Kalian mau tau gue lagi ngapain?!Kita bersiap meluncurkan serangan balik ke curut Vino. Kali ini dia sudah membuat orang tertampan seantero murka, tentu gue gak akan terima tas gue digantung ditiang bendera, waktu istirahat pertama tadi. Lihat aja, kali ini dia yang akan malu.
Kami bertiga sedang menunggu bel istirahat kedua. Kevin sudah menyiramkan satu botol minyak dilantai lorong kelas Vino, kami yakin sebentar lagi Vino dan gengnya akan segera keluar kelas paling pertama, sedangkan kita bertiga- Gue, Kirun, dan Kevin- sembunyi dibalik tembok.
"Ning, nong, ning, nong time for second break," Kevin menirukan suara speaker sekolah dengan suara yang dibuat-buat.
And here we go!
"Heh si Vino tuh, dah mulai kesana!" Kirun yang tugasnya mengawasi dari dinding deket kelas Vino, mengintruksikan kita lewat telepon.
Dengan semangat gue membalas, "Oke gue sama Kevin dah siap, perlu ditambahin minyaknya?"
"Gak perlu, gue yakin itu udah cukup banyak buat jatuhin beberapa orang!"
Gue dan Kevin hanya mengiyakan apa yang diperintahkan Kirun, kami semakin merapat kearah dinding saat suara hentakan sepatu mulai mendekat.
"Woi, aduh Woi, gimana nih?!" Kirun teriak di sebrang telepon, tapi gue dan Kevin hanya mendengus kesal, karena memang kadang-kadang Kirun suka teriak-teriak gak jelas.
"Apaan sih Vin?"
Kevin mengedikkan bahu tidak tahu, "Mungkin Kirun lagi kumat," Ceplos Kevin santai.
Satu
Dua
And-
Brugh
"Hahaha, yoi!" Gue sama Kevin high five kemenangan, saat mendengar hantaman orang terjatuh.
"Siapa yang mengerjai bapak seperti ini!"
Gue sama Kevin cengo saat dengar teriakan menggelegar itu, reflek tubuh kami menjadi kaku serta mati rasa.
"Kok gue, kayak kenal suaranya ya Li?"
"Iya, kok suara Vino udah tua kayak gitu ya?"
"Ini bukan suara Vino kampret!"
Kevin nonyor kepala gue geram, wajahnya sudah memerah.Gue jadi ikut-ikutan takut, "Trus?" setelahnya gue dan Kevin hanya mampu berpandangan cukup lama.
"Pak kumis?!" Tebak kami bersamaan, mulai panik karena pasti akan mendapat masalah besar setelah ini.
"Mampus!"
"Kabur Li!"
Saat kita akan mengambil langkah untuk melarikan diri, ada yang menarik kerah seragam kita dari belakang, otomatis kita segera menoleh ke belakang dan terdapat sejenis makhluk aneh di sana sedang memegangi pinggangnya bagian belakangnya.
"Eh bapak, ada apa pak. Ada yang perlu kami bantu?" Ucap Kevin sok polos, dengan suara dibuat-buat manis.
"Ada apa, Ada apa!" Pak Kumis menyembur marah, "Saya yakin, kalian 'kan yang menyiram minyak dilantai itu dasar anak bandel, main saja terus bisanya!"
"Hah? Mana kita tahu Pak, saya sama Kevin saja barusan lewat sini, ya 'kan Vin?" Elak gue berusaha sesantai mungkin, lalu merangkul Kevin yang agak tinggi dari gue seraya meremas pundaknya agar tidak gugup untuk menutupi kebohongan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective [Boy]friend -End
FanfictionFanfiction Area Don't Copy ⚠ Seperti sepasang sayap terbang terbelai angin, menembus awan melihat betapa banyak hal yang harus mereka ketahui bersama. Hingga debaran itu membakar, mendobrak keras keyakinan pada relung kepercayaan ikatan, entah sej...