Hari minggu memang waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga, biasanya Kelvira selalu mengurung dikamar sendirian dan merutuki Papa dan Ibu nya yang melarang dia untuk hang out bersama teman. Tapi tidak untuk minggu ini dan minggu-minggu selanjutnga, Kelvira justru sangat menikmati kebersamaan bersama keluarganya, olahraga bersama, pergi ke pasar dengan Annisa hingga membantu memasak, benar-benar quality time bagi Kelvira.Dan seperti saat ini, Kelvira dan Ibunya sedang berkutat di dapur sambil canda tawa membahas segala hal, perbedaan usia mereka yang tidak terlalu jauh membuat mereka lebih dekat seperti seorang adik dan kakak. Sedangkan Purna, dia sedari tadi hanya bisa terkekeh memperhatikan kedua perempuan yang dicintainya, kini tidak ada lagi perdebatan antara mereka, rupanya waktu bisa merubah segalanya, waktu pun yang membuat Kelvira mampu menerima sosok Annisa sebagai pengganti Mama nya.
"This is it, kue pertama Kelvira!" seru Kelvira sambil menghidangkan kue. "Papa harus coba, ini enak banget"
"Serius ini buatan Kelvira? Perasaan tadi Papa perhatiin kamu cuma ngeliatin doang"
"Iya, Mas. Ini buatan Kelvira kok, coba deh" Annisa mencoba meyakinkan Purna sambil menyuapi kuenya.
Melihat pemandangan suap-suapan itu, Kelvira menjadi terenyuh apalagi senyuman Papanya yang menunjukan bahwa Papa sedang benar-benar bahagia.
"Yaaah, Kelvira dicuekin" Kelvira sok merajuk.
"Ya sudah, sini Kel jangan cemberut gitu, dong" Purna berusaha membujuk.
Kelvira langsung mendekat pada Purna, dia langsung merbahkan kepalanya paha sang Papa. Sewaktu masih kecil Kelvira paling suka tidur dengan posisi seperti ini, sudah belasan tahun Kelvira tidak bermanjaan seperti ini dengan Papa, dia begitu merindukannya. Purna menatap putrinya dengan tatapan sayang, sedangkan Annisa yang duduk di samping Purna hanya membelai lembut puncak kepala Kelvira.
"Gimana sekolahmu, Kel?"
"Hmm, Kelvira serasa jadi murid baru di sekolah, Pa" Kelvira langsung menekuk wajahnya saat dia mengingat ketiga sahabatnya yang sudah menjauhinya. "Semenjak Kelvira berubah seperti ini, nggak ada lagi yang mau jadi temen Kelvira, kecuali Inaya. Selain Kelvira satu-satunya yang pake jilbab di kelas cuma dia, jadi cuma dia yang mau jadi temen Kelvira"
"Pasti dia gadis yang baik ya, Kel?" Annisa ikut bersuara.
"Iya, Bu. Kalo liat dia aku serasa liat Ibu, dia itu ramah, cerdas, cantik, pokoknya muslimah idaman banget"
"Siapa tadi nama nya?"
"Namanya Inaya, Bu. Inaya Azmi Athifa"
"Namanya cantik, lain kali ajak Inaya ke rumah, ya. Ibu pengen ketemu sama dia"
"Siap, pasti" sahut Kelvira sambil mengangguk semangat.
Annisa kembali mengusap kepala Kelvira. "Nah, jadi kamu jangan bersedih lagi karna sahabat kamu menjauh, sebenarnya kamu bukan kehilangan sahabat. Tapi, Allah mengganti kualitas sahabat kamu dengan yang sebaik-baiknya. Baik imannya, baik akhlaknya juga baik tutur katanya"
"Iya, Bu. Aku selalu percaya Allah akan hadirkan sahabat-sahabat yang baik agar aku bisa terus bertahan di jalanNya, dengan saling berbagi ilmu juga saling menguatkan"
Purna menatap bangga pada putrinya, dia masih tidak menyangka putrinya yang arogan menjadi sosok yang bijak dalam menghadapi masalah.
"Kel, Papa pernah membaca sebuah hadis yang mengumpamaan teman yang baik dan buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu mingak wangi atau kamu bisa membeli minyak wangi darinya dan kalaupun tidak, kamu akan tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak kamu akan tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap" Purna menjelaskan panjang lebar karna tidak ingin anaknya kembali terjerumus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta [Completed]
SpiritualKelvira Anjani Pradipta gadis yang terkenal arogan, kasar dan independen, tumbuh dalam keluarga yang tidak sempurna. Perceraian orangtuanya membuat hidup remaja 17 tahun ini bebas tanpa kendali. Hingga suatu ketika kejadian besar menimpanya, membuat...