Bab 18

47.7K 3.2K 34
                                    


5 bulan kemudian.

Waktu seakan cepat berlalu, tak terasa Ujian Nasional tinggal beberapa hari lagi, seluruh murid SMA di negeri ini pasti sedang sibuk mempersiapkan segalanya demi mendapat nilai yang memuaskan, termasuk Kelvira. Siang malam gadis itu menghabiskan waktunya dengan buku-buku, entah itu di sekolah, di tempat les bahkan di rumah. Dia bekerja keras seperti ini demi mengejar materi yang sempat dia abaikan, maklum saja, dulu sebelum hijrah Kelvira tak pernah mencatat atau menyimak pelajaran, dan jika ulangan dia pasti mengandalkan contekan. Memang, kehidupan Kelvira yang dulu sangat payah.

Berbeda dengan sekarang, setelah hijrah tepatnya, hidupnya tak lagi berantakan, semuanya seolah baik-baik saja dan belakangan ini Kelvira juga sudah tidak sering mendengar cibiran, tidak ada lagi bully-an, Kelvira juga bingung kenapa Viona dan kawan-kawan tidak pernah lagi menganggunya, gadis itu tidak tahu kalau Arga lah yang sudah menjinakkan mereka.

Intinya, kini segala jenis penderitan yang menghantui Kelvira perlahan sirna dan berganti dengan kedamaian, namun sayang, masih ada satu hal yang mengganggu pikirannya, apalagi jika bukan soal perasaannya pada Arga, membunuh perasaan memang hal yang tersulit dalam hidupnya, mungkin karna terlalu banyak kenangan manis selama 5 tahun hubungan mereka.

Kelvira segera menggelangkan kepalanya, menepis lamunannya yang berujung pada Arga, dia tidak ingin memikirkan itu dulu sekarang, karna hati dan pikirannya sudah terlalu lelah.

"Sssh, dinginyaa" desis Kelvira sambil mengosok-gosokkan tangannya dan menempelkannya pada wajah agar terasa hangat.

Pagi ini, terasa begitu dingin tak seperti biasa, desau angin mengibarkan jilbab Kelvira yang kini tengah berjalan di koridor sekolah. Dia menebarkan senyum manisnya pada tiap orang yang ditemuinya, terlihat begitu ramah. Kelvira masuk kedalam ruangan bertulisan 'XII IPA 1'. Sesampainya disana, dia berhenti sejenak, ludahnya tercekat melihat hanya ada satu orang di kelasnya, dia bingung kemana teman-teman yang lain. Dia berusaha menyembunyikan keterkejutannya dan berjalan menuju tempat duduknya tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Arga.

Kelvira hanya menyimpan tasnya, lalu hendak keluar lagi, dia tak ingin berduaan dengan seseorang yang masih sangat dia cintai, karna dengan imannya yang tak seberapa ini dia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

"Selalu. Lo selalu ngehindar dari gue" kata Arga terdengar begitu dingin dan penuh luka hingga membuat Kelvira menoleh.

Saat mata mereka bertemu, getaran hangat memenuhi hati Arga, mata yang selalu menunduk dan menghindarinya itu bisa dia lihat dengan jelas sekarang, mata yang dulu selalu menatapnya penuh cinta.

"Sorry Ga, aku perlu ke toilet sebentar" Kelvira masih mencoba menghindar.

'Aku?' gumam Arga dalam hati lalu tersenyum kecut karna Kelvira terkesan formal.

"Gue nggak paham sama lo Kel, lo masih terus ngehindar dari gue, salah gue apa? Lo bisa ngomong biar gue perbaiki kesalahan gue"

Tak ada sahutan dari Kelvira, dia hanya diam sambil menunduk dalam-dalam, menjadikan lantai menjadi objek pandangnya daripada cowok ganteng di depannya.

"Saat lo minta putus, oke, gue terima walau gue masih bingung sama alasannya, tapi gue nggak bisa ngeliat lo terus kayak gini, lo masih bisa ramah sama orang-orang, sedangkan gue, lo nggak pernah ngelirik gue sedikit pun seolah gue orang yang paling hina, sebenci itu lo sama gue?"

Gadis itu mendongak, hatinya begitu terisis melihat mata Arga yang tersiratkan luka.

'Kamu salah Arga. Kamu salah, benci? Mana mungkin aku benci pada orang yang selalu aku sebut namanya dalam doaku?' Batin Kelvira menjerit.

Hijrah Cinta [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang