Epilog

61.1K 3.8K 270
                                    


Seorang wanita yang berusia 31 tahun tengah berkutat dengan tumpukan berkas dan laptop di hadapannya, sesekali dia mengusap dahinya jika ada hal yang membuat otaknya harus berpikir keras. Dia yang notabene nya seorang pengusaha di bidang fashion, tepatnya busana muslim, tentu sering menghabiskan waktu dengan beberapa design dan sample kain, usahanya itu sudah dia bangun sejak 5 tahun lalu.

Bunyi alarm terdengar nyaring dari ponselnya, menandakan bahwa dia harus segera pergi ke suatu tempat, ini sudah menjadi jadwal rutinan sehari-harinya, setelah merapikan meja kerjanya dia menyambar tasnya lalu segera keluar.
Kelvira bergegas keluar gedung ini tepatnya menuju Alphard hitam yang terparkir di depan butiknya. Setelah melirik arlojinya dan mengetahui bahwa dirinya sudah hampir terlambat, Kelvira langsung melajukan mobilnya membelah jalanan padat di Jakarta.

Selama 13 tahun ini, tepatnya sejak dia lulus dari bangku SMA, pencapaian Kelvira cukup mengagumkan, setelah menamatkan pendidikan strata dan magisternya di Universitas Indonesia, Kelvira aktif di beberapa kegiatan sosial seperti membangun beberapa panti asuhan dan rumah tahfidz seperti tempat yang membesarkannya dulu hingga kini dia sudah menjadi hafidzah 30 juz, Kelvira juga sukses dengan usahanya hingga penghasilan yang dia dapatkan bisa digunakan untuk menunjang semua kebutuhan panti atau rumah tahfidznya.

Dalam waktu 5 menit, Kelvira sudah tiba di tempat yang ditujunya, saat dia baru saja turun dari mobil seseorang melambaikan tangan ke arahnya, Kelvira balas melambaikan tangan dan tersenyum, terlihat dari matanya yang menyipit.

"Assalamualaikum bumil cantik" sapanya pada Inaya sambil mencium pipi kanan dan kiri nya, khas ibu-ibu.

"Waalaikumussalam, tumben kamu agak telat Kel?"

"Biasa lah Nay kerjaan numpuk" sambil duduk di samping Inaya. "Eh, kamu juga tumben jemput sendirian, biasanya sama suami"

"Tadi pagi dia baru aja berangkat ke luar kota, jadi di rumah cuma berdua sama Yazid"

"Lho, si sulung kemana?"

"Dia ikut sama Abi nya, Kel"

"Risiko punya suami aktivis dakwah emang sering ditinggal, Nay. Tapi berkahnya dunia akhirat, dia berjuang menegakkan agama Allah, itu salah satu cara jihadnya"

Inaya tersenyum bangga. "Ya, dia memang mujahid sejati, itu alasan aku klepek-klepek sama dia" dia menutup wajahnya yang merah merona

Kelvira mendecih lalu terkekeh geli, Inaya masih seperti pengantin baru saja, padahal dia sudah 8 tahun menikah dan punya 2 anak, insyaallah menjelang 3 anak.

"Oh iya Kel, kamu ikut ke acara reuni besok, kan?"

Kelvira hanya diam, dia seperti sedang menimang, disatu sisi Kelvira sangat ingin bertemu dengan teman-teman SMA nya tapi ada hal yang membuat dia kehilangan percaya diri untuk bergabung dengan mereka.

"Kel, ayolah..." Inaya memohon.

"Insyaallah ya, Nay" jawabnya sedikit ragu. "Eh itu mereka" tunjuk Kelvira pada dua anak yang baru keluar kelas.

"Aah lucunya mereka, aku sangat berharap besar nanti mereka berjodoh, Kel"

"Aku juga, Nay. Menyenangkan sepertinya jika kita berbesanan" Kelvira melambaikan tangannya ke arah Yazid dan Khumaira.

"Umiiii" sorak mereka sambil berlari mengampiri ibunya masing-masing.

Kedua anak berusia 5 tahun itu mencium tangan Kelvira dan Inaya secara bergantian.

"Yazid, kamu nggak nakal lagi kan?" Inaya berbicara pada putranya.

"Nggak kok Umi, Ustadzah tadi bilang kalo Yazid nakal Allah bakal marah, jadi Yazid nggak nakal-nakal lagi, Umi"

Hijrah Cinta [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang