Bab 5

62.3K 3.3K 15
                                    


Akhirnya liburan pun berakhir, dan
hari ini hari pertama Kelvira menjadi siswi kelas XII. Hari ini begitu dinantikan oleh Kelvira, bukan karna dia rindu sekolah, guru ataupun belajar. Tapi dia sudah rindu angin segar di luar sana, tentu saja, selama lebih dari seminggu Kelvira hanya diam di rumah, Papa sangat melarang dia untuk pergi ke luar, terlebih Kelvira tidak punya seseorang untuk menemaninya keluar untuk sekedar jalan-jalan, karna teman-temannya sedang berada di luar kota untuk liburan.

Tiap kali Kelvira membuka akun Instagram nya, rasa iri langsung bercokol di hati nya karna teman-temannya selalu memposting foto-foto memamerkan keseruan liburan mereka. Seperti Viona yang pamer keindahan Pulau Nami, Korea Selatan, pulau yang selalu Kelvira idamkan. Juga ketiga sahabatnya yang menghabiskan waktu di Lombok, mereka bahkan membuat beberapa video seperti sengaja membuat Kelvira ngenes. Parahnya lagi, si Arga sang pacar kesayangan juga ikut-ikutan pamer keindahan fenomena blue fire di Kawah Ijen, Arga pergi berlibur dengan Aldo dan Fahreza.

Lantas, apa yang harus Kelvira pamerkan di Instagram nya ? Selama berhari-hari dia mengurung diri di kamar, aktivitasnya hanya tidur-makan-mandi-nonton-tidur lagi. Telinganya juga hampir keriting karna diceramahi Papa dan Ibu nya pagi siang malam. Yang membuat dia semakin kesal, tiap hari Kelvira selalu mendapatkan kertas berisi kutipan atau hadits-hadits yang tertempel di lemari, nakas, rak buku, meja rias bahkan di ponselnya.
Ugh, dia seperti seseorang yang diteror oleh haters saja, ini benar-benar konyol. Dan liat, buktinya pagi ini saja dia sudah menemukan 3 kertas di kamarnya.

"Papa sama Nisa kok kurang kerjaan banget ya. Sempet-sempetnya mereka nulis yang kayak beginian setiap hari" rutuknya sambil memakai seragam sekolahnya.

Dengan malas dia mengambil kertas-kertas yang tertempel di cermin. Dibacanya satu persatu kertas tersebut.

Ketika Allah menurunkan ayat hijab, seketika sahabat-sahabat wanita Rasulullah segera mengambil tirai atau gorden-gorden rumahnya untuk menutup auratnya. Mereka tidak pernah berkata "Panas, gerah atau ribet". Mereka juga tidak pernah berkata "Mengapa harus pakai jilbab ?". Atau bahkan terlontar kata "Jilbabi hati dulu". Tetapi mereka segera mematuhinya seraya berkata Sami'na Wa Atha'na (Kami mendengar dan kami taat)
Lantas bagaimana dengan Kelvira Anjani ?

#Renungkan ^^

"Ya elaah ini nyindirnya kok terang-terangan banget. Sayangnya gue gak tersinggung, karna gue Kelvira bukan sahabat wanita Rasul. Jelas beda kan ?" umpatnya sambil melempar kertas tersebut ke kotak sampah.

Menjadi wanita ada 2 pilihan:
1. Menjadi sebesar-besar fitnah
2. Menjadi sebaik-baik perhiasan

#Kelvira pilih yang mana ?

"Fitnah ? Perhiasan ? Apa hubungannya ? Emang ngaco banget si Nisa"

Kertas itu hanya diremas dan dibuang untuk kedua kalinya. Saat ini, kotak sampah yang ada di kamarnya sudah terisi penuh kertas-kertas pemberian orangtuanya, Kelvira hanya menganggap itu sebagai sampah yang tak berguna. Tanpa menyadari bahwa bisa saja kelak dia membutuhkannya.
Dengan ekspresi kesal dia membaca tulisan di kertas yang terakhir.

Seandainya Allah membuka tabir yang menutupi kehalusan, kebaikan dan apa yang diperbuatNya untuk hambaNya. Baik yang diketahui atau yang tidak diketahui, tentu hati hamba itu akan luluh karna cinta dan rindu kepadaNya dan tentu dia akan bersimpuh karna rasa syukur kepadaNya.
-Ibnu Qayyim-

#Renungkan ^^

Kelvira diam sejenak, sebelum akhirnya meremas kembali kertas ini dan hendak membuangnya. Tapi tunggu, dia malah membuka kembali remasan kertas tersebut dan perlahan membacanya ulang untaian kata yang cukup menarik perhatiannya. Dia terlihat mengernyitkan dahinya, seolah sedang mencerna apa maksud dari tulisan ini.

Hijrah Cinta [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang