Part 13

145 18 4
                                    

Sekuel ke 3 dari Devil Mask, Happy reading....

Part 13

Aira sedang menatap jalanan di balik kaca mobilnya, Biya duduk di sampingnya. Dia menatap ke dapan kemudian ke belakang secara bergantian, Biya memajukan bibirnya. Mobil ini harusnya menyenangkan karena banyak laki-laki tampan di dalamnya, tapi mereka seperti robot, menyeramkan.

Dan gadis di sampingnya justru malah diam seribu bahasa. Sudah beberapa hari ini, dia diliputi keheningan, gadis yang pada dasarnya tidak banyak berbicara ini justru malah makin senyap.

Aira memang menatap jalanan, tapi pikirannya mengembara ke mana-mana.

"Hai Sayang ... masih ingat aku bukan ...?" sebuah video membuatnya mematung pagi itu. Video yang dikirimkan ke akun pribadinya, akun yang bahkan Radit tidak tahu, tapi laki-laki itu berhasil mengetahuinya, entah dari mana dia dapatkan??

"Sayang ... kau tahu ..., kau makin cantik. Aku sangat merindukan mu ... tidakkah kau merindukan aku ...??" laki-laki itu tersenyum menjijikan di depan kamera, Aira merinding jijik.

"Aaahh ... kau pasti belum melihat hadiahku beberapa hari yang lalu ... Apa kau menghapusnya sayang?" dia tersenyum miring.

"Maafkan aku ... aku yang salah ... harusnya aku berikan langsung padamu." Ferdy terlihat sedih, Aira bukannya iba, dia merinding takut, pasalnya Ferdy tiba-tiba tersenyum.

Ting... tong...ting tong.... Aira kaget, dia menatap pintu kesal.

"Paketmu sudah datang sayang," Ferdy tersenyum lagi, Aira membulatkan matanya,

Ting... tong... ting.. tong... Dia menatap lekat ke arah pintu, jantungnya berdebar. Apakah laki-laki itu berdiri di depan pintunya?

"Bukalah sayang ..., jangan biarkan dia menunggu." Ferdy tersenyum miring.

Ting.. tong... ting tong... Aira mengigit bibirnya, sepertinya seseorang di depan pintu itu sudah tidak sabaran. Sebelum dia buka, bel itu akan terus berbunyi, dengan napas yang memburu, Aira bangkit. Dia mencari sesuatu di gudang, sedikit lega, dia menemukan tongkat besi.

Dengan membawa tongkat besi, Aira melangkah ke pintu, dia mengintip dari lubang kunci. Seorang laki-laki dengan mengunakan topi, dia menunduk menatap sepatunya, ada sebuah bingkisan di tangannya.

Ting tong... ting tong...

Aira menelan ludahnya, berlahan dia membuka pintu, dia mencengram erat tongkat besi itu. Berlahan pintu terbuka, Aira melihat laki-laki yang berada di depan pintu, laki-laki itu masih menunduk. Aira menelan ludahnya lagi, napasnya tercekat. Dia menaikkan tongkat ke atas pundaknya, agar mudah dia ayunkan.

Aira menatap laki-laki di depan pintu yang makin jelas terlihat seiring makin lebarnya pintu terbuka. Aira makin gugup, dia sudah siap sedia mengayunkan tongkatnya.

"Mbak, ada paket ...!" Pria itu mengangkat wajahnya, dia tersenyum menatap Aira. Aira bernapas lega, dia menyembunyikan tongkat besinya. Harusnya dia sadar, di depan apartemnenya ini sedang berdiri 2 orang pengawal. Tapi siapa yang bisa menjamin Ferdy tidak akan mencari akal untuk menerobos masuk, pria itu bukan manusia normal.

Aira menandatangi kertas yang disodorkan oleh kurir itu, dia mengambil paket itu dan menutup pintu. Aira melangkah dan duduk kembali di meja yang terletak di kamarnya, ternyata Ferdy masih ada di layar Leptopnya.

Dia tersenyum sambil mengelus dagunya.

Tringg ... Sebuah pesan WA mengagetkan Aira.

*****Apa kau kecewa sayang? ang datang itu bukan aku.,***** Aira menatap geram, dari mana Ferdy tahu nomor pribadinya? Tadi akun, sekarang bahkan nomor HP ?

My Grumpy Girl(Catatan Hati Radit Sang CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang