"Eh Nay, itu kayak Kak Fattan deh" Kelvira menajamkan matanya agar bisa melihat lebih jelas sosok yang sedang berdiri di parkiran sana."Iya, itu Kak Fattan, kok bisa ada disini, ya?"
Pertanyaan Inaya hanya dibalas dengan gelengan, Kelvira malah melambai-lambaikan tangannya ke arah Fattan dengan wajah pucatnya yang terlihat ceria. Mereka mempercepat langkahnya dan segera mengucap salam saat tiba di hadapan pria berkemeja hitam.
"Assalamualaikum, Kak Fattan" ucap kedua gadis itu serempak.
"Waalaikumussalam" balasnya sambil tersenyum, namun itu bukan jenis senyuman seperti biasanya, karna tidak ada binar kebahagiaan yang dipancarkan matanya yang ada hanyalah kecemasan yang begitu jelas terlihat. "Kamu sakit apa, Kel?" ucapnya sambil membawakan tas Kelvira.
Kelvira hendak menolak namun melihat raut wajah Fattan yang serius, Kelvira mengurungkannya. "Cuma demam biasa kok, Kak Fattan nggak perlu khawatir. Mmm, ngomong-ngomong kok Kakak bisa ada disini?"
"Nanti aku jelasin di dalam, kamu masuk Kel" sambil membukakan pintu untuk Kelvira.
"Oh, i-iya" Kelvira segera masuk ke dalam mobil dibantu oleh Inaya.
"Naya, kamu ikut anter Kelvira ya?" pinta Fattan pada gadis yang sudah menjadi juniornya selama tiga tahun ini.
Mengerti maksud Fattan yang menghindari khalwat, Inaya mengangguk setuju.
"Syukron, you're the best, Naya" sambil tersenyum ramah.
Inaya hanya mendecih lalu membalas senyum singkat pada satu-satunya orang yang memanggilnya Naya, apa mungkin itu panggilan sayang untuknya? Tapi tunggu--panggilan sayang? Dari Fattan? Uh, Inaya jangan mimpi, rutuknya pada diri sendiri sambil menyeret langkahnya masuk ke dalam mobil.
Sementara di dalam mobil, Kelvira tengah hanyut memandangi ponselnya, ini karna sebuah pesan dari Arga.
Cepet sembuh, Kel.
Hanya tiga kata dan tanpa emot apapun, tapi binar kebahagiaan yang Kelvira pancarkan layaknya seseorang yang baru pertama kali mendapatkan pesan seumur hidupnya. Karna pesan ini adalah pesan pertama dari Arga setelah mereka putus, sudah cukup lama Arga tak mengiriminya pesan, dan jujur, hati kecil Kelvira sangat merindukan itu.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Kelvira memutuskan untuk membalas pesan itu, dia juga ingat bahwa dirinya belum mengucapkan terimakasih pada Arga tadi. Saat Kelvira hendak mulai mengetik, Fattan memanggilnya, membuat Kelvira mengurungkan niatnya untuk membalas pesan Arga.
"Iya, Kak?" ujarnya pada Fattan yang sedang mengemudi di depannya.
"Menjawab pertanyaan kamu tadi, aku bisa ada disini karna Kak Nisa minta tolong buat jemput kamu, soalnya Papa kamu lagi sibuk jadi nggak bisa jemput" jelas Fattan.
"Oh gitu, padahal aku bisa naik taksi aja bareng Inaya, aku jadi ngerepotin Kak Fattan. Pasti Kakak juga lagi sibuk, ya?"
"Tadi lagi ikut seminar kewirausahaan dan buru-buru kesini setelah nerima pesan dari Kak Nisa, untungnya aku tepat waktu"
"Yaah..Terus gimana dong seminarnya?" Kelvira merasa tak enak hati.
Sedangkan Inaya, dia cukup terkejut karna Fattan meninggalkan seminarnya begitu saja, padahal dia tahu Fattan sangat antusias untuk mengikuti seminar yang sudah ditunggunya dari tahun kemarin.
"Kayaknya seminarnya udah selesai, tapi nggak masalah, masih ada tahun depan" Fattan terlihat santai dan tak menunjukkan penyesalan sedikitpun.
"Ya ampun Kak, maaf banget aku udah merusak momen penting Kak Fattan, aku jadi merasa bersalah" lirih Kelvira sambil mengusal wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta [Completed]
EspiritualKelvira Anjani Pradipta gadis yang terkenal arogan, kasar dan independen, tumbuh dalam keluarga yang tidak sempurna. Perceraian orangtuanya membuat hidup remaja 17 tahun ini bebas tanpa kendali. Hingga suatu ketika kejadian besar menimpanya, membuat...