Part 1

802 39 25
                                    

Sekuel ke 3 dari Devil Mask.... untuk menghindari terjadi kebingungan reader terlebih dahulu baca DEVIL MASK...

MY Grumpy Girl

( Catatan Hati Radit Sang CEO )

Part 1

Kali ini aku, Raiyan, Frans dan Bima sedang duduk dan ngopi sore di Cafe Frans. Kami memilih kursi di pojokan teras, semilir angin menerpa wajahku dingin. Hujan memang baru saja berhenti.

"Cherisa mana, Rai...?" tanyaku. Karena yah, biasanya Raiyan selalu membawa Cherisa kemanapun dia pergi. Hampir tidak pernah Raiyan membiarkannya sendiri.

"Sedang pergi dengan tante Wilya dan Melly," katanya datar.

"Kapan mereka sampai?" tanyaku kaget.

"Tadi pagi," jawab Raiyan singkat. Aku hanya mengangguk saja, aku tahu tante Wilya memang berkata padaku akan mengajak Melly berlibur ke Jakarta.

Raiyan masih asik dengan iPad-nya, dia memang sangat sibuk. Ruchman group perusahaan yang besar, tidak hanya di bidang elektronik, properti, tapi juga otomotif bahkan sekarang merambah ke bidang investasi dan perbankan. Kecerdasan Raiyan memang tidak diragukan lagi, hanya butuh waktu setahun Raiyan sudah bisa membuat Ruchman group berkembang pesat.

"Bagaiman dengan Ange school, Frans ??" tanya Raiyan memecahkan lamunan Frans. Frans memang sedang suka melamun, atau tepatnya suka mengobservasi orang lain, dia pasti sedang menganalisis dua orang muda-mudi di sudut sana.

"Sejauh ini ... baik." kata Frans singkat. Frans dan Cherisa memang mendirikan sekolah gratis untuk anak-anak kurang mampu, yang setahun ini sudah menyebar ke beberapa pelosok. Sekolah itu didanai olah yayasan Ruchman group.

"Gue boleh tanya sesuatu Rai...?" aku menatap Raiyan serius. Bima yang sedari tadi membaca sebuah skenario sambil mengigit cerutunya pun menatapku.

Bima memang sedang berusaha untuk berhenti merokok, demi menekan hasratnya merokok, dia pun hanya bisa menggigit cerutu tanpa menyalakannya. Sedangkan Raiyan sudah berhenti merokok, karena itulah dengan terpaksa Bima juga berhenti, Raiyan akan mengamuk jika Bima merokok saat mereka sedang bersama Cherisa.

Raiyan mengangkat wajahnya dari iPad dan menatapku, dan itu berarti dia menunggu pertanyaanku.

"Loe dan Cherisa kan sudah lama nikah, hampir 1 tahun setengah," kata ku, Raiyan mengangkat alisnya.

"Kalian tidak berencana punya anak?" dan akhirnya aku bertanya juga. Karena sebenarnya aku memang penasaran, kenapa mereka belum punya momongan.

"Seperti biasa loe selalu kepo," Frans menatapku sambil tersenyum usil.

"Terlalu banyak hormon ibu-ibu.. Jadi suka mengurusi hidup orang lain..." Bima menyambar dengan sadis, aku pun balik menyambitnya dengan skenario yang dia letakkan. Dia melotot kesal, aku tidak peduli.

" Kenapa loe mau tahu?" Raiyan menatap ku tajam.

"Apa salahnya..? Di internet banyak orang bertanya tetang itu.... Anggap saja, gue sedang mewakili mereka..." kataku penasaran.

"Kenapa loe harus mewakili mereka? Apa hak mereka sampai mau tahu ?" Raiyan menatapku dingin, aku mendengus keki. Sepupu ku ini memang sangat pintar membuatku kesal setengah waras.

"Tidak bisakah loe cukup menjawab pertanyaan gue, Rai...?" Aku menatapnya kesal.

Frans tersenyum, Bima mencibir ku. Raiyan menghela napasnya dan meletakkan iPad di meja, itu tandanya dia akan menjawab. Bima dan Frans ikut menatap Raiyan. Dasar cecunguk munafik, tadi saja mengejek aku, padahal mereka ingin tahu juga.

My Grumpy Girl(Catatan Hati Radit Sang CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang