Part 3

314 24 4
                                    

Sekuel ke 3 dari Devil Mask, Happy reading.....

Part 3

Gadis ini memang berbakat, baru sebulan tapi aku sudah mendapatkan beberapa pekerjaan untuknya. Dia lulus beberapa audisi iklan dengan mulus, untuk seseorang yang tidak berminat dan tidak pernah menggeluti dunia akting, gadis ini sangat hebat.

Bahkan kemunculannya di drama yang hanya jadi pemeran tamu pun, bisa menyedot perhatian orang-orang. Sekarang dia bahkan sudah banyak penggemar, tapi gadis kecil ini tetap saja tidak ramah, dia menatap siapa saja dengan kemarahan, apalagi seseorang yang dia tidak kenal.

Gadis itu seperti bom yang kapan pun bisa meledak, aura yang dia luncurkan sama seperti saat aku pertama kali bertemu Cherisa. Hanya saja dia tidak terlalu kasar seperti Cherisa, untuk orang-orang yang dia kenal, dia bisa bersikap ramah dan sopan, meski aku tidak termasuk salah satu orang yang dia perlakukan ramah, padahal dia mengenalku.

**RSr*****

Tanpa terasa waktu terus berlalu, saat ini aku dan Alex sedang mengurus keberangkatan kami ke Praha, syuting film akan segera dimulai. Harusnya ini dilakukan oleh Bima dan stafnya, tapi Bima tidak bisa ikut dengan kami saat ini, dengan alasan ada yang harus dia urus terlebih dahulu. Bima sungguh sangat tidak sopan, dia mengalihkan semua tanggung jawabnya padaku. Di bandara aku sedikit kewalahan mengurus peralatan yang akan kami bawa.

Setelah semuanya selesai, Alex kemudian mengurus tiket kami, beruntung Raiyan membawa Alex. Jika tidak, aku akan sangat kewalahan. Selang berapa menit Alex kembali, dia memberikan tiket kami masing-masing.

Aku, Raiyan, Cherisa, Frans, Kirana dan Aira kebagian di bisnis Class. Entah bagaimana Alex mengurus tiket ini, Kami duduk secara berpasangan. Raiyan tentu saja bersama Cherisa, Frans dengan Kirana dan aku dengan Aira.

"Harusnya aku duduk di sebelah mu, bos!" Kirana mengelayut manja di lenganku.

"Haruskah kita bertukar tempat ?" aku mulai terbiasa dengan sikap menggoda Kirana, mencoba menghindar pun tidak akan pernah bisa.

"Aku mau .... Tapi kasihan juga gadis kecil di sana ... bukankah dia pertama kali naik pesawat?" Kirana menunjuk Aira dengan bibirnya.

"Frans pasti akan mengurusnya dengan baik," kataku mencibir Frans. Dia ahli dalam hal mengurus seorang wanita.

"Yaa, tentu saja ... tapi gadis itu terlalu kecil, sangat berbahaya jika dia terkena virus PHP seorang Dr. Frans." Kirana menatap tajam Frans. Entah apa yang terjadi antara mereka, tapi aku bisa merasakan hawa permusuhan dari Kirana.

Raiyan yang mengandeng Cherisa terlihat mendekati kami, kami memang sedang menunggu kedatangan mereka. Bersamaan dengan kedatangan mereka informasi dari pilot terdengar. Kami bergegas melangkah, Frans melangkah mendahului kami bersama para staf dan crew.

"Sampai ketemu di Praha, Radit...!" sebelum melangkah Kirana sempat mencium pipi kiriku. Aku hanya diam dan mengangguk.

Aku melirik gadis ke sebelahku yang hanya diam dan menunduk, tidak seperti biasanya. Biasanya dia akan sangat percaya diri, tapi sejak kehadiran Raiyan dan Cherisa, dia jadi pendiam dan sering menundukan kepalanya. Aku bisa melihat sekali-kali dia akan mencuri lihat pasangan itu dengan pipi yang merona merah. Aku sedikit bingung dengan sikapnya, tapi Aku memilih diam.

Setelah sampai di dalam pesawat, aku menatapnya yang seperti orang kebingungan.

"Mana tasmu?" dia manatapku bingung, aku mengambil tas di tangannya dan meletakkannya di cabin.

"Duduklah...!" Aku mepersilahkan dia duduk terlebih dahulu.

Kami mendapat kursi dekat jendela kiri, Frans, Kirana di tengah dan Raiyan dan Cherisa di jendela kanan.

My Grumpy Girl(Catatan Hati Radit Sang CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang