Part 6

219 24 4
                                    

Sekuel ke 3 dari Devil Mask, Happy Reading.....

Part 6

Gadis dihadapan ku menatap berkas di tangannya lekat, dia membaca setiap detail kata-kata yang tertulis disana,

"Apa sih yang kau baca???, cepat tanda tangan..." wanita tambun bergincu merah itu menarik tangannya, gadis di depan ku ini cuma meringis. Wanita tambun itu tersenyum pada ku dan kemudian melototi gadis di depan ku ini.

"Kau jangan macam-macam yah... Ingat nasib Ranti di rumah.. Kalau aku tidak bisa menjual kau, aku akan menjual Ranti...," dia berbisik dan bergumam, dia mengira aku tidak mendengarnya.

Ternyata wanita tambun yang seperti monster laut ini, tidak sadar diri kalau dia punya suara bass khas laki-laki, meski berbisik tetap saja terdengar. Aku mendelik dan sebisa mungkin menahan diri ku.

Gadis di hadapan ku hanya mendengus kesal, dia menandatangani kontraknya. Aku tersenyum, tapi dia melihat ku datar.

"Mulai sekarang kita akan bekerjasama.," aku mengulurkan tangan ku. Malas dia menyambut uluran tangan ku,

"Terima kasih nak Radit.. Mulai besok saya akan mendadaninya seperti ini lagi.," wanita tambun ini mengedipkan matanya genit pada ku, aku bergidik ngeri. Wanita ini salah paham, dia kira sedari tadi Aku menatap gadis kecil ini karena aku tergoda dengan dandannya.

Kalau boleh jujur tentu saja aku tergoda, gadis kecil ini punya tubuh yang bagus, sekarang tubuh bagusnya hanya dibalut rok mini ketat dan kaos ketat tanpa lengan. Terlihat jelas dia tidak nyaman dengan pakaiannya.

"Jangan tante... Kita punya Stylis kok. .. Biar mereka yang nanti mendadaninya.," kata ku. Tidak bisa ku bayangkan mata-mata melotot para laki-laki di luar sana jika melihatnya berpakaian seperti ini, bahkan aku bergidik ngeri membayangkan para produser atau pengusaha yang lebih-dari-sedikit adalah bandot tua akan melihatnya sambil meneteskan air liar.

"Kalau tidak ada lagi saya permisi, Pak.," katanya akan meninggalkan ruangan ku.

"Panggil mas Radit saja.," kata ku, seseorang lelaki di sudut ruangan mengangkat alisnya saat mendengar kalimat ku.

"Saya permisi om.," dia menunjukan wajah cuek dan datarnya, lalu pergi yang diikuti tante monsternya tentu saja dengan omelannya.

Aku membereskan berkas kontrak itu, lelaki di sudut ruangan ku itu masih melihat ku penuh selidik, Aku bisa merasakan tatapannya.

Raiyan menatap ku lekat. Raiyan memang sedang ada di kantor ku membicarakan investasinya untuk film terbaru Bima. Sampai gadis itu datang dan menginterupsi pembicaraan kami.

"Apa..???" tanya ku sedikit jengah ditatap oleh Raiyan dengan penuh selidik.

"Tidak ada.. Hanya saja gue tidak menyangka ternyata dulu loe benar-benar menyukai Cherisa?!!" Katanya menyunggingkan senyuman miringnya.

"Tentu saja.. Loe kira dulu gue bercanda...??!!" aku menatapnya sebel.

Jujur aku memang benar-benar mencintai Cherisa saat itu, mungkin orang-orang tidak melihatnya, mereka hanya berfikir aku hanya sekedar menyukainya seperti rasa suka ku pada Dira dulu. Tapi mereka salah, aku bahkan melewati saat saat yang sulit tanpa mereka tahu, patah hati.

Hari itu aku patah hati, tepatnya dua kali patah hati. Pertama saat di bandara mengantar Cherisa, aku patah hati dia meninggalkan ku dan lebih memilih Frans menemaninya.

Dan yang kedua, saat konferensi pers Raiyan. Hari itu saat aku memandangi kepergiannya dari jendela, sepupu kurang ajar itu yang biasanya bertanduk tapi saat itu dia mengeluarkan sayap besar dipunggungnya, makin lama makin besar, akhirnya aku tahu sayap itu sebesar rasa cintanya pada Cherisa, dan aku kalah sebelum berperang.

My Grumpy Girl(Catatan Hati Radit Sang CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang