Part 8

179 19 5
                                    

Sekuel ke 3 Devil Mask, Happy reading..

Part 8

Biya, sang assisten membuka pintu, keningnya berkerut. Dia menemukan sebuah kotak di depan pintu.

"Apa ini??," Biya mengerutkan keningnya. Aira mengangkat wajahnya, dia melotot melihat Biya akan membuka kotak itu.

"Jangan buka.," teriaknya. Terlambat, Biya sudah membukanya. Matanya melotot hebat,

"Khyaaaaa..," teriakan Biya memenuhi apartemen. Aira menutup kupingnya.

Tikus mati yang berlumuran darah tergeletak di depan pintu. Biya menatap jijik, sedangkan Aira hanya diam tanpa ekspresi. Jujur saja ini bukan pemandangan baru untuknya, Aira seperti sudah terbiasa. Sudah hampir 2 Minggu ini kotak-kotak itu di kirimkan untuknya, belum lagi surat-surat menjijikkan dan teror mengerikan.

"Ada apa?," seorang laki-laki tampan berdiri di depan pintu apartemen, dia melihat kotak itu kemudian memungutnya. Dia menatap Aira tajam, Aira membuang mukanya. Dia tahu laki-laki di hadapannya ini berusaha menyelidikinya.

"Apa kau sering mendapat kiriman ini?" tanyanya. Perasaan Aira benar, laki-laki ini akan tahu bahkan hanya dengan melihat ekspresi wajahnya.

"Ya.," Aira berkata lirih, Biya melotot padanya.

"Kapan dan dimana??," teriak laki-laki 3/4 matang itu histeris.

"Setiap pagi aku selalu menyuruh mu membuang sampah.," Aira berkata datar.

"Dan itu bangkai tikus?" Biya berteriak makin histeris. Aira hanya mengangkat bahunya. Terkadang gadis kecil ini begitu pintar menutupi ekspresinya.

"Berikan HP-mu?" laki-laki itu menatapnya tajam. Aira mengeleng, tapi laki-laki itu bahkan sudah mengulurkan telapak tangannya. Aira mengigit bibirnya kesal. Dia pun memberikan HPnya.

"Sudah berapa lama kau menerima bingkisan itu?" tanyanya

"Dua Minggu.," Aira menjawab singkat

" Semuanya kau buang?" tanyanya lagi, dia mendelik kesal laki-laki di hadapannya,

"Apa aku harus menyimpannya di kulkas?" Aira mendengus kesal, Biya bergidik jijik.

"Tapi aku sudah mengambil semua gambarnya.," kata Aira memalingkan mata, tidak menatap laki-laki di depannya.

"Gadis pintar.," senyum miring terukir di bibir laki-laki itu, Aira menunduk malu. Dia benci ini, kenapa semua yang berhubungan dengan Raiyan bisa membuatnya tersipu malu. Bahkan laki--laki ini bukan Raiyan, tapi sekretarisnya.

Benar, dia adalah Alex, Radit menugaskannya untuk menjaga Aira selama dia pergi. Kebetulan hari ini dia mengantikan Radit untuk mengantar Aira bertemu klien.

"Baiklah ..., Aku sudah menemukan pesan-pesan mencurigakan di akun media sosial mu. Sekarang kita akan melaporkannya ke Polisi?" Alex berkata datar.

"Lapor polisi?," Aira sedikit kaget dan takut.

"Apa kau mencurigai seseorang?," Alex menatapnya penuh selidik. Alex adalah tipe laki-laki yang paling dihindari oleh Aira, dia terlalu pintar, Aira bahkan tidak bisa menyembunyikan apapun darinya. Rasanya Radit yang menyebalkan jauh lebih baik dari Alex yang seperti pendetektor kebohongan ini.

"Ayooo..," katanya dan Aira serta Biya pun menurut Alex, mereka mengikuti langkah Alex. Tapi mereka sedikit heran, ternyata Alex tidak membawa mereka keluar apartemen tapi ke sebuah ruangan, ruang sekuriti apartemen.

"Perlihatkan pada saya rekaman CCTV tadi pagi," katanya, sebelum para sekuriti membantah, Alex menunjukan name-tagnya. Mereka langsung diam dan menuruti Alex.

My Grumpy Girl(Catatan Hati Radit Sang CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang