"
Tanya salah satu dari mereka, prilly memasang telinga juga karena penasaran.

"Kan gue satu kompleks sama dia, tetangga-tetangga bilang Dia sekarang suka keluar malem gara-gara stres di suruh belajar mulu sama bonyok nya, gak boleh main atau apalah, soalnya kan dia masih dibawah Prilly nilai sama peringkatnya."

"Kalo gue jadi Angga, dah bunuh diri dah gue. Mana betah suruh belajar mulu, bisa putih semua nih rambut."

Prilly memutar bola matanya malas, calon emak-emak rumpi dah tu batinnya kesal.

Dari pada mendengarkan gosip yang belum tentu benar, prilly memilih tidur. Namun, barang sedetik saja ia memejamkan mata, triakan setan menggangunya.

"WOY, ABIS INI JAM KOSONG SAMPE PULANG! SI KANGKUNG LAYU KAGAK BERANGKAT!"

"Wasek, rejeki anak sholeh, cabut ah!"

Protective [Boy]friend -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang