Sudah hampir seminggu Kelvira terus menerus merasa galau karna memikirkan kisah hidupnya dengan Arga, dia memang sudah menentukan pilihan, tapi belum ada hal yang membuatnya mantap dengan pilihannya. Dia masih memikirkan bagaimana hidupnya setelah pisah dengan Arga juga kekhawatiran jika Arga membenci keputusannya, kedua hal itu membuat Kelvira terus mengulur waktu sehingga dia belum mengatakan apapun pada Arga tentang ini.Berhari-hari Kelvira sering murung tidak ceria seperti sebelumnya, dia lebih memilih sendiri daripada berinteraksi dengan keluarganya dan Inaya, dia juga terkesan sedikit menghindar dari Arga. Seperti saat ini, Kelvira memilih pura-pura tidur di kelas saat semua orang pergi ke kantin saat jam istirahat. Dan seperti biasa Inaya berada di perpustakaan, bukannya dia abai pada Kelvira tapi dia mengerti bahwa Kelvira butuh waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya.
"Kel, gue nyari lo ke perpustakaan rupanya lo disini" ucap Arga yang baru muncul dan langsung duduk di depan meja Kelvira. "Kel, lo sakit?" tanyanya saat Kelvira tak kunjung membuka mata.
Gadis berjilbab putih itu mendongakkan wajahnya dan tersenyum sekadarnya. "Gue nggak apa-apa, kok. Gue cuma ngantuk"
"Elo udah makan siang?"
Kelvira menggelengkan kepalanya. "Belum, gue nggak laper"
"Tapi ini udah waktunya makan siang, Kel"
"Gue bakal makan kalo udah laper, lo tenang aja"
Arga menarik napas berat lalu mengangguk. "Oh iya, udah tiga hari berturut-turut lo nggak berangkat sekolah bareng gue, tiap gue ke rumah lo, pasti lo udah berangkat duluan. Tega banget lo, Kel"
"S-sorry, Ga. Gue nggak bermaksud kayak gitu, kebetulan Papa ngajakin berangkat bareng. Maafin gue ya, Ga"
Tadinya maksud Arga berkata seperti itu hanya untuk bercanda saja, tapi respon Kelvira tidak seperti biasanya, dia terlihat serius menanggapinya.
"Lo kenapa, ?" Nada bicara Arga juga mulai serius. "Akhir-akhir ini sikap lo aneh"
"Aneh? Maksud lo?"
"Lo kayak bukan Kelvira yang gue kenal, kemana sikap lo yang pecicilan? Biasanya lo ceria, galak dan sering ngatain gue, tapi lo jadi kaku, buktinya tadi gue cuma bercanda tapi lo nanggepinnya serius banget. Elo kenapa, Kel?"
"Seperti yang gue bilang tadi, gue nggak apa-apa" sambil tersenyum tipis.
"Tapi mata lo berkata lain, mata lo bilang kalo lo lagi ada masalah, gue bisa liat itu. Apa karna ketiga sahabat kampret lo atau lo ada masalah lagi sama Viona? Please...cerita ke gue, Kel"
Kelvira mengigit bibir bawahnya kuat-kuat, dia bingung harus bagaimana, jelas-jelas inti masalah yang Kelvira hadapi adalah tentang Arga. Apa Kelvira harus jujur jika dia tengah dibuat frustasi karna rencananya yang akan melepas Arga? Tidak mungkin.
"Kel?" suara Arga membuyarkan lamunan Kelvira. "Liat, di depan gue pun lo masih ngelamun kayak gini, seberat apa sih masalah lo, Kel?"
"Gue nggak punya masalah apapun dan dengan siapapun, elo nggak usah khawatir, kalo ada apa-apa gue pasti cerita, kok. Gue janji"
Kelvira berusaha meyakinkan Arga dengan mengacungkan kelingkingnya dan pura-pura tertawa, sayangnya Kelvira lupa kepada siapa dia berpura-pura. Lima tahun Arga mengenal Kelvira dan dia sudah pandai dalam membaca ekspresi Kelvira, jelas-jelas Arga tahu bahwa Kelvira sedang menutupi sesuatu.
"Nggg, tunggu bentar ya Ga, gue...gue mau ke toilet dulu" gadis itu kembali menghindari Arga, alasannya hanya satu, Kelvira takut jika Arga menanyakan hal-hal yang tak mampu dia jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta [Completed]
Tâm linhKelvira Anjani Pradipta gadis yang terkenal arogan, kasar dan independen, tumbuh dalam keluarga yang tidak sempurna. Perceraian orangtuanya membuat hidup remaja 17 tahun ini bebas tanpa kendali. Hingga suatu ketika kejadian besar menimpanya, membuat...