Part 17

144 15 11
                                    

Sekuel ke 3 Devil Mask, Happy Reading...

Part 17

Raiyan melangkah gontai menuju lift. Dia memasuki lift dan menekan tombol, setelah lift tertutup dia melangkah ke sudut dan menunduk dalam. Banyak hal yang dia pikirkan dan dia takutkan. Raiyan sungguh sangat cemas dan tidak siap menerima pertengkarannya dengan Cherisa.

Mereka hampir tidak pernah bertengkar sejak menikah, walaupun perdebatan kecil kadang terjadi tapi tidak pernah sehebat ini. Raiyan bingung menghadapi situasi seperti ini.

Dia tidak terbiasa hidup jauh apalagi tanpa Cherisa. Seminggu ini dia masih bisa menahannya karena dia tidak benar-benar jauh dari Cherisa, dia bisa mengawasi Cherisa dari apartemennya, dan juga dari laporan Tika setiap dua jam sekali.

HAhh... Entah sudah yang keberapa kali Raiyan menghela napasnya.

Ting... Pintu lift terbuka. Raiyan mengangkat kepalanya dia keluar dari lift.

Baru melangkah dia melihat Cherisa sedang berjalan menuju lift, dia berjalan sambil mengelus perutnya yang sudah membesar karena memasuki usia 5 bulan. Raiyan menghentikan langkahnya, Cherisa tidak melihatnya. Raiyan menatapnya lekat, dia merindukannya. Cherisa terlihat sedikit pucat, Dia melangkah makin dekat ke arah Raiyan. Sedikit lagi mereka akan berpas-pasan.

Satu langkah lagi, Raiyan menahan napas, menantinya. Tapi tiba-tiba Cherisa berhenti saat dia menyadari keberadaan Raiyan, dengan cepat dia berbalik dan akan menghindari Raiyan. Kali ini Raiyan tidak lagi bisa membiarkan dia pergi. Raiyan menangkap tangannya dan memeluknya erat. Bisa Raiyan rasakan Cherisa meronta minta dia lepaskan, tapi Raiyan sangat merindukannnya, dia tidak ingin melepaskannya lagi.

"Lepaskan...!" Cherisa meronta dan memukul dada Raiyan. Tapi Raiyan tidak melepaskan pelukanya.

"Tidak akan... Jangan marah lagi, Cherry.... Aku bisa gila jika kamu lebih lama lagi meninggalkanku dan mogok bicara denganku ..." Raiyan memeluk Cherisa makin erat. Cherisa berhenti berontak. Tapi Raiyan bisa merasakan sekarang Cherisa sedang menangis.

"Maafkan aku... Maafkan aku sayang... Jangan menangis lagi, Aku sangat mencintaimu... Jangan tinggalkan aku lagi!" Raiyan makin memeluk Cherisa dan mencium puncak kepalanya, Cherisa melingkarkan tangannya ke punggung Raiyan.

"Aku merindukanmu ..." Cherisa berkata lirih.

"Aku lebih merindukanmu lagi.... Aku tersiksa.. Aku tidak bisa makan dan juga tidur..," Raiyan berkata lirih dan lemah.

Cherisa melepaskan pelukannya dan mengambil jarak dari Raiyan yang masih saja memeluknya. Dengan tidak rela Raiyan melonggarkan pelukannya. Cherisa mengelus pipi Raiyan dengan kedua tangannya, dia bisa merasakan rambut halus yang mulai tumbuh, mata Raiyan yang lelah, tubuhnya sedikit lebih kurus dari saat terakhir dia melihatnya. Dia bisa menyadari bahwa sejak mereka berpisah Raiyan juga tersiksa.

"Jangan buat aku menangis lagi..." Cherisa menatap Raiyan lekat.

"Tidak akan ... Aku janji aku tidak akan ikut campur lagi soal Aira, bahkan jika kamu meminta untuk menjauhinya ... Aku akan melakukannya." Raiyan menatap manik mata Cherisa, dia memohon kesempatan keduanya. Lama mereka hanya saling pandang, Cherisa tidak mengeluarkan suara.

"Apa aku dimaafkan, sayang...?" tanya Raiyan.

Cherisa hanya menatap Raiyan, menjawab dengan mengangguk. Tanpa tunggu lagi, Raiyan langsung memeluk Cherisa kuat dan intens. Dia bahkan menciumi wajah Cherisa.

Kruuuukkk,.. Kruuukk.... Perut Cherisa dan juga Raiyan berbunyi, tidak bisa diajak romantis.

"Kalian lapar ?" Tanya Raiyan, reflek Cherisa mengangguk.

My Grumpy Girl(Catatan Hati Radit Sang CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang