Thirteen

8.5K 630 16
                                    

 

Prilly, gadis itu sedari tadi hanya menatap kosong papan tulis yang sudah penuh coretan tangan guru sejarah nya. Bukan untuk mencerna semua huruf yang saling menyambung disana, namun otaknya bekerja keras mengejar fikirannya yang melayang entah kemana.

Mata indah itu mengedip lelah, menunduk dan melihat bukunya yang hanya terisi sebagian dari catatan sebenernya, ia menoleh kepada Jessica yang sedari tadi memilih tidur daripada mendengar celotehan guru sejarah yang selalu membuat gendang telinga berdengung.

"Ali." Gumam Prilly lirih, tatapan nanar ia lempar keluar jendela kelas, berharap ia dapat melihat sahabatnya itu dilapangan, lapangan yang biasanya diguganakan Ali membolos dan melarikan diri untuk bermain basket.

Wush

Prilly terkesiap, ia menatap aneh kertas rematan yang jatuh tepat di pangkuannya. Dengan bingung diambilnya kertas itu, dan dengan ragu ia membuka rematan kertas itu.

Boleh ngajak lo, ketaman belakang sekolah?

Pleaseeee;-)

Dahi gadis itu melipat, siapa yang mengirimnya? Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, dan berhenti tepat pada sosok David yang tepat dibelakangnya, cowok itu sedang menatapnya dengan tatapan memohon dan kedua telapak tangan yang disatukan didepan dada.

Prilly tahu sekarang yang mengirim surat lempar itu kepadanya, David. Tapi untuk apa teman barunya itu mengajaknya ke taman belakang? Prilly ingin menolak rasanya, namun ia tak bisa, mengingat siapa yang telah menyelamatkannya saat kecelakaan itu.

Dengan senyum tipis dan anggukan singkat Prilly menjawab, David tersenyum lebar dan entah kenapa David langsung memeluk cowok teman sebangkunya sangat erat bahkan sampai teman sebangkunya memukul-mukul wajah David, namun cowok itu tetap tak peduli atas pukulan yang ia terima. Konyol pikir Prilly dengan senyumnya, namun senyum itu lama-lama memudar, Tapi kekonyolan itu ngingetin gue sama Ali.

KRING.. KRING...

"Ashoy, makan."

"Kelar kelar, sejarah tu harusnya di Move on in, malah dipikirin."

"Kantin im coming!!"

Prilly memperhatikan teman- teman satu kelasnya yang keluar dengan berdesakan, biasanya dia juga akan seperti itu merasakan sensai berdesakan keluar kelas dan keramaian kantin. Namun sekarang, ia hanya bisa duduk diatas kursi rodanya.

"Anjir, Pril. Lo gak bangunin gue? Mati gue, mati gue, My lovely Kevin pasti udah nungguin di Kantin." Jesicca mengebrak meja dengan panik.

"Ya udah sih sana, ngapain malah ngalay disini." Ucap Prilly heran pada temannya itu.

"Hehehe, iya juga, eh, tapi elo gimana.. masa lo sendiri..

"Dia sama gue kok."

Jessica mengernyit menatap David, ada tatapan aneh dan tatapan curiga terpancar dari gadis itu. "No, no, no. Entar temen gue lo apa-apain lagi." Tolak Jessica mentah-mentah, lagian mana sih si Alibaba biasanya dah nangkring duluan sebelum istirahat, sekarang ilang kemana tu bocah pikir Jessica kesal.

Prilly tersenyum."Gak papa Jess, sana si empin udah nungguin pasti." Jessica menimbang. "Ya udah deh, entar kalo lo kenapa-napa langsung telfon gue ye, Bye!"

  Cepat, Jessica menghilang, tinggallah David dan Prilly didalam kelas. "Yuk, jadikan?" Prilly mengangguk, dan tangannya siap memutar roda agar kursi rodanya bergerak. Namun, sebuah tangan terulur menggengam tangan Prilly, menghentikan kegiatan gadis itu.

Protective [Boy]friend -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang