Bab 4

63.9K 3.2K 31
                                    


Ujian Kenaikan Kelas telah usai, kini waktunya bersantai setelah seminggu penuh menghabiskan waktu dengan buku, soal-soal dan lembar jawaban, tapi bagi Kelvira UKK atau tidak dia tetap bisa bersantai semaunya.

"Kelvira kamu sudah sholat ashar ?"

Annisa menghampirinya yang sedang sibuk mengobrak-abrik kulkas untuk mengambil beberapa cemilan.

"Males ah, nanti aja"

"Nanti kapan ?"

"Ya kapan-kapan, kalo gue pengen aja"

"Sholat itu wajib Kelvira"

"Apa sih lo ? Hak gue dong, minggir lo !"

Kelvira lebih memilih pergi dari dapur, karna jika dekat Annisa dia selalu emosi dan kali ini dia bosan terus menerus mendebatnya. Annisa menyentuh bahu Kelvira menahan agar tidak pergi.

"Jika iblis terusir dari rahmat Allah karna meninggalkan satu sujud, lalu bagaimana kondisi kamu yang selalu meninggalkan 34 sujud hanya dalam sehari ?"

Dengan terpaksa Kelvira menoleh dan menghempaskan tangan Annisa dari bahunya, dia hanya memicingkan matanya sambil tersenyum meremehkan dan melanjutkan langkahnya.

Annisa tidak tau, dibalik pengabaian dan sikap acuh tak acuh Kelvira, ada raut ketakutan dari wajahnya yang kini terlihat pucat pasi.

***

"Malem cantik, lagi apa ?" sapa Arga disebrang sana.

"Lagi angkat telpon lo lah, dasar bego"

"Heh bego kuadrat, maksud gue selain telponan lo lagi apa ?"

"Oh, kalo ngomong yang jelas makanya. Gue lagi nonton sambil ngemil"

"Nonton film apa ? Terus itu ngemil apa ??"

"Sejak kapan lo jadi kepo gini ?"

"Lo pms ya, babe ? Kok rese gitu"

"Bukannya tiap hari gue emang selalu rese ya ?"

"Ngaku juga akhirnya, aneh ya kok gue bisa tahan sama cewek rese sejenis lo ?"

"Tapi walaupun rese gue itu indah dan mempesona, kayak lo bilang waktu itu, iya kan ?" Kelvira tertawa puas.

"Iya, lo indah dan mempesona. Tapi gue bingung di bagian mana lo terlihat mempesona sampe gue sayang banget sama lo ? Bener ya cinta itu emang buta"

"Arga ih jijik gue dengernya"

"Ah elo. Gengsinya ketinggian, gue yakin pipi lo bersemu merah sekarang"

Kelvira berniat membalas Arga dengan umpatan tapi suara Papanya terdengar di balik pintu.

"Sorry Ga udah dulu ya. Papa gue manggil. Bye Arga"

Setelah memutuskan panggilan Kelvira langsung menyuruh Papa nya masuk.

"Papa kira kamu sudah tidur"

"Belum Pa"

"Sudah makan malam ?" Purna duduk di sampingnya.

"Udah, Pa"

"Kel ?"

"I-iya Pa ?" Ucap Kelvira terbata, dia takjub karna sentuhan tangan Papa yang begitu lembut di puncak kepalanya.

"Papa minta maaf selama ini Papa tidak pernah memperhatikanmu, kamu tumbuh dengan Papa tapi kamu jarang merasakan kasih sayang Papa. Papa baru menyadari bahwa kamu adalah harta berharga Papa yang harus selalu dijaga dengan sebaik-baik penjagaan"

Hijrah Cinta [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang