Part 14

125 14 1
                                    

Sekuel ke 3 Devil Mask, Happy Reading....

Part 14

"APAAAA ... AAIRA MENGHILANG ...!" jantungku seakan melompat ke tumitku.

Tanpa mendengar Biya lagi, aku mematikan HPku dan menyambar jaket. Aku keluar dengan langkah memburu. Tidak kuhiraukan beberapa Staf dan Artis menyapaku, aku berlalu ke parkiran mencari mobilku. Setelah ketemu, aku menghidupkannya.

Aku memacu mobilku di jalanan, tidak peduli klekson dan makian dari beberapa kendaraan karena terkejut saat aku lewati, aku tidak peduli lagi keadaan sekelilingku. Tujuanku hanya satu, menemukan Aira.

Seperti orang kesetanan, aku berlari ke apartemen Raiyan, Biya sempat mengatakan kalau Aira menanyakan alamat apartemen Raiyan. Aku menekan tombol lift berulang-ulang, tapi pintu lift tidak kunjung terbuka. Aku tidak sabaran, aku memasuki tangga darurat dan mulai mendakinya.

10 lantai, tentu saja tidak mudah. Aku menaiki dua anak tangga tiap langkah ku, tentu saja setengah berlari.

Tiba di lantai 10, aku berlari kencang ke apartemen Raiyan, tidak peduli peluh yang sudah membanjiri tubuhku. Seperti orang kesetanan aku menekan bel berulang kali, tapi Raiyan tidak menjawab, beberapa orang yang lewat, melihatku aneh.

"Kemana sih Raiyan?" aku mengutuk Raiyan dalam hati.

"Mas Radit sedang apa di sini?" tanya sebuah suara, Aku menoleh.

"Aku mencari Raiyan ..:" kataku, Tika mengernyitkan dahi

"Mas Raiyan kan jam segini ada di kantor," dan sekarang aku mengutuk kebodohanku, bukankah sebelum bicara dengan Biya tadi aku bicara dengan Raiyan.

"Cherisa ...?" tanyaku,

"Sedang tidur ... Aku turun ingin membelikan sesuatu di supermarket," Tika menatapku heran, dia pasti melihat penampilanku yang super kacau.

"Apa mas mau bertemu Cherry?" tanyanya, aku mengeleng. Tika berjalan meninggalkanku, aku mengikutinya.

Tika bahkan tidak bertanya apapun di dalam Lift, dia hanya menatapku bingung.

"Maaf Tika ... aku ingin mengantarmu ..., tapi aku ada keperluan penting." aku menatapnya, dia mengangguk maklum, Tika selalu penuh pengertian.

"Aku pergi dulu!" aku berlari meninggalkannya.

"Hati-hati mas," dia berteriak, aku melambaikan tangan sambil berlari.

Aku membelah jalanan lagi, kali ini aku bingung mencarinya kemana? Di rumahnya Aira tidak ada, apartemennya juga tidak ada. Aku menyetir dengan cemas.

Tringg ... aku mengambil Hp di saku celanaku. Biya mengirimkan pesan.

****Aira ada di kantor...****

Aku menunduk dan menghirup udara sebanyaknya, beberapa saat tadi aku mungkin lupa bernapas, sekarang aku bernapas lega. Aku memutar arah dan kembali ke kantor.

Tiba di kantor aku mencarinya, ternyata dia sedang ada di ruang Cherisa, dia menatap foto Cherisa dan Raiyan di dinding.

"Dari mana saja kau?" aku membentaknya, Aira membalikkan badannya terkejut.

"Aku dari apartemen Kak Raiyan ... tapi sampai sana, aku lupa bertanya di lantai berapa apartemennya." dia berkata lirih

"Untuk apa kau ke sana?" aku meninggikan suaraku, kekhawatiranku meledak, membayangkan dia berkeliaran sendiri tanpa pengawalan, bagaimana kalau Ferdy menemukannya?.

"Aku hanya ingin tahu kabar Kak Raiyan dan Juga kak Cherisa," dia berkata makin lirih, tidak biasanya dia tidak membalas bentakanku dengan kemarahannya.

My Grumpy Girl(Catatan Hati Radit Sang CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang